Chapter 1

1.2K 111 6
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Jaemin tengah bersiap untuk menutup cafe miliknya, beberapa karyawan sudah pulang, hanya ada dia dan Hendry kasirnya yang sekarang tengah menghitung hasil penjualan hari ini

"Hyung aku sudah selesai, ayo pulang" teriak Hendry

"Duluan saja Hen, Hyung akan membuang sampah dulu" tunjuk Jaemin pada dua kantong besar yang sekarang ada di tangan nya

"Ah begitu, baiklah, sampai besok Hyung" setelah berpamitan Hendry bergegas meninggalkan area cafe, meninggalkan Jaemin yang sekarang berjalan kearah belakang cafe guna membuang sampah, seperti tujuan awalnya

Jaemin memasukkan kantong sampah yang di bawanya kedalam bak sampah yang memang sudah disediakan disana, petugas kebersihan biasanya akan mengangkut sampah sampah itu di kemudian hari

"Aigoo akhirnya selesai juga" ujar Jaemin sembari menyeka keringat di dahinya, saat hendak berbalik suara tangis mengambil alih atensi Jaemin

"Ouh yang benar saja, hantu itu tidak ada" meski berkata demikian Jaemin tetap celingukan mencari sumber suara

"Si-siapa itu, jangan iseng ini sudah malam"

Suara tangis itu terdengar semakin jelas, tapi jika di telisik tangisan ini terdengar seperti tangisan anak kecil, Jaemin berjalan perlahan, gang itu sebenernya cukup besar, hanya saja minimnya penerangan membuatnya terlihat menyeramkan

"ASTAGA YA TUHAN JANTUNG KU"

Jaemin kaget, begitu melihat anak kecil yang tengah meringkuk di di bawah tiang lampu, tengah menangis tersedu-sedu, kalau dilihat dari postur tubuhnya terlihat seperti anak berusia 2 tahun

"Ya tuhan adek, ngapain disini sendirian malam-malam heum?"

Jaemin menarik pelan tangan anak kecil yang masih saja menangis, anak itu menatap Jaemin dengan air mata berlinang, bajunya lusuh, dan wajahnya kotor

"Sudah makan belum?" Pertanyaan jaemin hanya dijawab dengan gelengan kepala

"Aduh gimana? Nanti di kira nyulik anak" Jaemin masih bimbang, perlahan Jaemin berjongkok guna menyetarakan tingginya dengan sang anak

"Udah ya, jangan nangis, adek mau ikut kakak sebentar? Nanti kakak kasih kue" tanya Jaemin sembari menghapus air mata sang anak dengan ibu jarinya

'astaga aku terdengar seperti penculik anak'

"Eum" anak kecil itu mengangguk

"Aigooo gemesnyaaa"

"Ayoo~" seketika Jaemin lupa kalo dia terlihat seperti penculik anak, bahkan dengan santainya dia menggandeng anak yang mungkin saja orang tuanya sedang kerepotan mencari

Dan disinilah mereka sekarang, disalah satu meja, Jaemin tengah menyuapi anak yang tadi di temuinya, rupanya anak itu belum bisa makan sendiri, ga heran sih usianya saja masih terlihat seperti 2 tahun, kalaupun bisa memasukan makanan ke mulutnya sendiri pasti belepotan

"Adek namanya siapa?" Tanya Jaemin pelan pelan, anak itu hanya mengadah menatap kedua bola mata jaemin

"Icung" jawab nya pelan

"I-cung? Hidung? Maksudnya namamu hidung?" Tanya Jaemin Bingung, masa sih namanya hidung?

"Icung kak" ulang nya sekali lagi

"O-oke oke icung "

"Hiks butan icung, tapi icung"

"Loh loh loh ja-jangan nangis" Jaemin panik saat melihat anak kecil di depan nya menangis, apa dia salah menyebutkan nama? Tapi dia ga ngerti bahasa balita, masa salahnya sih? Kalo bukan icung siapa dong namanya?

7 DREAM (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang