Nunew membuka mata pukul 8 malam akibat perutnya berbunyi minta diisi. Saat menggerakkan badan, dia baru sadar di pondok ini bukan hanya ada dia, melainkan sosok vampir yang ikut berbaring di sampingnya. Dengan hati-hati, dia mengangkat tangan dari dada Zee, lalu berusaha menjauh dari tubuh Zee.
"Kau sudah bangun?" kata sosok di sampingnya. Zee mengangkat sebelah tangan yang digunakan kepala Nunew berbaring selama berjam-jam. Dia memang vampir, tapi tidak kebal juga dengan rasa kesemutan akibat lama ditindih. Tangan satunya digunakan mengangkat kepala Nunew dan meletakkannya di bantal dengan lembut.
"Kenapa kau belum pergi?" ucap Nunew dengan suara serak baru bangun.
Zee memutar-mutar tangan kanannya agar bagian yang kram sedikit melonggar.
Sebenarnya Nunew tidak enak hati pada Zee karena lengannya pasti kesakitan akibat dijadikan bantal. Namun karena kekesalannya, dia tidak jadi bersimpati.
"Kau yakin ingin aku pergi?" Zee berbalik berhadapan dengan Nunew.
Nunew baru sadar Zee juga tampak lelah, tak lebih baik dari dirinya. Walaupun lingkaran hitam di matanya tak tampak layaknya Nunew, tapi guratan di matanya yang berwarna emas begitu redup. Seolah-olah selama lima hari ini dirinya tak cukup istirahat.
"Bagaimana kabarmu?" tukas Nunew mulai melunak.
"Tidak begitu baik. Tapi sekarang lebih baik, karena ada kau," seloroh Zee sambil tersenyum lembut.
Nunew mendengus. "Ucap seseorang yang tidak mengucapkan apa-apa saat berpisah."
"Jadi karena itu kau marah?" Zee menyampirkan poni Nunew ke samping karena mata bulatnya yang secerah mentari tak terlihat olehnya.
"Yah karena...," Nunew terdiam, "kupikir kita... kita...," spesial, "ah sudahlah. Aku tidak marah lagi. Aku lapar. Mau cari makan." Nunew beranjak meninggalkan Zee yang masih berbaring menunggu jawaban Nunew yang hilang.
"Kita kenapa, Nhu?" Zee beranjak menghampiri Nunew dan memeluknya dari belakang. Wajahnya diletakkan di pundak Nunew.
Nunew terkesiap. Mantel yang diambilnya dari lemari membeku di udara. "Jangan main-main denganku Mr. Panich. Aku tahu kau tidak ingin terlibat dengan hidupnku. Jadi jangan melebihi batas kalau kau tidak serius." Nunew mengambil mantelnya dan menyikut Zee agar menjauh darinya.
Zee merasa tertampar dengan kata-kata Nunew. Awalnya dia memang tidak ingin terlibat hubungan asmara dengan anak itu. Namun semakin hari tanpa anak itu malah membuatnya tambah menginginkannya. Dia sudah berusa menjauh. Dengan mereka yang tidak bertemu selama 5 hari saja sudah membuktikan dia berusaha menjauh. Sayangnya baru ditinggal ke luar kota saja dia sudah kelimpungan, apalagi kalau Nunew benar-benar tidak ada.
"Kau pikir aku jauh-jauh ke sini hanya ingin bermain-main denganmu?" tukas Zee sambil mengejar Nunew dan menyeret mantelnya juga ke halaman depan.
"Lalu apa maumu sebenarnya?" seru Nunew seraya memelototi Zee geram.
"Mauku? Mauku ini..." Zee melanjutkan kata-katanya dengan mencium Nunew.
Keduanya sama-sama terkejut. Jujur saja Zee tidak merencanakan ciuman ini. Dia hanya ingin Nunew mengerti dia dan tak lupa menjelaskan perihal kedatangannya ke sini. Tapi sayangnya dia ikutan kesal karena Nunew melihat sikap Zee secara negatif saja tanpa memikirkan hal-hal lain.
Zee semakin memperdalam ciumannya ketika mulut Nunew mulai membuka. Zee tidak memberi kesempatan untuk Nunew menolak maupun mengeluarkan kata-kata kekesalan padanya. Sebelum Nunew menjauh dan mengeluarkan kata-kata magis agar Zee berhenti, Zee malah menarik Nunew mendekatinya sampai tidak ada celah dengan tubuh mereka. Tangan Zee tak tinggal diam. Dia memegang belakang leher Nunew agar Nunew makin ikut memperdalam ciuman mereka. Emosi akibat menahan diri sejak di rumahnya saat mengagumi bibir Nunew hari ini terbalaskan. Dan tebakannya benar. Mencium Nunew sekarang akan menjadi salah satu hobinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bite Me
FanfictionMenjadi vampir kalangan atas tidak menjadikan Zee bebas dari tuduhan. Misalnya kasus penculikan manusia baru-baru ini. Penyelidikan awal mengarah pada perusahannya. Zee, sebagai pemilik perusahaan sontak menjadi tersangka utama. Tuduhan itu berawal...