"Huaaaaa pinggang ku~" keluh Renjun, soalnya selama perjalanan dari bandara kesini Renjun tertidur, sepertinya salah posisi sehingga menyebabkan pinggangnya sedikit encok.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya mereka bertujuh sampai di Sanya, provinsi Hainan, Tiongkok. kota itu terletak tak jauh dari pantai, kota ini cukup populer dikalangan turis sebagai tujuan objek wisata.
Tadinya mereka memang berniat menyambangi Jilin, namun atas kemauan tuan muda Chenle, akhirnya mereka di boyong menuju Sanya, katanya disana lebih bagus, dan disinilah mereka berakhir.
"Kau baik-baik saja Njun?"
"Astaga pinggangku Jen, gendong aku sampai ke villa" Renjun merentangkan kedua tangannya, pinggangnya benar-benar encok sekarang.
"Sini kak, Jeno bawain tas nya" dengan tidak berprike-Renjun-an, Jeno malah mengabaikanya begitu saja dan menawarkan bantuan pada sang kakak angkat untuk membawakan tas nya.
"YAK!! KALO GITU NGAPAIN PURA-PURA PEDULI?" Teriak Renjun.
"Sebenarnya itu hanya basa-basi " Jeno melenggang, meninggalkan Renjun dengan tatapan yang sulit di percaya
"Hahaha sudah-sudah ayo masuk, nanti kau bisa beristirahat, atau kakak aja tang gendong?" Jaemin menarik turunkan alisnya.
"Tidak usah sendiri saja." akhirnya Renjun mengalah dan melupakan kekesalannya pada Jeno.
"Wahh ada ring basket!!!" Saat memasuki pekarangan vila Chenle kaget begitu menemukan ring basket, seingatnya terakhir kali dia berkunjung kesini tidak ada apa apa.
"Wah ada tenis meja!" Jeno dulu menyukai tenis meja, rasanya sudah lama sekali dia tidak main ini.
"ada bola kaki juga" Haechan mengambil bola kaki itu dan mencoba menendangnya
"Renjun, tendang balik" Teriak nya
"aaaaa malas~"
"Ayolah manis, kita main" lagi-lagi Haechan menarik tangan Renjun untuk meladeninya bermain, yang diseret akhirnya pasrah meladeni anak berkebutuhan khusus itu, mana pinggangnya encok.
Jaemin memilih duduk di sebuah ayunan kain, mengistirahatkan tubuhnya yang sekarang terasa seperti kurang cairan, Jeno dan Mark sibuk mencoba tenis meja, Chenle mencoba Ring basket barunya, sementara Renjun asik diseret kesana kemari oleh Haechan.
Jisung?
Anak itu sibuk memperhatikan pohon bonsai yang ada dekat tangga Villa, matanya menatap takjub bangunan berwarna hitam di depannya yang terdapat banyak lampu hias berwarna oranye redup.
"Hufft sudah, aku sudah tidak kuat" ujar Renjun hampir terkapar, Haechan yang kelebihan baterai benar-benar tidak cocok untuk nya.
"Baiklah semuanya, Saya Seo Haechan yang akan memandu wisata kali ini, kita absen dulu yaaa~" Haechan berteriak dengan nada kekanakan nya, walaupun semua yang disana serentak menjawab
"Tidak mau." Tapi dia tidak peduli, dia akan bertindak seperti Noona pemandu wisata.
"Melv?"
"Hadir"
"Samoyed?"
"Wang"
"Chenle?"
"Ehek"
"Jisung?"
"Nee"
"Lonjwin?"
"Nee~"
"Oke semuanya sudah hadir." ujarnya bertepuk tangan
"Kak Jaemin?"
"tidak datang"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DREAM (Slow Update)
FanfictionBercerita tentang betapa baiknya seorang Na Jaemin "Kak Nana, Jie paling sayang sama kak Nana, kak Nana yang selamatin Jie waktu itu" -jisung "dulu aku tidak percaya makhluk mitologi bernama malaikat, sekarang aku percaya, semua deskripsi tentang ma...