Mark. Namanya adalah Mark, tidak ada marga yang mengikuti namanya, laki-laki berkewarganegaraan Canada itu nampak menguap, sudah biasa baginya bangun dengan keadaan sepi, setidaknya dalam dua tahun ini.
Mark beranjak dari tempat tidurnya, melipat selimutnya kemudian mulai membersihkan flat kecil tempatnya berlindung, flat itu sudah cukup tua, namun harga sewa nya cukup murah, tapi untuk ukuran seorang Mark harga sewa itu masih termasuk mahal, usianya baru 18 tahun, tapi semesta memaksanya menafkahi diri sendiri
Rutinitas harian Mark tidaklah banyak, pagi hari ia akan bekerja sebagai pengantar koran dan pengantar susu, bukan tanpa alasan Mark memilih pekerjaan ini, sebisa mungkin Mark menghindari berinteraksi dengan banyak orang, kondisinya tidak memungkinkan untuk menjaga sosial butterfly
hampir 2 tahun tinggal di flat sederhana ini membuat Mark mulai terbiasa, flat ini sudah lebih dari cukup baginya, di dalamnya terdapat 1 kamar tidur yang tidak terlalu besar, ruang tamu yang menyatu dengan dapur, hanya ada sekat pemisah yang tidak terlalu tinggi, Mark sering menggunakannya untuk makan, karena memang tidak ada ruang makan.
Mark keluar dari kamar mandi setelah dirasa semuanya bersih, Mark pergi meninggalkan Flat nya menuju tempat yang setiap minggu selalu dikunjunginya, yang selama ini menunjang keberlangsungan hidupnya, Rumah Sakit.
"Mark, cobalah untuk mulai sedikit terbuka dengan teman-teman mu, kamu ingin sembuh kan?" Yang berbicara adalah dokter, dokter Ahli Jiwa, siapa yang sakit jiwa? Mark?
meski di lihat sekilas Mark terlihat sehat dan baik-baik saja, Namun siapa sangka remaja 18 tahun itu adalah pasien PTSD, PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder, merupakan salah satu jenis gangguan mental yang di sebabkan seseorang mengalami atau melihat peristiwa mengerikan yang mengguncang mentalnya
kondisi ini berlangsung dalam waktu yang tidak menentu, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, dalam kasus ini Mark sudah dua tahun menjadi penderita PTSD.
Awalnya Mark tidak menyadari bahwa dirinya adalah penderita PTSD, dia baru menyadari beberapa bulan setelah peristiwa 'naas' itu terjadi, Mark menyadari saat ingatan ingatan tentang peristiwa itu mulai menghantuinya, dia menjadi gampang cemas, sulit tidur, dan berhalusinasi, dan benar saja, ketika Mark dan keluarga nya konsultasi ke dokter, Mark di vonis sebagai penderita PTSD
Saat di Canada kedua orang tuanya sempat membawanya therapy, namun itu hanya bertahan beberapa saat, mereka mulai kembali sibuk dengan pekerjaan, dan mulai mengabaikan kesehatan Mark, puncaknya adalah dua tahun lalu, Mark di boyong ke Korea dengan alasan akan mencarikan dokter terbaik untuk therapy nya, nyatanya dia di titipkan di panti asuhan.
Mark hanya bertahan beberapa bulan di panti asuhan, dia harus keluar Karna sudah dianggap memasuki usia dewasa, beruntung pihak yayasan panti asuhan masih berbaik hati memberikan Mark pengobatan dan therapy gratis, dan disinilah Mark sekarang, menerima terapi CBT
Terapi. cognitive behavioral therapy atau CBT merupakan terapi bicara untuk membantu penderita PTSD mengenali pola pikir mereka yang dapat memengaruhi emosinya.
"Mark kau dengar aku?" Sang dokter kembali bertanya begitu dia tak mendapat atensi dari Mark
"A-aku sudah berusaha, hanya saja aku selalu mengalami panic attack begitu berinteraksi dengan orang lain" Mark menunduk dalam, dia merasa seperti anak kecil yang takut dengan monster di bawah kolong tempat tidur, nyatanya ketakutannya hanya halusinasinya belaka
"tidak masalah Mark, jangan terlalu menekan dirimu, untuk saat ini aku akan memberikan mu anti depresan dengan dosis seperti biasa, terimakasih ya sudaha bertahan sejauh ini, dokter senang kamu tidak menyerah dan punya keinginan untuk sembuh, aku berdoa untuk kesembuhan mu" Sang dokter tersenyum teduh menatap Mark
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...