chapter 3

115 40 53
                                    

Gilang menatap takjub Gavin setelah mendengarkan penjelasannya, tidak habis pikir. Sedangkan itu Rebecca di buat diam tak berkutik mendengar alasan Gavin .

"Woww," ucap Rebecca dalam hati

"Bisakah anda  menghukum saya setelah saya menyelesaikan tugas saya? "Lucu memang seorang tawanan meminta untuk menunda hukumannya. Tetapi Gavin memiliki misi yang harus ia selesaikan.

"Tugas? Tugas apa. "

"Saya sedang menyelidiki kasus penculikan anak dan perempuan yang sekarang sedang merajalela. "

"Saya sudah mendapatkan informasi. Kasus penculikan tersebut dilakukan oleh sebuah organisasi. "

"Organisasi, organisasi apa? " tanya Gilang dengan penasaran

"Vernon."

Gavin menjelaskan informasi yang ia dapat tentang Vernon dengan rinci kepada Gilang dan Rebecca . Tidak satu hal pun ia lewat kan .

Rebecca menatap Gavin tidak percaya bagaimana dia bisa mendapatkan informasi secepat itu. Rebecca memang mendaptkan misi untuk menyelidiki kasus ini. Tapi dia baru mendapatkan sedikit informasi tentang Vernon.

"Baiklah. Kalo begitu ,begini saja. Saya akan memberikan misi kepada mu untuk memberantas organisasi Vernon. Jika kamu berhasil saya akan bernegosiasi dengan hakim dan petinggi untuk meringankan hukuman mu, "final Gilang pada akhirnya. Dia percaya pada Gavin tidak peduli apa resikonya.

"Saya yang akan bertanggung jawab atas kamu, walau begitu akan ada seseorang yang mengawasi dan membantu dirimu dalam melaksanakan misi ini. "Gilang menoleh kepada Rebecca

"Apa? " tanya Rebecca ,sebernarnya dia sudah tau apa yang akan di ucapkan Gilang padanya.

"Saya memberikan misi juga pada kamu Rebecca, untuk membantu sekaligus mengawasi Gavin dalam memberantas oraganisasi Vernon, "perintah Gilang pada Rebecca

" Baiklah, "jawab Rebecca tanpa menolak

" Dia yang akan membantu saya? "Tanya Gavin .Sebenernya, siapa perempuan di depannya ini dan apa statusnya.

"Benar juga saya belum memberi tahumu,dia Rebecca Fiorella Sweeney seorang agen rahasia milik negara ."Gavin memandang Rebecca sekilas, pantas saja .

"Kalo begitu sekarang kamu bisa kembali, Rebecca tinggalah bersama Gavin , saya akan membahas ini dengan para petinggi, " ujar Gilang , kemudian Gilang menghampiri Gavin dan melepaskan borgol dari tangannya.

**************

Gavin masuk ke dalam mansion bernuansa dark dengan Rebecca yang mengekor di belakangnya, kaki jenjang nya terus berjalan menuju salah satu ruangan .

Gavin menatap datar Harry yang fokus pada komputer dengan botol wine kosong berserakan disekitarnya, Bryan yang tengah menyesap vape dan tangannya memainkan belati dengan lihai.

Tatapan tajam bak elang ia layangkan ke arah Kavian saat melihat Kavian dengan santainya meminum wine dengan Elenna tertidur dipangkuan nya . Kavian mengangkat sebelah alisnnya dengan acuh.

"Gw kira lo masuk penjara, "  ujar Kavian di balas dengan tatapan malas .

Gavin berjalan menuju sofa dan duduk di dekat Kavian, mengelus kepala sang adik yang tertidur di pangkuan Kavian. Dia tidak suka melihat pemandangan ini. Tidak ingin membangunkan adiknya, Gavin memilih diam membiarkan kavian memangku sang adik.

Rebecca hanya diam tidak berniat untuk masuk dalam obrolan. Dia tidak mengenal siapa pun di sini selain Gavin

"Duduk dimana aja yg lo mau, " seru Harry menatap datar pada Rebecca. Rebecca menatap Harry sekilas, sedari tadi dia memang merasa ada yang menatapnya.

Gavin memperhatikan Rebecca yang kini duduk di sofa single . Tatapan nya kembali teralihkan pada Elenna yang terbangun dari tidurnya. Gavin menatap Elenna lembut dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

Mata Elenna berkedip menyesuaikan cahaya yang masuk , dia kemudian menoleh ke arah Gavin. matanya membulat ketika dirinya menemukan Gavin tengah menatap nya dengan senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Kaka?? " panggil Elenna tidak percaya, Gavin pun menganggukkan kepalanya, dengan cepat Elenna pindah ke pangkuan Gavin.

"Kok lo bisa bebas, gw kira lo bakal di penjara trs pake baju tawanan warna oren kaya jeruk, " ujarnya santai. Namun bagaimana pun Elenna tetap mengkhawatirkan kakaknya.

Gavin menatap datar adiknya ,mungkin lain kali ia harus melempar adiknya ke sarang harimau.  Mengabaikan tatapan Gavin dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, matanya terpaku saat melihat sosok perempuan sibuk memainkan ponsel.

"Lo siapa? "

Rebecca yang mendapatkan pertanyaan pun lantas menjawab nya. "Rebecca, Rebecca fiorella Sweeney."

"Bisa jelasin kenapa kaka gue bisa bebas dengan cepat dari kantor polisi? " tanya Elenna penuh rasa penasaran , jika bertanya pada kakanya pasti tidak akan di jawab .

"Hmm, " balas Rebecca kemudian menjelaskan alasan mengapa Gavin bisa bebas dengan cepat.

Elenna menganggukkan kepalanya "Gue Elenna Navalia Alicius. " Elenna tiba-tiba memperkenalkan dirinya . Rebecca tersenyum simpul sebagai tanggapan.

Rebecca mengalihkan pandangannya  menatap satu persatu orang yang berada di ruangan ini " Gavin Nevalion Alicius, "ujar Gavin ikut memperkenalkan diri walau sebernarnya Rebecca sudah pasti mengetahui namanya.

" Gue Brian kanagara. "

"Kavian Cleo Madhava. "

Ujar mereka satu persatu memperkenalkan dirinya.
Tinggal satu orang lagi yang belum memperkenalkan dirinya, Rebecca menatap Harry yang terlihat acuh tak acuh. Merasa ada yang menatap dirinya Harry  bersuara dengan malas "Harry Arzachel. "

Gavin melihat ke arah jam yang kini sudah menunjukan pukul lima pagi akhirnya kembali bersuara"Ada perubahan rencana, nanti siang kumpul lagi di sini sekarang kalian istirahat, " perintah Gavin dengan nada bariton.

"Elenna tunjukin kamar Rebecca, mulai sekarang dia tinggal disini. " Elenna menganggukkan kepalanya , dia turun dari pangkuan sang kaka lalu mengajak Rebecca untuk pergi.

Kini tersisa Gavin , Bryan, kavian dan Harry. Gavin beranjak dari duduknya lalu pergi menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya. "Solat dulu sebelum istirahat, "ucap Gavin mengingat kan pada tiga orang lainnya yang memeluk agama Islam.

Mereka memang berbeda, tapi apa salahnya saling mengingatkan, meskipun mereka seorang pendosa beribadah kepada Tuhan tetap harus dilakukan karena itu merupakan sebuah kewajiban.

***************

Semuanya sedang berkumpul untuk membahas rencana yang di rubah seperti kata Gavin pagi tadi. Kini Gavin menjelaskan rencana baru untuk mereka lakukan nanti. Semuanya menyimak dengan seksama rencana yang di sampaikan Gavin.

"Bryan urus pendaftaran Rebecca di SMA NEO SCHOLL, " pinta Gavin kepada Bryan

"Oke "

"Vin. " Gavin menolehkan kepalanya ke arah Harry "Barang yang lo minta. " Harry menyerahkan anting dan juga topeng wajah pada Gavin.

Penasaran, Rebecca mengambil salah satu anting,memperhatikan anting tersebut dengan seksama, matanya menajam kala ia melihat ada sesuatu tersimpan di dalam anting.

Alat pelacak yang ukuran nya sangat kecil ada  dalam anting "kenapa ada alat pelacak? " tanya Rebecca sontak membuat semua orang menoleh kearah nya.

"Buat lacak keberadaan lo sama Elenna nanti. "

"Anting nya dipakai. " ucap Gavin mengambil salah satu topeng wajah, dia menyodorkan topeng itu pada Rebecca "topengnya dipakai juga nanti"

"Hm, " balas Rebecca tidak banyak berkomentar,
tangannya terulur mengambil topeng dari tangan kekar Gavin.









...

Alicius And The Secret Agen (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang