Chapter 23

55 23 22
                                    

Rebecca menatap tajam Gavin ketika melihat mayat mayat berserakan memenuhi ruangan, sang empu yang ditatap hanya mengangkat bahunya acuh.

"Sepertinya kita akan bermain kembali nona" Gavin tersenyum penuh arti pada Rebecca, tidak lama kemudian bawahan Damian yang masih tersisa mengepung Gavin dan Rebecca.

"Aku akan mengurus bagian depan, kamu mengurus bagian belakang nona" ujar Gavin kemudian melesat menebas para bawahan Damian.

Tidak berbeda jauh dengan Gavin, Rebecca menembaki bawahan Damian menggunakan sniper yang ia ambil, menghindari semua serangan dari bawahan Damian dengan mudah, Rebecca kembali menembaki mereka.

Punggung Rebecca berbenturan dengan punggung Gavin "wah~~mereka banyak sekali" Rebecca mengabaikan ucapan Gavin yang terdengar main-main.

"Vin" suara Bryan terdengar dari earphone yang Gavin kenakan"ya? "Balas Gavin tetap bertarung melawan bawahan Damian.

"Ada yang ngeretas balik keamanan sama akses Morrigan , gerbangnya sekarang mau ketutup, cepet keluar sebelum lo sama Rebecca kejebak di dalem"

"Udah lo tangkep lo orang yang ngeretas balik?" tanya Gavin tenang pada Bryan.

"Udah,tapi gerbangnya ga bisa kita hentikan"

Tanpa berpikir apa pun, Gavin berlari lantas menggendong tubuh Rebecca yang langsung melilitkan kakinya pada pinggang Gavin.

"Turunin gw anjing" protes Rebecca berusaha turun dari gendongan.

"Gerbangnya mau ditutup, mending lo nembakin orang-orang yang ngikutin dari pada berontak" ucap Gavin.

Menggendong Rebecca dengan satu tangan, dan tangan lainnya menebas orang orang yang menyerangnya menggunakan katana yang sudah berganti warna menjadi merah pekat.

Gavin memacu larinya lebih cepat ketika melihat gerbang yang sebentar lagi tertutup.

Melepas heels Rebecca lalu melemparnya asal, Gavin mengangkat Rebecca menjadi posisi berdiri, memiringkan tubuhnya dan Rebecca, Gavin berhasil keluar sebelum gerbang sepenuhnya tertutup dan membuatnya terjebak di dalam.

"Bangsat lo" ucap Rebecca lalu menendang bahu Gavin. Tertawa kecil, Gavin menurunkan Rebecca yang dibalas acungan jari tengah oleh sang empu.

"Vin"

"Hm" jawab Gavin malas.

"Bomnya udh di pasang semua, kapan mau diledakkan? " tanya Navero pada Gavin. Benar, Gavin melupakan hal itu.

"Sekarang, suruh orang-orang untuk menjauh"

Navero berteriak pada orang-orang untuk menjauh dari kawasan Morrigan, setelah semuanya menjauh suara ledakan terdengar, Rebecca menatap datar Morrigan yang kini hancur dan terbakar.

"Rebecca"

"Paman?" Rebecca kebingungan melihat keberadaan Gilang, menoleh ke arah Gavin yang hanya menampilkan wajah datar, Rebecca mendengus.

"Kenapa paman ada disini? " tanya Rebecca akhirnya.

"Salah satu rekan Gavin menelpom paman untuk kesini, untuk membawa para korban ke rumah sakit agar melakukan pemeriksaan"

"Apa kamu baik-baik saja, Rebecca?"

"Tentu" Gilang memperhatikan penampilan Gavin yang berlumuran darah.

"Apa kamu membunuh?"

"Jika tidak membunuh,mungkin anda tidak akan pernah melihat keponakan anda lagi" ucapan Gavin sontak membuat Gilang langsung melihat ke arah Rebecca yang memainkan sniper.

Alicius And The Secret Agen (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang