23. Darah (End)

341 55 4
                                    

"Berapa persen kemungkinan dia bisa hidup sebagai manusia?" tanya Zee tanpa berpaling dari Nunew yang berada di meja operasi.

"Kalau melihat keadaannya sekarang, hanya sekitar 10 persen," sahut Fade.

Zee mengumpat. Sebelum tertembak, keadaan Nunew sudah tidak baik-baik saja. Setelah tertembak pun, Nunew makin banyak kehilangan darah. Akibat tempat kejadian dan pusat medis milik Zee lumayan jauh, keadaan Nunew makin tidak terkontrol.

"Bagaimana kalau aku menjadikannya vampir?" tukas Zee setelah berpikir panjang. 

Fade, Rise, Moon dan Floe saling tatap. 

"Master yakin?" Fade buka suara, "Jujur saja saya tidak bisa memperkirakan masa transisinya bisa sukses, karena sekarang saja tubuhnya terlalu lemah."

"Lalu pilihan apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa meningggalkan dia mati begitu saja tanpa usaha, kan?" tukas Zee dengan suara keras. 

Kegundahan Zee membuat orang-orang sekitarnya juga ikut gundah. Bagaimana tidak, orang yang selalu punya cara untuk mencari jalan keluar sekarang terlihat kacau. Empat vampir di sisinya belum pernah melihat Masternya itu sekacau ini hanya gara-gara manusia. Dia seperti hilang akal, tak berdaya menghadapi jalan hidup dan mati pasangannya. Mereka bisa memaklumi itu, makanya keempat vampir itu tidak tega meninggalkan Zee sendiri. 

"Bila aku tidak selamat, aku ingin kau merelakanku. Atau... bila aku terluka parah, sejujurnya aku tidak ingin kau mengubahku. Selain aku takut proses transisinya gagal, aku masih belum siap untuk jadi vampir. Tapi daripada mati, aku lebih suka menjadi vampir dan bisa bersamamu."

Kata-kata Nunew beberapa hari lalu mulai berkelebat dalam otak Zee. Sebenarnya itu termasuk perjanjian Zee dengan Nunew sebelum Nunew berangkat menjadi umpan. Hanya saya janji itu bukannya membuatnya yakin malah membuatnya ragu-ragu. Sayangnya jam terus bergulir. Keputusan harus disegerakan.

"Aku akan mengubahnya," putus Zee, "siapkan peralatannya!"

Semuanya berjalan begitu cepat. Banyak darah dengan golongan yang sama dengan Nunew disiapkan untuk proses transisi. Zee juga harus menampung darahnya untuk digunakan saat darah dalam tubuh Nunew terkuras habis dan digantikan miliknya. Saat Nunew seratus persen sudah berhasil menjadi vampir, dia harus meminum berliter-liter darah untuk memuaskan dahaganya saat perubahan terjadi. 

Yang sangat ditakutkan Zee hanya satu, proses transisi Nunew dari manusia menjadi vampir tidak berjalan baik. Kalau gagal, mau tidak mau Zee benar-benar harus merelakan Nunew. Namun kasus seperti itu jarang terjadi belakangan ini karena canggihnya peralatan medis sekarang, berbeda dengan dulu. Namun, tidak ada yang tahu nasib. Jadi dengan berat hati, Zee harus bertaruh dengan nasib untuk Nunew. 

Masa transisi harus dipikirkan dengan matang. Terlambat satu detik saja memberikan darah vampir si pengubah, otomatis si manusia akan menjadi mayat. Makanya selama operasi pengangkatan perluru dari tubuh Nunew, Zee sendiri juga dalam proses pengambilan darah. Dia bisa saja memberikan darahnya langsung dari nadinya ke mulut Nunew, hanya saja permainan waktu sangat menentukan, jadi dia tidak bisa bermain-main dengan waktu kalau saja Nunew tidak bisa menyesap darahnya.

"Apa Anda siap?" kata salah satu dokter.

Zee mengangguk. Operasi pengangkatan peluru berhasil dengan baik, sayang sekali jantung Nunew hampir tidak bisa diselamatkan. Maka dari itu beberapa menit sebelum Nunew dinyatakan meninggal dunia, Zee harus cepat-cepat menghisap darahnya sampai habis.

Zee tak membuang-buang waktu, gigi taringnya yang sudah lama tak terpakai hari ini harus keluar untuk menyelamatkan kekasihnya. Zee menempatkan giginya di leher Nunew dan mulai menghisap darahnya. Karena tubuh Nunew memang sudah kehilangan banyak darah sebelumnya, jadi Zee tak banyak menyedotnya. Setelah dia yakin darah Nunew terkuras sampai titik terakhir, Zee berseru, "Sekarang!"

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang