"Heyyyy everyone~"Semua pasang mata melihat kedatangan dan teriakan tidak terduga dari Jaemin, tumben sekali kakak nya berteriak, biasanya kalem
"Kau yakin itu kak Jaem?" Tanya Renjun setengah berbisik pada Jeno
"Kurasa bukan" timpalnya
"Hei aku mendengar itu!"
Jeno dan Renjun terkikik mendengar nada merajuk Jaemin
"Kenapa kak, tumben sekali berteriak" Renjun penasaran apa yang membuat Jaemin sangat bersemangat hari ini.
"Hehe tebak, kakak dan Chenle punya apa?" Jaemin menaikturunkan alisnya
"Heum, cemilan?" Tanya Renjun ragu
"Salah."
"Mainan balu?" Si kecil Jisung ikut menebak
"Haha tidak salah, tapi tidak benar juga" Chenle menyetarakan tinggi nya dengan Jisung untuk mengusap pelan rambut si kecil
"Apa lele Hyung punya mainan lagi?" Tanya Jisung
"Punya! Tapi harus cium dulu, gimana dong?" Ujar Chenle pura-pura sedih
"Jie mau kok" ujar nya polos
"Sebelah sini" tunjuk Chenle pada pipi kanan nya
Cup
"Yang kiri juga, disini "
Cup
"Yang kanan lagi"
Cup
"Yang kiri lagi"
Cup
"Yang kanan lagi"
Cup
"Hahaha ini hadiah mu anak manis~" Chenle memberikan satu paper bag berisi mainan baru pada Jisung
"Telimakasih lele Hyung " Jisung nampak sumringah, kemudian memeluk leher Chenle dan di balas dengan usapan punggung dari yang lebih tua.
"Akhhh akhh akhh sakit, kak sakitttt akhh lepasin "
Chenle meringis kesakitan saat Jamein menarik telinganya, tidak itu tidak pelan sama sekali, Jaemin benar-benar akan membuat telinganya putus.
"Ampun ampun! Akhhh "
"Sudah berapa kali kakak bilang, jangan dibelikan lagi, mainannya sudah banyak" Jaemin berkacak pinggang
"Ya maaf, itu tadi ga sengaja liat di toko, langsung keinget Jie, lagian kenapa sih, itu kan cuma mainan " Chenle merenggut sambil memegangi telinganya yang Sekarang terasa panas, ini ketiga kalinya Jaemin marah padanya karena membelikan terlalu banyak mainan untuk Jisung.
"Cuma? Sekarang kakak tanya, berapa harganya?" Chenle kelabakan, Jaemin sudah menduganya, pasti ini bukan mainan murah.
"Ughh kakak perut Chenle sakit belum makan siang, tadi di sekolah ga sempat" Chenle tiba-tiba mengeluh perutnya nyeri
Tanpa sepatah katapun Jaemin langsung meninggalkan ruang tengah, melupakan niat awalnya yang hendak memberi tau informasi penting, bahkan kegiatan marahnya terhenti, ga tau lanjut atau engga nantinya, yang jelas Chenle harus makan dulu
"Fiiuuuhhh" Chenle mengelap keringat fiktif di dahinya, dia bernafas lega saat Jaemin sudah meninggalkan mereka, setidaknya saat ini dia selamat dari pertanyaan maut Jaemin.
"KAK JAEM~ CHENLE BOHONG!"
Haechan tersenyum setan, yang tentu saja di hadiahi tatapan mematikan Chenle
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...