7. Diam

387 50 7
                                    

"Apa aku tidak bisa tidur denganmu saja?"

---------------------------------------

"Tunggu,  tunggu! Bukan tidur yang begitu maksudku." Nunew panik sambil melambaikan tangan.

"Memangnya kau kira aku akan berpikir 'tidur' seperti apa? Kita kan sama-sama pria, tentu saja bukan hal aneh kalau tidur bersama," sahut Zee seraya mengangkat sebelah alisnya.

Berarti hanya aku yang berpikiran gila soal tidur ini, pikir Nunew. 

"Dan," tambah Zee, "cuma kau yang minta tidur dengan calon bosmu sebelum benar-benar resmi bekerja, " kata Zee sambil terkekeh geli.

"Aku akan tidur di mana saja kalau begitu," tukas Nunew tanpa menatap Zee.

"Sudahlah." Zee menarik tangan Nunew masuk ke kamarnya.

Kalau apartemen Nunew hanya berukuran 3 x 3, kamar Zee 3 kali lipat dari itu. Mungkin saja  lima kali lipat. Semua perabotannya juga serba berteknologi tinggi. Peralatannya dilengkapi dengan sensor gerakan dan suara. Jadi Zee tidak perlu buang-buang tenaga memakai tangan.

Awalnya Nunew mengira kamar Zee hanya ruang kosong karena saat baru masuk tidak ada perabotan apapun di dalamnya. Baru saat Zee memerintahkan tempat tidur untuk muncul, seketika tempat tidur berukuran besar muncul dari balik dinding. Kalau ini Harry Potter mungkin dia akan percaya. Di tempat ini semuanya juga serba tipuan. Jadi siapa pun yang bakalan ke sini akan berpikir kamar ini hanya ruang kosong.

"Apa kamar ini hanya ada ranjang itu? Tanpa perabotan apapun?" tanya Nunew penasaran.

"Kau ingin melihat kamar ini dengan peralatan lengkap?" balas Zee yang dihadiahi anggukan Nunew. Kemudian Zee menarik Nunew untuk duduk di ranjang dan tangannya sendiri mengetik sesuatu di ponselnya. Tiba-tiba suara gemuruh dari balik dinding dan lantai di bawahnya bergetar halus. Mula-mula ada sofa muncul dari balik lantai yg terbuka. Dari balik dinding juga muncul nakas, lemari buku yang tingginya sampai atap, layar komputer berspek tinggi, dan banyak lagi lainnya yang hanya bisa membuat Nunew melongo.

"Jangan bilang ini nyata!" kata Nunew sambil menyentuh berderet-deret buku yang terlihat sangat tua dibandingkan umurnya sendiri.

"Ini rahasia. Kalau ada yang membocorkannya, sudah pasti kau yang buka suara!" 

Zee berjalan ke belakang rak buku dan menyentuh dinding dengan lima jarinya. Dalam sekejap, sebuah pintu terlihat di dinding itu.

"Itu pintu mengarah ke mana?"

"Kamar mandi. Kalau kau mau mandi, kau bisa masuk ke sana. Di dalam sana ada pintu ke arah walk in closet, kau bisa mencari pakaian yang nyaman untukmu di sana."

Nunew buru-buru membuka pintu dan menutupnya sekali hentak di depan muka Zee. Kamar mandinya bukan hanya terkesan mewah, tapi memang dibuat untuk kenyamanan. Semua warna dan tata letak memang dipikirkan dengan matang. Nunew bisa saja tidur di sini, di dalam bathtup yang terlihat nyaman untuk  berbaring. Tapi dia tahu tidak boleh lama-lama di sini kalau tidak mau Zee masuk ke sini. Jadi dia cepat-cepat mandi dan pergi mencari pakaian nyaman yang dimasud Zee.

Kalau kamar Zee saja sudah membuatnya melongo, walk in closet milik Zee bukan hanya bisa membuatnya ternganga. Di dalam sini, dia merasa sedang berada di toko barang mewah serba lengkap. Dia jadi bertanya-tanya, apa Zee membuka toko pakaian dan aksesoris di dalam sini, karena apapun yang kalian cari pasti ada. Nunew sendiri hanya ingin mencari kaus sederhana dan celana yang nyaman di sini. Tapi dia malah menemukan piyama super nyaman dengan kain berbahan lembut. Jadi dia memilih itu, walaupun celananya harus dia lipat karena terlalu besar untuk tubuhnya.

Bite MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang