14

14 2 0
                                    

Di kota lain, Rumah Keluarga Kyoto.

Yoshihiro duduk di atas bantal duduk, seperti seorang penjahat duduk di ujung ruangan, semua anggota keluarganya duduk di sisi lain ruangan.

Kakak pertama, Yoichi, menatap adik bungsu yang berjarak 25 tahun di bawahnya. "Bertunangan dengan pria?! Kau sudah gila?!"

Yoshihiro hanya diam menatap ke bawah.

Kakak kedua, Yoshio, berusia 15 tahun di atas Yoshihiro, menatap kedua orangtuanya tak mengerti. "Ayah dan Ibu tidak menghentikan kekonyolan ini? Jika kakek mengetahui tentang ini, apa yang akan dia katakan?!"

Nyonya Kyoto menghela nafas dalam menatap kedua putranya, "Tenang dulu..."

"Bagaimana kami bisa tenang, Bu? Ini sangat konyol! Apa yang akan masyarakat pikirkan tentang keluarga kita?!" Tegas Yoshio.

Nyonya Kyoto terdiam mendengar itu.

"Jika sudah begini! Harus bagaimana?! Jika keputusan ini malah membuat keluarga kita mendapatkan semakin banyak ramalan, bagaimana?!" Tanya Yoichi tak mengerti.

Yoshihiro mengangkat wajah menatap kedua kakak laki-lakinya, "Tapi aku bertunangan dengan keturunan asli keluarga Kajiyashiki.."

Kedua saudara tertua keluarga Kyoto itu menghembuskan nafas kesal.

"Tidak pernah dalam sejarah keluarga kita dua pria menjadi pasangan!" Ucap Yoichi menegaskan, "Dan kau pikir... bertunangan dengan keluarga Kajiyashiki seperti ini, ramalan buruk itu bisa terpatahkan?! Kau tidak bisa bermain-main dengan adat istiadat dan ramalan Biksu Agung!"

"Di ramalan itu, Biksu Agung hanya berkata harus ada perjodohan dari keturunan asli keluarga kita dan keluarga Kajiyashiki! Tidak ada penjelasan tentang gender kan?!" Balas Yoshihiro tak mau kalah.

Yoichi memejamkan mata dan memijat batang hidungnya.

Yoshio geleng-geleng kepala, "Karena hubungan seperti itu sangat tercela,Yoshihiro... Biksu Agung tidak perlu menjelaskannya lagi."

"Berhenti!" Ucap Tuan Kyoto akhirnya bersuara, membuat semua anggota keluarganya menoleh. Ia menghela nafas dalam, "Seperti ini saja dulu.." ucapnya pelan, "Belum ada komentar apa pun dari keluarga Kajiyashiki. Kita bisa membicarakannya lagi, setelah ini kita bisa mengembalikan pertunangan kembali menjadi Nona Eiko." Jelasnya, terdengar lelah.

Yoshihiro tertegun.

"Keluarga Kajiyashiki tentunya harus setuju mengembalikan pertunangan kembali seperti awalnya!" Sahut Yoichi.

Nyonya Kyoto hanya bisa memperhatikan semua pria di keluarganya berbicara.

"Tidak!" Tegas Yoshihiro, "Jika bukan Kajiyashiki Eiji, aku tidak akan bertunangan dengan siapa pun dari keluarga itu!" Tambahnya.

"Yoshihiro!" Tegas Yoichi marah.

Yoshihiro bergerak bangkit, lalu berbalik pergi.

"HEI!! Yoshishiro!!!" Yoshio juga bangkit untuk mengejar Yoshihiro.

Yoshihiro berhenti dan menatap kakak keduanya marah.

Pembicaraan terputus karena suara ponsel yang sangat menggelegar, semua perhatian langsung tertuju kesana.

Sang pemilik ponsel, Yoichi sendiri terkejut mendengarnya. Ia mengeluarkan ponsel dan tertegun melihat orang yang menelepon, "Dari perusahaan!" Tegasnya, lalu menjawab panggilan itu.

Semua orang tertegun mendengar itu, wajah semua orang kecuali Yoshihiro tampak gugup.

Yoshio menatap Yoshihiro marah, "Jika bisnis keluarga kita semakin memburuk, kau yang bertanggung jawab atas semua itu!" Bisiknya dengan gigi rapat.

"HA?!" Yoichi tersentak kaget.

Semua orang di ruangan itu menoleh dengan wajah tegang.

Yoichi terpaku beberapa saat mendengarkan seseorang berbicara di telepon, tak lama matanya berpindah pada Yoshihiro. "Kau yakin tentang itu?" Tanyanya.

Yoshihiro tak mengerti dengan tatapan itu.

"Ya, kabari aku lagi.." jawab Yoichi dan menarik ponsel dari telinga. Ia diam dulu beberapa saat mencerna apa yang ia dengar tadi.

"Ada apa?" Tanya Nyonya Kyoto ingin tau.

Yoichi memandang semua wajah anggota keluarganya bergantian, "Saham kita naik sampai 25% hari ini.."

Semua orang terpaku beberapa saat, lalu menatap Yoshihiro.

Yoshihiro kebingungan menjadi pusat perhatian, "Kenapa?"

Yoshio langsung memeluk Yoshihiro dan menepuk punggung adiknya itu, "Ramalan buruk itu sudah terpatahkan!!!" Soraknya riang.

Yoshihiro meringis merasakan tepukan itu, Yoichi ikut menghampirinya dan menepuk-nepuk punggungnya juga. Matanya melirik orangtuanya yang terlihat sangat lega.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang