2. Tersangka

403 37 0
                                    

Zee baru saja membuka pintu masuk perusahaannya saat semua layar dilantai bawah yang biasa menampilkan tentang perusahaannya berubah menjadi tulisan "KEMBALIKAN PRITA! AKU TAHU KALIAN YANG MELAKUKANNYA!". Di tengah-tengah lobi, Zee hanya mematung menatap tulisan itu tanpa ekspresi. Pikirannya berkecamuk pada satu orang. Namun karena tulisan itu tidak berdampak banyak baginya, dia ingin membiarkannya saja. Sayangnya bukan itu yang terjadi. Sekarang pegawai-pegawainya pasti juga memikirkan dampak ini pada perusahaan mereka. Dari kasus yang awalnya angin lalu, sekarang menjadi lebih besar. Dia ingin marah pada orang yang melakukannya. Tapi percuma saja. Hanya membuang-buang waktunya saja. Peretasan kecil seperti ini tidak jadi soal bagi timnya untuk menghilangkan tulisan itu.

Floe yang semula sudah mau berbelok ke arah kantin, akhirnya membelok lagi ke samping Zee. "Bukannya ini keterlaluan, Master?" tukas Floe, matanya berkeliling menatap semua layar yang berkedip-kedip dengan tulisan font mengerikan.

"Hubungi Moon," kata Zee datar. 

Floe memberikan gawainya pada Zee saat sudah tersambung dengan Moon. 

"Cari orang yang melakukan ini. Aku yakin dia orang yang sama dengan yang melaporkan perusahaan." Tanpa memberikan waktu buat Moon menjawab, Zee memberikan gawai Floe kembali. Moon tidak perlu penjelasan lebih lanjut. Di rumah, dia pasti sudah mendapat sinyal dari perusahaan tentang tulisan itu. "Apa kau akan ikut aku ke atas? Mumpung pacarmu belum juga datang," timpal Zee pada Floe. 

"Dia bukan pacarku. Dan aku kelaparan, mending aku ke kantin saja." Floe mengeloyor pergi, membiarkan Zee masih di tengah-tengah lobi dengan semua pegawai menunggu dirinya bergerak agar bisa bubar.

Saat Zee menuju lift khusus untuknya, pegawai-pegawainya tak lupa membungkuk dan membiarkan dirinya pergi. Dia sebenarnya ingin bodoh amat sama kasus kehilangan ini. Tapi karena yang melaporkan mengikutsertakan perusahaannya, mau tak mau dia mulai jengkel. Apalagi dengan kejadian yang baru saja terjadi. Perusahaannya memiliki tingkat keamanan paling tinggi untuk ukuran perusahan yang fokus pada bidang teknologi dan jasa keamanan. Jadi kalau sampai ada orang yang niat sekali meretas sistem keamanannya, orang itu harus berani menghadapinya.

"Moon sudah menemukan orang yang membobol sistem kita. Dan Master benar, orang itu sama dengan yang melaporkan perusahaan kita," lapor Rise di ruangan Zee saat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.

"Sudah mendapatkan profilnya?" tanya Zee sambil menandatangani berkas-berkas di mejanya.

"Sudah." Rise mengklik iPadnya dan memunculkan biodata lengkap manusia yang berhasil meretas sistem perusahaannya di monitor dinding berukuran besar di depan Zee.

"Namanya Nunew Chawarin, lahir di Ohio dari orang tua berkebangsaan Thailand. Orang tuanya meninggal saat umurnya 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Setelah itu dia berganti-ganti orang tua asuh sampai umurnya 18 tahun. Lalu mendapatkan beasiswa penuh di Stanford dan sekarang bekerja di perusahaan game kecil milik manusia," papar Rise.

Zee menatap foto Nunew tanpa berkedip. Kulit wajahnya mulus tanpa jerawat, rambutnya di potong pendek dengan poni sedikit panjang. Mata bulatnya sangat mengesankan, berwarna cokelat gelap dengan pinggiran sewarna api. Hidungnya pun sangat cocok dengan bentuk wajahnya yang oval. Sedangkan bibirnya yang merah alami dan terlihat fluffy, akan membuat banyak wanita iri. 

Zee sendiri terlalu lama menatap bibir itu, padahal dia bukan tipe pecinta bibir. Bibir untuk dicium maksudnya. Karena dia tidak terlalu tergila-gila dengan ciuman. Terakhir kali mencium  seseorang mungkin sekitar 300 tahun yang lalu. Dan itu bukan ciuman yang berhak untuk diingat, karena dulu membersihkan gigi tidak terlalu sering seperti sekarang. Jadi bisa dibayangkan ciuman terakhir Zee seperti apa. Tidak muntah sudah untung.    

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang