Chapter 6

636 78 11
                                    

2800 kata, spesial Jisung birthday
Makasih yaa sudah voment, setidaknya aku punya alasan untuk melanjutkan tulisan ini
.
.
.

Happy reading...

🐶🐶🐶

Hendry dan Jaemin tengah mengobrol di salah satu meja cafe, waktu sudah menunjukan pukul 02.00 siang, yang artinya cafe sudah mulai agak sepi dikarenakan jam makan siang telah selesai, dan waktu ini selalu dimanfaatkan karyawan Jaemin untuk beristirahat

"Jadi Hyung mau membuat panti asuhan?" Tanya Hendry syok, tapi mulutnya tetap mengunyah puding

"eum, sebenarnya panti asuhan adalah impian mendiang mama ku yang belum terwujud, aku rasa aku ingin mewujudkanya untuk mama" Jelas Jaemin sembari menyesap americano miliknya

"Memang nya Hyung punya uang sebanyak itu?" Tanya Hendry, bukanya merendahkan, Hendry yang terbiasa melihat Jaemin hidup serba sederhana membuatnya sedikit tidak yakin, apakah Jaemin punya uang untuk mendirikan panti asuhan, mendirikan panti asuhan pastilah butuh banyak uang, belum mengurus perizinannya

"Apa aku terlihat semiskin itu?" Tanya Jamein, menayap langsung kearah mata Hendry

"y-ya bukan begitu, aku hampir tidak pernah melihat Hyung membeli barang mewah, tapi jika dilihat dari penjualan Cafe dan gaya hidup Hyung, aku tidak akan kaget jika tabungan Hyung banyak" jelas Hendry

Jaemin tertawa mendengar penuturan Hendry

"Aku tidak membeli barang branded bukan karna tidak mampu, Aku mampu, tapi aku hanya menyayangkan uang nya, lebih baik membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan, bukan hanya semata ingin gaya, bukan begitu?" Hendry tertegun mendengar Jawaban Jaemin, ini kali pertama dia melihat langsung spesies langka seperti Jaemin

normalnya semua orang ingin punya barang bermerek, hanya untuk sekedar gaya, atau menaikan derajat sosial mereka, ternyata ada loh orang-orang yang lebih memilih fungsinya bukan mereknya

"ya ya ya, jadi Hyung mau keluar hari ini?" Tanya Hendry

"begitulah, aku ingin titip Jie sampai aku pulang, aku tidak bisa membawanya, aku rasa ini akan sedikit lama, nanti semisal Jie rewel tutup saja Cafe nya dan bawa pulang kerumah ku" Ujar Jaemin hanya diangguki oleh Hendry

"Memang hyung mau kemana?"

"Aku mau ke kantor pencatatan sipil, aku harus mengurus beberapa dokumen perizinan pendirian panti asuhan, dan mungkin sekalian melihat lihat bahan pembangunannya" jelas Jaemin

"wow, sudah sejauh itu persiapannya?"

"sebenarnya aku hanya melanjutkan rencana mama, hanya memperbaiki beberapa bagian di proposal permohonannya, jadi yeah hanya menuntaskan saja" jelas Jaemin acuh

"memangnya mau dibangun dimana?" Tanya Hendry lagi

"Tidak jauh dari sini, diluar komplek perumahku yang dekat taman, aku punya sebidang tanah disana" Jawab Jaemin acuh, anaknya bahkan sedang sibuk makan parfait mangga, tak peduli jika Hendry tengah syok berat, Jaemin ini sebenarnya orang kaya ya?!

"Hyung? kau ingat aku tidak? aku sebenarnya aku adik mu yang hilang" Celetuk Hendry

"ya tuhan benarkah? kalau begitu hilang saja lagi, aku tidak masalah" Ujar Jaemin di selingi gelak tawa

"sialan kau Hyung"

.

.

.

Cukup lama Jaemin di kantor perizinan, dan dia memilih untuk menyudahinya untuk hari ini, Jaemin sudah kembali dari kantor perizinan, namun surat izinnya belum bisa di proses karena beberapa dokumen yang belum lengkap, jadi dia harus melengkapi semua persayaratan terlebih dahulu supaya pihak perizinan dapat mengeluarkan surat izin pendirian, tapi dia memilih tidak melanjutkannya hari ini

7 DREAM (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang