"Gara-gara anak sialan itu, uang saku ku di stop, lihat saja tak akan ku biarkan dia hidup tenang" Renata menatap gusar layar televisi yang sedari tadi menampilkan pemberitaan tentang dirinya, ayahnya mendatanginya dan memukulinya habis-habisan, tidak peduli jika dirinya adalah seorang perempuan.
"RENATAAAA!!!! BAJINGAN, DIMANA KAU!"
Renata terkejut mendengar teriakan itu, Ayah nya baru saja membanting pintu utama, Renata yang terperanjat lantas menatap sedikit takut pada ayahnya.
"tolong jangan lagi"
"KAU DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG, SUDAH KU BERIKAN SEMUA FASILITAS, TAPI YANG KAU LAKUKAN HANYA MENCEMARKAN NAMA BAIK KU, KEMARI KAU!"
PLAK
"AAARGGGGHHHHH" wajah Renata tertoleh begitu ayahnya dengan tega menamparnya
"KAU TAU BERAPA KERUGIAN YANG AKU PEROLEH DARI PERBUATAN MU HA?" Andy naik pitam, dia sudah bersusah payah mengembangkan perusahaannya, tapi anak bodohnya ini dengan seenaknya bertindak dan mencoreng namanya, dan sekarang dia kehilangan 2% dari sahamnya
"SEBENARNYA APA MAU MU HAH?"
Andy dengan tidak berperasaan menjambak rambut putrinya, beberapa maid yang melihat itu hanya berlalu, karena ini bukan kali pertama mereka melihat tuan besar memukuli putrinya, bukanya mereka tidak punya empati untuk membantu nona muda itu, hanya saja Andy pasti akan langsung memecat mereka.
para maid juga tidak munafik, gaji yang di tawarkan di kediaman utama ini sangat besar, dan mereka tentu punya tanggungan masing-masing, jadi sebisa mungkin mereka akan pura-pura tuli dan buta, demi menghidupi keluarga mereka yang jauh di sana.
"CUKUP AYAH CUKUP!" Renata berteriak, Renata berusaha melepaskan jambakan ayah nya, kepalanya nyeri kaera beberapa rambutnya tercabut, belum pipinya yang terasa panas akibat tamparan ayahnya.
Andy menghentikan jambakannya dan melempar begitu saja tubuh putrinya, meninggalkan begitu saja Renata di ruang tengah dengan kondisi yang tidak bisa di bilang baik.
inilah yang selalu di rasakan Renata, hidupnya jauh dari kata baik, ayahnya suka sekali memukulinya, meski mereka terbilang orang kaya, namun itu tak membuat Renata merasa cukup dengan apa yang dia punya.
dia tidak peduli, yang dia mau hanya hidup tenang, bahkan jika harus di tukar dengan seluruh harta yang mereka miliki, Renata akan dengan suka rela menukarnya jika itu bisa memberikannya kebahagiaan, sejak perekonomian mereka diatas rata-rata, Renata tak lagi menemukan kedamaian dalam hidupnya.
dulu saat mereka masih sederhana, Renata bahagia, ibunya akan memasakan makanan sederhana untuk menyambut kepulangannya, dan sang ayah yang senantiasa memberikannya semangat untuk mendapat pendidikan yang baik.
namun suatu ketika ayah nya yang hanya pekerja kantor biasa mendadak diangkat menjadi direktur, saat itu Renata tidak mengerti, yang dia tau ayahnya naik jabatan dan memiliki gaji yang lebih banyak, hingga saat ini Andy sudah punya perusahaan sendiri, Renata mendapatkan semuanya, tapi juga kehilangan sesuatu.
"Sejak memiliki kekuasaan, Andy berubah menjadi pribadi yang buruk, dia menjadi penuntut dan ambisius soal pencapaian, Andy selalu menuntut Renata untuk berada di peringkat satu, tak peduli kesulitan apa yang anak nya hadapi, dan ketika Renata memenuhi ekspetasi ayahnya, dia hanya akan menjawab
"Kau putri ayah, sudah seharusnya kau mampu." Meski begitu Renata tetap berharap, suatu saat ayahnya dapat mengapresiasi sekecil apapun pencapaian nya. sama seperti sosok ayah nya yang dulu.
dia hanya rindu.
itu adalah salah satu alasan mengapa dia begitu ambisius di sekolah, ini juga yang menjadi alasan dia tak menyukai Huang Renjun, jika dilihat anak itu tidak perlu besusuah payah untuk meraih peringkat satu menjadi siswa terbaik seluruh angkatan, sedangkan dia harus mati-matian belajar agar bisa menduduki posisi itu, dia benci orang-orang yang di berkati otak encer, mudah sekali mendapatkan apa yang mereka mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...