16. After

923 79 5
                                    

Pertama kali membuka mata, Nunew tidak merasakan apa-apa. Kamar masih seperti biasa. Langit-langit kamar hari ini berubah menjadi lautan pohon berdaun gelap, hingga kamar tidak terasa begitu terang. Nunew mencoba memiringkan tubuhnya untuk melihat jam di nakas. Namun belum apa-apa dia mengaduh pelan karena tubuhnya terasa seperti habis digebukin banyak orang. Akhirnya, dia kembali terlentang sambil membayangkan kegiatan semalam. 

"Zee Pruk Panich sialan!" maki Nunew sambil menutup mata. Dia meraba-raba kulitnya yang tampak sensitif hari ini. Disentuh sedikit saja sudah terasa ngilu. Otot-ototnya terasa sedang berjuang memulihkan diri.

"Kenapa kau sudah memakiku pagi-paki sekali?" suara Zee terdengar datang dari sampingnya. 

Nunew menoleh, matanya melotot pada Zee. "Apa yang kau lakukan padaku semalam?" tukas Nunew dengan gigi bergemeletak.

Zee mendekat. "Ada apa?" tanyanya terlihat begitu khawatir pada Nunew.

"Aku tidak bisa bergerak. Badanku ngilu. Bagian belakangku terasa seperti habis ditusuk tongkat bisbol," rengek Nunew sembari mencari-cari tangan Zee untuk bermanja-manja. Dia mengambil tangan Zee dan meletakkannya di pipi.

Mendengar rengekan pasangannya, Zee tak kuasa menahan senyum. Sambil mengelus pipi Nunew, Zee berkata, "Anggap saja semalam kita sedang berolahraga untuk pertama kali. Jadi otot kita terkejut karena bekerja keras. Kalau sudah biasa, tubuh kita juga akan terbiasa."

"Olahraga dengkulmu!" rutuk Nunew. "Aku memang jarang berolahraga, tapi tak mungkin sesakit ini. Pokoknya selama seminggu ke depan aku menyuruhmu berpuasa melakukannya."

"Kau tidak mungkin serius!" lontar Zee seraya mengerutkan dahi.

"Aku serius. Jadi jangan melakukan apa-apa pada bagian belakangku sampai sembuh."

"Terserah. Aku bisa melakukan banyak cara untuk memuaskan libidoku," ujar Zee santai. Tangannya sibuk mengelus-elus lengan telanjang Nunew.

"Kalau kau berani melakukannya dengan orang lain, siap-siap saja aku membunuhmu!" ancam Nunew. 

Mata bulatnya yang super besar itu tidak terlihat sedang mengancam vampir berumur lebih 300 tahun. Nunew seperti anak kecil yang sedang jengkel karena mainannya direbut anak lain. Jadi Zee bukannya takut malah senang karena Nunew tampak lebih menggemaskan ketika sedang jengkel. 

Zee menatap Nunew dengan senyum merekah. "Aku tidak akan berani," katanya, lalu menunduk untuk mendapatkan ciuman selamat pagi dari kekasihnya. Ciumannya hanya bertahan beberapa detik saja, karena Nunew mendorong Zee untuk menyudahi ciuman itu.

"Sekarang tanggung jawab! Gendong aku ke kamar mandi."

"Baik, Tuan," sambut Zee dengan lihai menggendong  tubuh Nunew ke kamar mandi.

Saat tangan Zee sudah berada di lekukan tubuhnya, Nunew berseru karena tubuhnya benar-benar sakit semua. Dia sampai tidak berani duduk di toilet karena pantatnya sakitnya bukan main, hampir seperti terbelah dua.

Jadi Zee yang melihat itu hanya bisa merawat Nunew dengan tenang tanpa mengeluh. Dia memandikannya, memakaikan baju, lalu mengobati bagian belakangnnya dengan salep. Walaupun di sepanjang itu Zee harus bersabar dengan mulut Nunew yang tidak berhenti memaki-maki karena sakit. Sampai Nunew sempat bilang kalau Zee mengambil kesempatan ini untuk meraba-raba tubuhnya, dia benar-benar akan menyuruh Zee tidak dekat-dekatnya selama sebulan. 555555. Lalu apa yang dilakukan Zee sepanjang itu? Dia hanya diam tanpa membantah. Jujur saja mulut Nunew belakangan ini suka sekali memaki. Untungnya makiannya hanya untuk diri sendiri atau Zee. Zee pasrah saja dengan itu.

"Tidak bisakah kau menemaniku hari ini?" tutur Nunew sembari bergelendotan di lengan Zee setelah Zee berhasil membaringkan Nunew dengan drama tak berkesudahan.

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang