Sudah setengah jam lamanya Jaemin menenangkan remaja di depannya, dan syukurlah sekarang anak itu sudah tenang, tapi sayang sedari tadi dia hanya menunduk, apa lehernya tidak pegal? pikir Jaemin
"Mark" panggil Jaemin, namun yang bersangkutan tidak menyahut, hening beberapa saat hingga akhirnya Mark bersuara
"maafin Mark ya kak, padahal kakak tidak kenal Mark, tapi dengan seenaknya Mark menangis dan mengotori baju kakak" Mark menunduk segan, merasa tidak enak dengan Jaemin, dirinya juga bingung kenapa bisa menangis seperti itu, padahal status Jaemin adalah stranger
"Kau ini bicara apa sih? kakak sama sekali tidak masalah, justru kakak khawatir Mark kenapa-kenapa" tegas Jaemin
Mark akhirnya mengangkat kepalanya. menatap netra Jaemin yang terlihat tengah menatapnya damai, Mark akui berada di samping Jaemin itu menenangkan, kind spirit nya terasa begitu nyata
"terimakasih banyak kak, maaf baju kakak jadi kotor" Ujar Mark menatap pakaian Jaemin yang memang sedikit basah di bagian dadanya
"tidak masalah Mark, sekarang pulanglah, dan istirahatkan tubuh mu, kakak juga harus kembali ke cafe" Jaemin mengusap halus kepala mark
"kakak kerja di cafe?" tanya Mark sedikit antusias, Mark memang punya ketertarikan khusus dengan cafe terlebih barista, dulu dia ingin jadi barista, tapi keinginan kecil itu harus dia kubur dalam-dalam, bagaimana mungkin dia mau jadi barista, bertemu orang asing saja dia langsung mengalami panic attack
"ehh, lebih tepatnya aku yang punya sih, sesekali mampirlah namanya neo cafe di myongdong" Jelas Jaemin menggaruk kepalanya tidak gatal.
Mark mengangguk mendengar penjelasan Jaemin, dia ingin mampir walaupun tidak yakin apa dia bisa atau tidak, tapi jujur dia ingin, sangat.
"kalau mau main ke cafe, bilang saja ke kakak, nanti kita main di ruangan kakak bersama Jie, Mark tidak perlu bertemu banyak orang" kekeh Jaemin, seolah bisa mendengar isi hati Mark, Mark kagum dengan kepekaan Jaemin yang diluar nalar itu
"Terimakasih kak" Mark tersenyum tulus
"Aigoo manis sekali, sering seringlah tersenyum" Jaemin balas tersenyum, sembari mengusap gemas kedua pipi Mark setelahnya mereka berpisah, Mark berharap akan ada petemuan kedua antara dirinya dan Jaemin, Mark juga memilih beranjak dari taman, memasang tudung hoodie miliknya sehingga seluruh wajahnya hampir tak terlihat, terlebih ketika dia menunduk, Mark memilih pulang berjalan kaki meninggalkan seseorang yang tengah tersenyum melihat interaksi mereka tanpa ada yang menyadari nya.
.
.
.
Jaemin tengah bersantai di ruangannya, mendengarkan dengan seksama bagaimana Jisung berceloteh tentang ini dan itu, Jaemin sesekali menanggapai dengan antusias, gemas sekali rasanya mendengarkan makhluk cadel itu berceloteh
mereka asik dengan dunia mereka, mengabaikan suasana cafe yang entah kenapa ramai sekali hari ini, Jaemin sendiri hanya punya 3 karyawan, satu di bagian dapur, satu kasir, satu barista, biasanya dia yang akan membantu menjadi waiters, namun sejak kedatangan Jisung beberapa waktu ini membuat Jaemin tidak bisa membantu banyak
hal ini tentu berdampak pada kinerja karyawan nya yang lain, harus menerima pesanan dan membuat pesanan, mondar mandir ke dapur dan kasir, ini sangat melelahkan, dan Hendry sedang di posisi itu sekarang, mungkin dia akan bicara dengan bos nya yang tak lain dan tak bukan adalah Jaemin untuk mempertimbangkan menambah karyawan
"Ouhhh ya tuhan, akhirnya aku bisa duduk" Hendry memijat pelan pinggang nya yang sekarang rasanya encok, kasihan sekali mana masih muda
"Hen, tolong bantu re-stock, rainbow cake, dan chesee cake dong, aku mau buat americano, ada pesanan untuk diantar" Hendry yang baru duduk, langsung berdiri lagi, beranjak menuju dapur dan kembali dengan beberapa potong cake yang tadi diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...