12. Sekarang

449 53 15
                                    

Zee sudah hampir terpejam setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya ketika mendengar suara kunci kamar tidur diputar. Cepat-cepat dia berpura-pura tidur. Mantel yang semula disampirkan ke tubuhnya dilempar sampai ke ujung sofa. Nunew pasti tidak berpikir panjang saat menyuruh Zee tidur di luar. Karena selimut cadangan ada di dalam kamar, jadi otomatis Zee harus tidur tanpa selimut.

Dia bisa mendengar suara telapak kaki tanpa alas mengarah padanya. Namun matanya tidak ingin mengintip Nunew. Kalau dia ketahuan belum tidur, Zee pasti tidak tahu apa yang akan dilakukan Nunew. Jadi dia ingin tahu bayi kecilnya itu hendak melakukan apa saat keluar kamar.

Tiba-tiba tubuh Nunew sudah berbaring di sisinya. Tangan kanannya diangkat dan diposisikan mengalungi leher Nunew. Nunew berbaring menyamping dengan kaki berada di atas betisnya. Tangan kanan Nunew berada di dadanya. Karena sofa ini buat satu orang saja sudah tidak bisa bergerak, bayangkan saja kalau berdua. Berimpit-impitan membuatnya sesak.

Tak tahan, Zee berbaring menyamping ke arah Nunew dan membuka mata. "Tidak bisa tidur?" tanyanya serak pura-pura bangun tidur.

"Tidak bisa," rengek Nunew sambil melekat pada tubuh Zee karena tubuhnya sendiri hampir jatuh.

Akhirnya Zee bangun, membawa Nunew sambil menggendongnya. Dia meletakkan Nunew di ranjang, membuka atasannya, lalu bergabung dengan Nunew. Tanpa disuruh, Nunew langsung memeluk Zee.

Zee mengira Nunew akan langsung tidur saat sudah berada dalam pelukannya. Perkiraannya meleset jauh. Tangan-tangan nakal anak itu malah menari-nari di perutnya. Sambil lalu mencubitnya kecil-kecil sampai Zee harus menghentikan aksi nakalnya dengan menggenggam pergelangan tangannya.

"Nhu, kalau kau belum siap bercinta denganku, jangan sekali-kali memprovokasiku," dekut Zee.

Nunew melepaskan tangannya dari Zee dan kembali menyentuh perut Zee. "Aku suka teksturnya," sahut Nunew tampak tak peduli.

"Astaga, perutku bukan makanan," rutuk Zee tak habis pikir dengan penggunaan kata yang digunakan Nunew. Bayangkan, jam dua belas malam obrolan mereka malah tentang otot perut.

"Tapi aku iri dengan tubuhmu. Kenapa kau tidak punya lemak sama sekali? Lihat punyaku!" Nunew membawa tangan Zee ke atas perut. "Banyak lemaknya, kan?" 

Zee benar-benar dibuat gila oleh anak ini. Berani-beraninya menyuruh dia menyentuh tubuhnya dengan santai? Seolah-olah tidak akan terjadi sesuatu? 

Jujur saja tubuh Nunew tidak seberlemak seperti kata-kata Nunew. Meski tidak seberotot dirinya, namun perut Nunew tidak ada kesan buncit. Lemak-lemak di tubuhnya memang sudah sesuai porsi. Zee bisa menjelaskan semua ini karena dia bisa merasakan semuanya saat menyentuh tubuh Nunew ke atas ke bawah.

"Sial!" maki Nunew mengambil tangan Zee agar keluar dari dalam bajunya.

"Kenapa?" kata Zee bingung.

"Lebih baik kita tidur," elak Nunew sambil memunggungi Zee.

"Jangan bilang adik kecilmu bangun saat tubuhmu aku sentuh?"

"Zee Pruk!" seru Nunew sambil memukul lengan Zee. 

Zee hanya terkekeh. "Makanya jangan sembarangan menyentuh tubuhku. Begitulah respon tubuhku saat disentuh olehmu barusan." Zee menarik Nunew ke dalam dekapannya lagi dan menyuruh Nunew untuk memejamkan mata.

-

Dering ponsel di nakas membangunkan Zee. Ketika menatap layar ponselnya dengan sebelah mata, Zee bisa melihat ini masih pukul sepuluh pagi. Dia mengangkat telepon dari Rise, lalu menekan pengeras suara. 

"Ya, Rise?" sambutnya.

"Kami menemukan agen CIA di apartemen Nunew," sahut Rise dengan informasi penting. 

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang