kemewahan tidak menjamin kehidupan bahagia, kau mungkin bergelimangan harta, tapi ada sesuatu dalam hati manusia yang tidak bisa dipuaskan, tak peduli berapa banyak uang yang kau miliki.
Di kediaman Haechan tengah terjadi kericuhan, Adik perempuan dari Daddy nya mendatanginya tepat saat dia hanya sendirian dirumah, sebelumnya Haechan mengira keluarga Daddy Nya tidak akan berani bertindak sejauh ini, tapi dia salah, manusia bisa berubah kapan saja.
"Kau berani mengadu pada Daddy mu ha? Kau tau akibat dari itu? Kak Johnny mencabut dan mengalihkan 100% dari asetnya atas namamu, Aku! aku yang merawatnya saat dia kecil tidak mendapatkan sepeserpun! tidak cukupkah atas kehadiran ibumu yang merusak segalanya? Sekarang kehadiranmu malah mengacaukan keluarga kami."
Dari tadi Aunty nya memakinya dengan kata yang tidak seharusnya orang dewasa lontarkan pada anak remaja seperti nya, sebenarnya apa kesalahan yang dilakukan ibundanya sampai keluarga Daddy begitu membencinya?
Haechan tidak berani menjawab saat Aunty nya melakukan kekerasan verbal terhadapnya, dari tadi pandangan matanya hanya menatap lantai, dia tidak tau menahu soal apa yang Daddy-nya lakukan, harta warisan atau aset apalah itu.
Yang dia mention dari tadi adalah bagaimana Aunty nya merendahkan sang ibunda,bukan salahnya lahir dari rahim ibunya, lagipula dia tidak pernah minta dilahirkan ditengah keluarga ini, jika saja anak bisa memilih lahir dikalangan mana ia ingin dilahirkan Haechan juga enggan berada di tengah keluarga Daddy Nya yang problematik ini.
"KALAU ORANG NGOMONG ITU TATAP MATANYA! APA IBUMU TIDAK MENGAJARKAN ITU PADA MU HA?"
Haechan menangis, dia paling tidak suka mendiang ibunya disangkutpautkan dengan semua ini, bahkan disaat dia sudah beristirahat dialam lain pun masih disudutkan, dia jadi tidak bisa membayangkan seberapa besar tekanan yang dihadapi ibundanya semasa hidup dulu.
Aunty Haechan yang bernama Lami itu menjambak rambut Haechan hingga membuatnya terpaksa mendongak.
"Aunty lepasin hiks sakit." Haechan merasakan perih dikepalanya, jambakan Lami tidak bisa dibilang pelan, Haechan bahkan yakin beberapa rambutnya ikut tercabut.
"Bilang pada Daddy mu untuk membatalkan surat wasiat itu, atau aku akan berlaku lebih dari ini." Lami menghempaskan Haechan dan meninggalkannya begitu saja, para Maid yang dari tadi tidak bisa melakukan apapun bergegas menghampiri Haechan.
"Tuan Muda!"
"Bibi kepala Echan sakit." Haechan mengadu pada Jinyu, dia adalah kepala Maid, besar tanpa sosok seorang ibu membuat Jinyu berperan banyak dalam tumbuh kembang Haechan, dengan Jinyu Haechan tidak akan segan untuk sekedar bermanja.
"Yaampun Tuan Muda, sini bibi lihat!" Jinyu memutuskan membawa Haechan ke sofa, kemudian memeriksa kepalanya, Jinyu menemukan beberapa helai rambut yang terlepas, hatinya merasa marah namun dia sadar posisinya dirumah ini bukan nyonya besar dia tidak bisa melakukan apapun.
"Tuan muda lebih baik menceritakan semuanya pada tuan besar."
"Nda mau, Echan sudah cukup banyak menyusahkan Daddy." Haechan menunduk bimbang sebenarnya, dia pesimis tidak bisa melakukan apapun tanpa dukungan Daddy-nya. Tapi disisi lain dia ingin segera beranjak dewasa supaya tidak membebani Daddynya.
"Tuan Muda dengerin bibi, semakin tuan muda berusaha menyembunyikan sesuatu dari Tuan Besar, akan semakin marah saat beliau mengetahuinya nanti, tidak ada salahnya melaporkan itu, Lami sudah keterlaluan sekarang dia sudah berani main tangan, jadi Tuan Muda harus mampu bersikap tegas dalam mengambil keputusan, biarkan Tuan Besar menyelesaikannya, jangan begini bibi sedih." Jinyu mengusap sayang kepala Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...