Chapter 13

499 67 8
                                    


Jaemin tersenyum menatap Headline berita pagi ini, sesuai janji laki-laki itu jika pihak Renata tak segera memberikan permintaan maaf kepada Renjun dan membokar semua kelakuannya di depan publik, maka Jaemin akan bertindak.

"Renata, Putri Tunggal Andy Park pebisinis sukses yang juga merupakan donatur NCT School tersandung kasus Bullying"

"Andy Park mengancam akan menuntut orang yang menyebarkan berita tidak benar tentang Putrinya"

"Renata di duga memiliki keterkaitan dengan kasus Huang Renjun"

"Terseret kasus Bullying, Perusahan Andy terancam, sebagian besar pemegang saham memilih menarik saham mereka di perusahan itu."

Jaemin menutup Tab nya dan memilih masuk kedalam ruang kerjanya, dia yakin si tua bangka itu sebentar lagi akan melayangkan gugatan padanya atas tuduhan pencemaran nama baik, sebelum surat itu sampai di tangannya dia akan menemui orang yang kemarin di telfonnya.

Jaemin keluar dari ruang kerjanya lengkap dengan setelan jas rapih, Jeno yang melihat itu merengut bingung, tumben sekali kakak nya berpakaian formal.

"Ah kau sudah bangun?"

"Kak Jaem mau kemana?" Bukannya menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno malah balik bertanya.

"Ada urusan"

"Sepagi ini?" dan Jaemin hanya mengangguk, tangannya sibuk merapihkan dasi.

"Jangan lupa bangunkan adik mu, Kakak sudah buat sarapan, panaskan saja nanti, bisa kan?" dan Jeno hanya mengangguk.

"kakak berangkat dulu, jaga adik mu" Kebiasaan Jaemin adalah memberikan adik adiknya morning kiss

"hati-hati di jalan kak" dan Jaemin hanya melambaikan tangannya.

Jeno kembali memasuki rumah begitu mobil Jaemin sudah tak terlihat, yang dilakukannya adalah membantu sedikit pekerjaan rumah, hanya seperti menjemur pakaian, kemudian membersihkan sampah yang mungkin sudah menumpuk di dapur, tapi dia melihat semuanya sudah bersih, sepertinya Jaemin sempat bersih bersih.

dilihatnya ruang tengah juga bersih, mungkin karena memang Jaemin menggunakan robot pembersih, jika sudah begini dia hanya tinggal menyiram tanaman saja, setelahnya membangunkan Jisung dan Haechan yang lagi-lagi terdampar disini.

.

.

.

Satu jam perjalalanan, Jaemin sampai di sebuah Rumah di pinggiran desa, rumah yang selalu di kunjunginya ketika dia butuh ketenangan, itu adalah rumahnya dengan keluarganya untuk menenangkan diri, Rumah ini cukup besar, desainya tak jauh beda dengan rumahnya di kota, Rumah itu cukup luas, halamannya bahkan jauh lebih luas, tidak ada tetangga karena rumah itu di kelilingi tembok penghalang, di dalamnya banyak sekali pepohonan tinggi.

Gerbang berwarna hitam tinggi itu terbuka lebar begitu satpam mengenali siapa yang membawa mobil, setelah membungkuk hormat, gerbang itu kembali di tutup, butuh beberapa waktu hingga mobil Jaemin sampai ke halaman utama.

Jaemin keluar dari dari mobilnya menuju pintu utama, begitu pintu di buka Jaemin bisa melihat sekitar 10 maid sudah berjejer rapih dan membungkuk hormat menyambut kedatangan Jaemin, Jaemin tidak suka di perlakukan seperti ini, padahal kakek nya sudah meninggal, tapi aturan konyol ini masih ada.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?" bisa Jaemin pastikan yang berbicara adalah kepala pelayan disana, namun Jaemin menggeleng dan meminta mereka kembali ke tempat masing-masing.

"Tidak ada, kembalilah bekerja, aku hanya mampir" Para maid membungkuk lebih dalam dan meninggalkan Jaemin seorang diri. Benar, Jaemin berangkat pagi-pagi sekali memang untuk mengambil sesuatu disini, Biasanya Jaemin mampir untuk menenangkan diri, dia akan bermalam dan menghabiskan beberapa hari disini, namun kali ini bukan itu alasannya.

7 DREAM (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang