36

441 26 7
                                    


Setelah asyik berjalan-jalan dengan dirga, arsya akhirnya memutuskan untuk pulang karena dirasa telah larut malam. Jajanan yang dibeli di pasar malam pun telah habis tak tersisa. Siapa yang tau kalau arsya mampu menghabiskan jajanan itu semua, tubuhnya saja yang kecil, tapi jangan ragukan nafsu makannya

Gede cuyy..

Arsya masuk kedalam rumahnya dan terlihat kalau rumahnya telah gelap

Mungkin kak vino sudah tidur. Batin arsya.

Karena tak ingin banyak berpikir, arsya langsung saja masuk kedalam kamarnya karena sungguh badannya lelah sekali. Tak lupa ia juga menguap karena sangat mengantuk.
.
.
.
.
.
.
Arsya mengerjapkan matanya ketika sinar matahari mengenai mata indahnya. Arsya kemudian duduk sambil melihat jam yang menunjukkan pukul 10 siang. Btw arsya saat ini libur sekolah, jadi tidak masalah baginya untuk bangun terlambat. Sambil menguap dan mengumpulkan kesadaran, arsya kemudian beranjak dari kasurnya menuju kearah kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Skip

"Siang kak vino". Sapa arsya ketika melihat sang kakak sibuk di dapur menyiapkan makan mereka.

"Siang, duduk terus makan". Jawab kakaknya dan diangguki oleh arsya

Arsya menatap heran kakaknya yang terlihat rapi sekali, padahal hari ini adalah hari lbur. Mau kemana kakaknya itu?

"Kakak mau kemana?". Tanya arsya

"Kakak mau keluar, mau ikut?". Tanya vino berharap adiknya itu ingin keluar bersamanya

"Boleh, emangnya mau kemana kak? ". Tanya arsya lagi. Berhubung ini hari libur dan arsya tak memiliki kegiatan apapun, lebih baik ikut kakaknya saja daripada bosan di rumah. Tak lupa arsya juga sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya, karena sungguh ia begitu lapar

"Lihat aja nanti". Jawab vino sambil memakan makanannya juga seperti arsya

Setelah makan bersama, arsya kemudian bersiap-bersiap untuk pergi bersama kakaknya. Ia mengunakan hoodie hitam dipadukan celana pendek selutut berwarna putih yang menampilkan kaki jenjang, mulus nan indahnya. Dirasa sudah siap, arsya kemudian menghampiri sang kakak yang menunggunya dilantai bawah.

"Ayok kak".

Namun bukannya menjawab, mata vino justru terfokus pada kaki jenjang, mulus nan indah milik adiknya itu. Vino meneguk ludahnya, kemudian menatap arsya dengan intens

"Kenapa pakai celana itu? ". Tanya nya dengan suara rendah

"Hah.. Ngk cocok ya kak.. Tapi males ah kalau ganti". Sepertinya arsya tidak paham dengan apa yang dimaksud kakaknya itu

"Kenapa ngk pake celana panjang"

"Harus banget ya?". Tanya arsya dengan lesu, jujur arsya malas ganti

"Terserah, ayo berangkat". Ucap vino jalan terlebih dahulu kemudian di susul oleh arsya dibelakangnya
.
.
.
.
Vino membawa arsya ke mall untuk belanja bersama, sambil bergandeng tangan (atas usul vino karena takut arsya hilang), mereka berdua berjalan bersama sambil melihat sekeliling untuk membeli barang apa yang akan mereka beli. Setelah beberapa menit berkeling, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sepatu.

Vino dan arsya tengah sibuk memilih sepatu yang dirasa cocok untuk mereka pakai. Vino yang sedang asyik memilih warna sepatu menoleh ke belakang ketika arsya menepuk pundaknya.

"Ada apa? ".

"Menurut kakak bagus yang mana, yang ini atau ini". Tanya arsya sambil menunjukkan kedua warna sepatu yang berbeda.

Vino terdiam sebentar, kemudian menunjuk sepatu yang ada pada tangan kiri arsya, tepatnya warna hitam putih.

"Yang ini bagus, cocok buat kamu".

Hubungan Terlarang (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang