18. Cicak 🔞

623 55 12
                                    

"Ahhh...," teriakan Nunew ketika Zee memasukkan dua jari ke dalam lubang kerucutnya membuat terengah. Celana beserta dalamannya sudah hilang entah kemana sejak Zee ingin melanjutkan percintaan mereka. Atasannya saja sudah terlihat amburadul, meskipun masih bertahan di atas dada yang sudah terekspos. 

Mereka berada di sofa dengan Zee duduk tenang dan tubuh Nunew yang berbaring di tengah-tengah pangkuannya. Jari Zee tak henti-hentinya menusuk lubang Nunew sampai dia bisa menambah ketiga jarinya agar bisa memasukkan miliknya dengan gampang. Yah walaupun dia bisa menebak miliknya tetap akan sulit untuk masuk.

"Hentikan! Aku akan datang," ucap Nunew dengan peluh mengucur. Tubuhnya makin melengkung akibat gerakan tangan Zee yang tidak membuatnya istirahat. Cengkeraman tangannya di lengan Zee menunjukkan reaksi tubuhnya terhadap ulah jari-jari pasangannya itu.

Saat Zee merasakan tubuh Nunew bergetar hebat menuju puncak dan cairannya mengenai perut, Zee mengelapnya dengan tisu sampai bersih. Dia baru saja mulai, tapi pasangannya benar-benar panas dan sangat sensitif. Tak mau membuang-buang waktu, Zee menengadahkan kepala Nunew agar bisa dicium. 

Dalam keadaan linglung, Nunew menerima lidah Zee ke dalam mulutnya. Ciuman mereka tidak lembut. Zee mencium Nunew seperti sedang bercinta. Keluar masuk, menyesap, memilin, menggigit, dan menjalin lidah satu sama lain sampai keduanya makin bergairah. Suara kecapan ciuman mereka terdengar keras di seantero ruangan. Kalau mereka sedang diawasi dan ada yang mendengar kegiatan mereka, semua orang pasti bisa menebak dengan gampang kegiatan mereka saat ini.

Zee menggendong Nunew tanpa melepaskan ciumannya. Dia meletakkan pantat Nunew di atas meja kaca di pojok ruangan.

"Aw, dingin," seru Nunew saat pantatnya menempel pada meja berbahan kaca itu.

Zee mencengkeram atasan Nunew dan menariknya ke atas, lalu melemparnya sembarangan. Tanpa kata, mulutnya mulai mengulum biji dada Nunew. Reaksi tubuh Nunew benar-benar membuat si vampir itu ketagihan, karena sedikit sentuhan saja sudah membuatnya menggelinjang. Di saat Zee sibuk dengan dada Nunew, tangan Nunew menemukan kancing celana Zee. Dalam kungkungan tubuh besar Zee, Nunew bisa merasakan kejantanan Zee yang ingin mendesak keluar. Jadi dia membantu Zee membuka celananya. 

Zee menendang celananya sembarangan. Tatapannya bertemu dengan Nunew. Seakan memberi kode untuk meluncurkan rudal miliknya ke dalam lubang hangat Nunew. 

"Ahhh...," Nunew berteriak seakan-akan ada yang membelah tubuhnya. "Oh shit," makinya saat Zee berada di dalamnya tanpa bergerak. "Keluarkan, keluarkan!" katanya panik sambil memukul dada Zee. Apakah Zee menurutinya? Tentu tidak, dia tetap membiarkan miliknya bersarang di sana. 

"Tahan sebentar," kata Zee, matanya mulai berwarna keemasan, gairahnya juga hampir memuncak. Zee tahu Nunew belum terbiasa dengan miliknya. Meski sudah pernah melakukan berkali-kali di percintaan mereka sebelumnya, lubang Nunew tetap sempit. Sulit dimasuki oleh batangnya.

"Aku akan bergerak," izin Zee agar Nunew tidak terlalu tegang dan melukai dirinya.

"Pelan-pelan, oke! Aku masih belum terbiasa, Ter. Sialan, sakit sekali." Nunew melingkarkan lengannya pada leher Zee. Tubuhnya dan tubuh Zee seolah menjadi satu. Tangan Nunew tak bisa diam, jadi yang bisa dia lakukan hanya meremas bagian belakang kepala Zee. Rambut Zee yang sebelumnya tertapa rapi sekarang berubah awut-awutan akibat ulat Nunew.

Zee berusaha menuruti Nunew dengan menggerakkannya sepelan mungkin. Memaksakan gerakan cepat hanya akan menimbulkan rasa sakit bukan kepuasan. Untungnya Nunew tahu apa yang harus dilakukan dengan mengangkang lebar, jadi Zee bisa dengan mudah memasuki Nunew. Meskipun Nunew masih sesempit biasanya, dengan begini dia bisa menetrasi lubang kekasihnya tanpa rasa sakit. 

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang