Leona menatap horor seblak berkuah merah pekat milik Rebecca, apakah dia gila memakan seblak dengan kuah seperti itu. Leona tidak habis pikir melihatnya
"Lo ga sakit perut apa ca" tanya Leona merasa kasihan dengan lambung dan cacing cacing dalam perut Rebecca.
"Gk, atau mungkin belum" Rebecca terus memakan seblak berkuah merah itu sesekali meneguk air mengabaikan ocehan Leona, Rebecca memakan seblak nya dengan nikmat . Definisi enak di mulut sakit di dalam perut.
Gebrakan di meja menghentikan aktivitas Rebecca dan Leona, kedua gadis itu menoleh ke arah orang yang telah menggebrak meja mereka.
"Apaan sih lo Cel, ganggu" geram Leona kesal melihat kedatangan mimi peri .
Mengabaikan Leona, jari lentiknya menunjuk pada Rebecca yang tetap makan "lo, dasar jalang" hinaan Celine lontarkan, Rebecca yang dihina seperti itu menghentikan acara makannya. Netranya menatap Celine tajam.
Mendengus kesal, Rebecca menyentil kuat jari Celine yang menunjuk ke arah dirinya .
"Maksud lo apa"suara dingin menusuk membungkam Celine yang tadi berlagak angkuh.
"Lo sasimo, udah godain Gavin sekarang godain pak Damian" hina Celine masih bersikap angkuh.
Rebecca hanya diam tidak menanggapi, mengambil ponsel dari saku, dia mengetikkan pesan pada seseorang. Rebecca kembali duduk di bangkunya dengan tenang, sambil bebrsedekap dada sebelah kakinya ia tumpu diatas kaki yang lainnya.
Menggeram rendah, Celine merasa dirinya tidak dianggap oleh Rebecca saat ini"lo ga bikin pembelaan berarti bener dong kalo lo itu jalang"
Senyum sinis terukir di wajah cantik Rebecca "oh ya,kita buktiin siapa yang sebenernya jalang disini"
Kening Celline mengerut, tidak mengerti maksud Rebecca atau mungkin pura-pura tidak tahu,Mata Celline membulat ketika ada salah satu murid yang menyerahkan proyektor pada Rebecca.
Rebecca menayangkan sebuah video menggunakan proyektor di depan semua orang yang berada di kantin.
"Selamat menikmati bicht" bisik nya, Rebecca menyenggol bahu Celline lalu melenggang pergi.
"SIALAN MAKSUD LO APAAN HAH NGEFITNAH GW KAYAK GINI BICTH" amuk Celline tidak Terima diri nya diperlakukan seperti ini.
Rebecca berhenti "di sini lo yang jalang bkn gw. Pertama lo sering pergi ke bar. Salah satu bar yang sering lo kunjungi adalah La Factoria,kedua lo pernah tidur dengan beberapa lelaki,dan ketiga tindakan bullying"
Celline terdiam bagaimana bisa Rebecca mengetahui semua ini,kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti Rebecca melambaikan tangannya"good bye Celline Oktalana"
Kini Celline menjadi bahan obrolan para murid, Celline berlali dengan kepala yang menunduk,dia malu karena rahasia miliknya telah terbongkar. Kali ini Celline salah memburu mangsa.
Leona yang mengikuti Rebecca menatap nya horor kala melihat Rebecca tersenyum sadis, tidak menyangka bahwa Rebecca akan membalas Celline dengan telak. Memang benar bahwa air tenang lebih berbahaya.
*********************
"Loh kok udh pada balik" tanya Rebecca ketika sampai mansion
"Lo nya aja yang lelet" celetuk Harry pedas
Menatap Harry sinis Rebecca mengacungkan jari tengahnya,"buat makan malam lo sama Elenna yang masak"ucap Kavian,menganggukkan kepalanya sekilas Rebecca mendudukkan dirinya.
Dia baru menyadari bahwa ada satu orang yang belum sampai "Gavin mana? "
"Dia bilang masih ada urusan mungkin sekitar jam lima baru sampai" ujar Elenna menjawab "Ooo, gw mau mandi dulu nanti gw kebawah lg buat masak "
"Oke" setelah mendapat jawaban dari Elenna,Rebecca beranjak pergi ke kamarnya dengan tas yang tersampir di pundaknya.
Melempar tasnya asal, Rebecca merebahkan tubuhnya, pikirannya berkelana memikirkan perkataan Kavian
Kavian menghampiri Rebecca yang tengah memandang langit malam dengan taburan bintang menghiasi, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam . Rebecca mengalihkan atensinya pada Kavian yang menepuk pundaknya.
"Kenapa? " tanya Rebecca sepertinya ada yang ingin Kavian sampaikan pada diri nya. "Lo selalu laporin tentang kita ke atasan lo kan" Rebecca menganggukkan kepalanya tidak menyangkal memang benar dia selalu memberi laporan pada Gilang.
"Seandainya lo ngeliat sisi iblis dari kita seperti yang pernah lo liat sebelum nya, apa bakal lo laporin jg" tanya kavian netranya fokus memandang pemandangan yang ditonton kan oleh alam.
"Nggak" pernyataan Rebecca mengalihkan atensi kavian, "kenapa? " kenapa Rebecca tidak akan melaporkan nya.
"Kalo kalian ngelakuinnya untuk kebaikan gw bungkam, Kalo kalian ngelakuinnya karena hal lain ada kemungkinan gw laporin. Tapi.. Gw percaya bahwa kalian bukanlah orang yang akan melakukan kejahatan untuk kesenangan" senyum tipis tertera di wajah kavian, jawaban yang mengejutkan.
"Gw janji ga bakal laporin sisi iblis kalian jika kalian melakukannya untuk kebaikan walau cara kalian salah, tapi janji jangan ngehancurin kepercayaan yang udah gw kasih untuk kalian"
"Oke" jawab kavian, dia akan mencoba untuk percaya pada perempuan disamping nya. Walau dia tidak tahu mengapa perempuan ini bisa begitu mempercayai mereka .
*************
Semuanya tengah berkumpul di ruang bawah tanah, tempat untuk mengeksekusi. Lingga, hanya diam tidak bersuara ketika Gavin bertanya mengenai organisasi Vernon padanya.
Elenna yang kesal melihatnya mendekati Lingga , tangannya terangkat memegang kepala Lingga kemudian menariknya kebelakang kuat. Lingga menatap datar Elenna hingga seringaian tercipta di wajahnya.
Kedua tangannya yang di borgol menarik tangan Elenna yang lain kuat, wajahnya tersenyum sinis menatap wajah Elenna kini hanya berjarak beberapa centi. Dengan sengaja Lingga mengecup pipi Elenna kemudian menjilatnya, menyadarkan dirinya dari keterkejutan Elenna melepaskan tangannya dari genggaman Lingga kemudian menampar nya kuat dan menendangnya hingga tersungkur.
Orang-orang yang menyaksikan perbuatan Lingga menatap Lingga penuh amarah, ketika Bryan akan maju untuk menghajar Lingga. Gavin sudah terlebih dahulu menerjang tubuh Lingga .
Matanya menatap tajam Lingga bagaikan elang, urat-urat lehernya nampak, aura membunuh yang kuat memancar. Tangannya mencekik leher Lingga hingga kukunya menancap. Melepaskan tangannya dari leher Lingga.
Gavin memasukkan tangannya ke dalam mulut Lingga, merobek mulutnya hingga terlepas. Rebecca menatap datar saat melihat adegan sadis tersebut. Darah bercucuran menyiprat wajah Gavin, bau amis menyengat memenuhi ruangan.
Menatap datar mayat Lingga, Gavin berdiri kemudian melenggang pergi dari ruangan. Rebecca menatap kepergian Gavin, lalu beralih menatap Lingga yang tewas mengenaskan.
"Lo mati terlalu cepet stupid" ujar Bryan pada Lingga yang sudah tak bernyawa kemudian melepaskan beberapa tembakan pada jasadnya. Elenna menatap jasad Lingga sekilas lalu beranjak pergi dari ruangan menyusul sang kaka.
"Cukup Bryan, " interupsi kavian.
Harry yang sedaritadi diam melirik Rebecca dari ekor matanya . Rebecca nampak begitu tenang setelah menyaksikan kejadian sadis dengan mata kepalanya sendiri. Bahkan Rebecca hanya menatap datar jasad Lingga yang kini sudah tidak berbentuk.
Walau dia seorang agen, cukup aneh bila seorang agen menampilkan reaksi seperti ini.
"Are you okay?"tanya Kavian pada Rebecca yang sedaritadi diam.
"Yes, I'm okay"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicius And The Secret Agen (Tahap Revisi)
RomanceTentang Gavin dan Rebecca. Antara pembunuh dan agen rahasia. Suatu kejadian membuat keduanya harus bekerja sama untuk menghancurkan suatu organisasi. Da n Gavin,telah jatuh dalam pesona seorang Rebecca. Tidak pernah terpikirkan oleh semua orang yang...