Kalian tau salah satu sifat manusia ketika mereka di uji dengan kesenangan duniawi? Lalai.
Itu adalah yang dirasakan Renjun saat ini, tak bisa di pungkiri dia merasa dirinya lalai saat ini, satu semester telah berlalu, dan baru saja dia mendapat kabar yang mengejutkan.
"Jeno ikut kelas akselerasi?" tanya Jaemin terkejut.
"Iya kak, rencananya semester depan mau ikut kelas akselerasi biar bisa masuk SMA lebih cepat" Jawab Jeno.
"Kenapa?" Tanya Jaemin bingung
"Kak Jaem sudah banyak sekali membantu Jeno, Jadi Jeno ingin cepat lulus supaya tidak terlalu membebani kak Jaem" Jeno tak berani menatap langsung kearah mata Jaemin. Tangannya ia gunakan untuk memilin seragamnya, dia yaki. Jaemin tidak akan setuju dengan ini.
"Ya ampun Jeno, tanggungan Kakak ga sebanyak itu, cuma Mark sama Jeno, Kak Renjun kan masih melanjutkan beasiswanya." Jelas Jaemin.
"Jeno tau kak, tapi kakak menyekolahkan Jeno di sekolah Internasional, bahkan Kak Mark juga masuk sekolah bergensi tempat Haechan sekolah, Jeno yakin banyak sekali uang yang kakak keluarkan" Jeno menjelaskan alasannya.
"Tidak sebanyak itu Jen, lagian kan kalian bantu kakak di Cafe..."
"Jeno dengar yaa, Kakak tidak menuntut apapun, dibanding prestasi, Kak Jaem cuma ingin melihat Jeno tumbuh dan menikmati masa muda, tapi bukan berarti menomorduakan pendidikan ya? tidak masalah jika Jeno lulus tepat waktu, jangan membebani diri sendiri ya?"
Jeno hanya mengangguk. Namun dalam hati Jeno tetap teguh pada pendiriannya, dia tetap akan mengikuti kelas akselerasi.
"kemana Renjun?" Tanya Jaemin saat netra nya tak bisa menangkap Renjun.
"sejak pulang sekolah tadi dia belum keluar kamar kak." Mark yang memang ada disana sejak tadi menyahut pertanyaan Jaemin.
"tumben?"
"Entahlah Kak, dia terlihat sedikit murung"
"Begitu? Kakak Keatas dulu kalau begitu, ingat pesan kakak Jen, nikmati saja, oke?"
Jeno hanya mengangguk.
Jaemin meninggalkan Mark dan Jeno, sementara dirinya naik kelantai atas, Renjun memang sudah Jaemin pindahkan ke lantai atas, alasannya supaya dia bisa belajar dengan lebih tenang, soalnya biasanya Haechan akan menganggunya sepanjang hari dengan berteriak dan berlari di lantai bawah.
TOK TOK TOK
Krieeet
Jaemin membuka pintu kamar Renjun setelah dirinya mengetuk pintu, dilihatnya Renjun sedikit tersentak lantas langsung memasukan sebuah kertas kedalam tas nya dengan asal, dan itu membuat Jaemin mengernyit heran.
"Kau baik-baik saja?"
"Ba-baik kok kak"
"Apa itu yang di sembunyiin?"
"BUKAN APA-APA!"
"Kenapa sampai berteriak?"
Matilah Renjun.
"kau menyembunyikan sesuatu dari kakak? apa itu sebuah rahasia?" Tanya Jaemin beruntun.
"Bukan kak." Renjun ragu, apakah dia harus memberi tau Jaemin atau tidak
"Tak apa kalau tidak ingin memberi tau." Jaemin mengusap Rambut Renjun
"kenapa dari pulang sekolah murung hm? sudah makan?" Pertanyaan Jaemin hanya dijawab gelengan kepala oleh Renjun. Renjun menghela kasar, kalau Jaemin sudah begini Renjun lemah, Jaemin tau titik lemah nya, dia tidak bisa dibeti perhatian, dia langsung luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...