chapter 15

92 33 91
                                    

"GAVIN"teriak Rebecca menggelegar terdengar di setiap penjuru mansion.

"Berisik" protes Harry merasa terganggu dengan teriakkan melengking Rebecca.

"Bacot lo suheri"Harry melempar belati pada Rebecca, tidak suka dengan panggilan Rebecca yang terdengar kolot.

"Fuck you girl"

"Ada apa nih, kayaknya rame"ujar Bryan melihat pertikaian antara Harry dan Rebecca.

"Lo liat Gavin" tanya Rebecca agak ngegas pada Bryan, jika dia bertanya pada Harry tidak akan ada gunanya.

"Santai aja kali,g usah ngegas"

"Gavin ada di kamarnya"

"Thanks" langsung saja Rebecca segera pergi menuju kamar Gavin, tanpa mengucapkan apa pun Rebecca melenggang masuk ke kamar Gavin , beruntung sekali Rebecca karena kamarnya tidak terkunci.

Rebecca tidak menemukan orang yang ia cari dikamarnya, suara gemericik air mengalihkan atensi Rebecca.

"Kayaknya lagi mandi"

Selagi menunggu Gavin menyelesaikan ritual mandinya, Rebecca memperhatikan kamar Gavin,tidak ada yang terlihat aneh dengan kamarnya. Hanya saja, Gavin memiliki cukup banyak buku.

Mengambil salah satu buku yang terlihat antik,namun ketika tangannya menarik buku tersebut,rak bergeser memperlihatkan sebuah ruangan dibalik rak.

Untuk mengobati rasa penasaran, Rebecca masuk ke dalam ruangan, netra coklatnya membulat sempurna ketika melihat seorang wanita yang diawetkan sedang berdiri dengan tangan memegang setangkai mawar merah dalam sebuah lemari kaca.

Tangannya terulur menyentuh lemari kaca "siapa wanita ini" gumam Rebecca pelan, mengapa Gavin menyimpannya, siapa sebenarnya dia, dan apa tujuan Gavin memajangnya? 

Bau mint yang menguar membuat Rebecca lebih rileks dari semua pertanyaan yang memenuhi pikirannya.

"Tunggu, siapa yang masuk? "Monolog Rebecca dalam hati,dia tidak merasa menggunakan parfum mint,seingatnya orang yang memakai parfum mint hanyalah Gavin.

"Gavin"

Tubuhnya tertahan ketika hendak berbalik oleh sepasang tangan kekar yang melingkar di perutnya, bahunya terasa berat ketika seseorang menempatkan kepalanya di ceruk leher.

"Mau mendengar cerita tentang wanita itu? " tubuhnya menegang saat suara bariton berbisik begitu jelas di indra pendengarannya.

Mencoba untuk tetap tenang,Rebecca menjawab"Yes. Alicius"pandangannya menatap lurus ke arah wanita dalam lemari kaca,tidak terganggu dengan Gavin yang memeluknya.

"Wanita tersebut adalah orang yang lembut dan penuh kasih sayang, dia jatuh cinta kepada seorang mafia kejam karena pernah menyelamatkan dirinya dari maut. Mafia yang juga menyukai wanita tersebut akhirnya menikahi wanita itu"Gavin mulai bercerita tentang wanita dalam lemari kaca.

"Beberapa tahun kemudian,wanita tersebut memiliki dua orang anak. Anak pertama mereka merupakan laki-laki,dan anak kedua mereka perempuan"

Gavin berhenti bercerita jari jari tangannya menyentuh tangan Rebecca, menuntunnya untuk menyentuh lemari kaca di depan.

"Suatu hari,terjadi sebuah tragedi di mansion yang ia tempati dengan suami dan kedua anak nya. Musuh dari sang suami tiba-tiba datang mengepung mansion"

"Wanita tersebut yang sedang bermain dengan kedua putranya dengan sigap melindungi mereka. Tanpa merasa belas kasihan musuh menyerang ke arah wanita yang berusaha melindungi kedua anaknya dengan bermodalkan sebilah pisau"

Alicius And The Secret Agen (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang