Happy Reading 🐹
Langkah seseorang perlahan namun pasti. Kedua tangannya memegang kruk serta menenteng sebuah totebag di lengannya. Ia memasuki sebuah gedung perusahaan yang megah dan luas. Meski berjalan tertatih nan susah payah, namun wajahnya tetap memancarkan kebahagian.
"Nyonya Park, mari kami bantu." Dua orang resepsionis gedung perusahaan berlari kecil sembari mendekati wanita itu.
"Ah, terimakasih. Maaf ya kalau merepotkan kalian." Wanita itu berucap canggung seraya tersenyum.
"Tidak apa-apa Nyonya."
Akhirnya mereka sampai di sebuah lift. Kini wanita itu sendiri yang naik, kedua resepsionis wanita meninggalkannya kembali ke tempat pekerjaan tadi.
Pintu lift terbuka, tepat di gedung nomor 7 dan langsung menampakkan sebuah ruangan kantor mewah dengan nuansa abu-abu.
Wanita itu tersenyum melihat seorang pria yang tengah fokus dengan banyak sekali dokumen di mejanya. Sesekali pria itu berdecak seraya menempelkan ujung pena ke hidung mancungnya.
"Tuan Park, setidaknya istirahat dan makan dulu." Wanita itu berucap seraya menaruh kruknya. Ia perlahan menyandarkan tubuh di sofa. Pria yang sedari tadi berkutat dengan pekerjaannya langsung melebarkan mata. Seketika rasa kesalnya hilang melihat sosok cantik yang tersenyum tulus.
"Nunaaaa!" Seketika pria itu kehilangan wibawanya sebagai CEO. Wajah sangarnya yang serius berubah menjadi pria imut.
Park Jisung kembali menjadi bayi besar di hadapan Kim Rara. "Kok Nuna gak kabarin Jisung kalau mau kesini? Nuna jalan sendiri kesini juga?" Jisung mencebikkan bibirnya. Raut wajahnya juga tampak bersalah.
Jemari Rara langsung membenarkan posisi dasi Jisung yang sudah miring dan kusut. "Gak surprise kalau nuna dateng kesini ngabarin. Sekalian lihat apa kamu kayak di film-film itu, selingkuh di kantor."
Bibir Jisung jelas mencebik dikatai selingkuh. Pemuda itu bahkan tidak memikirkan sedikitpun wanita lain kecuali yang ada di hadapannya ini.
"Mana mungkin selingkuh, orang Jisung udah punya wanita ini." Tangannya langsung memeluk Rara dengan erat.
Setelah pelukan berlangsung cukup lama. Rara melonggarkan kungkungan Jisung. Ia beralih meraih totebag di sebelah sisi sofa yang ia tempati.
"Iya, nuna percaya kok kalau kamu gak akan selingkuh. Sekarang makan dulu ya!" titah Rara, mulai membukakan kotak-kotak makan yang ia bawakan. Jisung tersenyum, seperti biasa tak jemu memandang pergerakan Rara apapun itu.
"Kamu lagi banyak kerjaan ya?" tanya Rara. Kotak makan ia tata di atas meja. Setelah itu ia mengambil sendok.
"Hmmm, tadi ada meeting pagi dan banyak pembahasan. Habis itu Taeyong hyung ngasih banyak dokumen buat di tanda tanganin. Habis itu Jisung pulang. Nuna tungguin Jisung ya, kita pulang bareng."
"Oke, nuna tungguin. Aaa dulu dong!" Sendok berisi makanan tersodor ke depan mulut Jisung. Dengan senang hati ia menerima suapan demi suapan.
Pipi Jisung menggembung, ia tersenyum sambil mengunyah masakan yang selalu ia suka dari dulu. Apapun yang Rara masak, Jisung selalu suka. Apalagi wanita itu pandai masak. Dulu waktu awal-awal mereka pdkt, Jisung selalu minta dibuatkan bungeoppang.
"Gimana rasanya?" tanya Rara, mulutnya terkekeh gemas melihat Jisung mengunyah dengan lahap. Sedang tangan kirinya yang bebas sendok mengelus pelan surai rambut Jisung.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️
Fiksi Penggemar"I love you, Park Jisung." Mature area 21+ ©zdr_1000le