35

391 16 5
                                    

"DIRGA KITA MAU KEMANA?"

"HAH APAAN?"

"KITA MAU KEMANA?"

"ADA DEH"

Dirga memacu motornya cepat agar cepat sampai ke tempat tujuan mereka berdua.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di pasar malam

Yap pasar malam, dirga mengajak arsya ke pasar malam

"Jangan buru-buru turunnya"

"Ayok dirga ayok beli jajan banyak-banyak". Heboh arsya sambil menarik-narik tangan dirga

" Iya-iyaa haduh bentar, ini helm nya aku lepasin elah".

"Udah kan ayok"

Sambil bergandengan tangan mereka berjalan ke arah pasar malam dengan riang gembira. Apalagi arsya yang kini matanya tampak berbinar-binar melihat ke area sekitar

"mau beli apa?, aku yang bayarin". ucap dirga

"serius". ucap arsya sambil menatap dirga dengan binar matanya.

"iya, apa sih yang ngk buat lo". sambil menaikturunkan alisnya dirga menggoda arsya

"yaudah buruan entar makin rame dirga".

dengan perasaan senangnya arsya menyeret dirga kesana kemari dengan tawa riang gembira. Langkah mereka berdua akhirnya berhenti di pedagang yang menjual pemen kapas.

"Dirga aku mau itu". tunjuk arsya ke arah permen kapas dengan bentuk bunga

"Cantik banget gila, warna warni". kagum arsya

"Mau beli yang itu?" tanya dirga memastikan

" iyaps"

"Yaudah ayok, nanti dibeli orang nangis kejer".

"fitnah lebih kejam dari pembunuh mas, ingat itu". ucap arsya kesal

Enak saja, dikira dirinya anak kecil apa

"siapa tau, kamu dulu kan sering nangis"

"emang bener?". tanya arsya

"lya". Jawab dirga

Arsya kini merasa bingung, karena arsya merasa dirinya tidak pernah gampang menangis. Ini pasti dirga sedang bercanda ini

"Alah bohong ya , ngaku aja deh, jail mulu perasaan".

"Enggak kok, aku ngak bohong"

"mana buktinya kalau aku sering nangis, aku terakhir kali nangis aja waktu ditonjok sama kak vino, mana sakit banget tonjokkannya"

"Gue ngak bohong anjir, lo bocil dibilangin kagak percaya amat sih ah".

"kok aku ngak inget tuh?". tanya arsya

"ya itukan sebelum lo kecelakaan".
jawab dirga yang membuat arsya terdiam

"Emang dulu aku tuh kayak gimana sih dirga, sebelum aku kecelakaan?". tanya arsya yang kini menatap dirga dengan serius

dipandang seperti itu, membuat dirga jadi bingung harus jawab apa.

"Eum y-ya gitu lo sering nangis". jawab dirga dengan sedikit terbata

"kalau aku sering nangis kan pasti ada penyebabnya, emang aku sering nangis gara-gara apa sih". heran arsya

gara-gara kakak lo. batin dirga

"aku jujur ngk ada ingatan yang muncul sama sekali tentang dulu"

"Jangan dipaksa inget, ntar lo sakit".

Hubungan Terlarang (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang