Chapter 25

461 50 4
                                    

Kindergarten tempat Jisung sekolah nampak dipenuhi manusia, pasalnya hari ini adalah penampilan bakat dari anak-anak yang bersekolah disini, Jisung juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Jisung tidak mengatakan apapun pada abang-abangnnya soal penampilan yang akan dibawakannya, dia bilang biarlah ini menjadi kejutan nantinya.

Jaemin datang dengan pakaian rapih, dia mengenakan jas dan juga pita kupu-kupu yang membuatnya terlihat sangat berkarisma, hampir semua orang menatapnnya kagum, bagaimana tampangnnya yang terpahat sempurna dan juga balutan jas yang nampak menyatu sepadan dengan auranya.

Jaemin tau. sedikit banyak Jisung pasti akan sedih, melihat teman-temanya tampil didampingi kedua orang tua bahkan keluarga, namun tidak dengan Jisungnya. Dia pasti akan sedih dan iri, itu normal, terlebih untuk anak seusia dia.

Acara kegiatan amal itupun dimulai. Satu-persatu anak menampilakan bakatnya, ada yang menyanyi, menari, membaca puisi dan sebagainnya. Jisung sudah bersiap di samping panggung teater itu, dia bisa melihat kearah penonton Jaemin yang menganggkat kedua tangannya yang terkepal tanda memberi semangat, namun saat dia melirik kearah penonton yang lain Jisung tidak menemukan Hyungnya yang lain.

Agak kecewa. tapi saat namanya dipanggil dan baru naik ke tangga pentas, Jisung bisa melihat Hyungnya yang lain baru saja memasuki area teater, dia langsung sumringah dan semangat menaiki panggung.

"Kenapa terlambat?" Tanya Jaemin.

"Maaf kak, Tadi di dekat sekolahnnya Renjun ada yang kecelakan, Jadinya kami harus putar balik, malah setelah itu kado Mark buat Jie yang ketinggalan disekolah." Jelas Renjun, Jaemin hanya mengangguk kasian juga melihat adik-adiknya yang kelelahan, lihatlah sampai keringetan gitu.

"Duduk Itu Jie mau tampil" semua pasang mata menatap lurus kearah pentas, menampilkan anak-anak yang sedang berlakon memainkan drama anak kecil. Jaemin tersenyum sepanjang penampilan itu rasanya gemas sekali melihat Jisung tumbuh begitu cepat. Di depan sana jie sedang ber acting dengan hidung babi yang menempel di dihidungnya.

saat penampilan itu selesai dia dan adik-adiknya yang lain lah yang memberikan tepuk tangan paling heboh, Jisung didepan sana juga tersenyum bangga kearah Jaemin saat kakaknya itu mengacungkan kedua jempolnya.

saat penampilan itu selesai dia dan adik-adiknya yang lain lah yang memberikan tepuk tangan paling heboh, Jisung didepan sana juga tersenyum bangga kearah Jaemin saat kakaknya itu mengacungkan kedua jempolnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tepat setelah pementasan itu Jisung berlari kearah keluarganya, memeluk Jaemin dengan erat.

"Wahhh seperti teletubis, Echan juga mau~" Haechan menghambur ikut memeluk Jaemin yang tengah memeluk Jisung.

"Injun juga~"

"Lele Ikut~"

"Nono Juga~" Entah kenapa mereka semua mendadak berbicara dengan lidah pendek meniru babytalk Haechan, Mark yang dari tadi melihat itu tersenyum tipis, dalam hati dia bersyukur mengenal keluarga ini.

"jadi begini ya definisi rumah? rumah yang bukan berbentuk bangunan." Batinnya, lagi dan lagi dia dibuat kagum bagaimana Jaemin mengapresiasi hal kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 DREAM (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang