03

32 3 0
                                    

Para orangtua memulai pembicaraan mereka tentang pertukaran cincin yang akan segera dua keluarga lakukan.

Eiko menelan ludah dan mengangkat tangan penuh keragu-raguan.

Eiji tertegun melihat Eiko mengangkat tangan.

Semua orang memandang Eiko bingung.

"Maaf, boleh saya mengatakan sesuatu dulu?" Tanya Eiko hati-hati.

"Eiko.." panggil Tuan Kajiyashiki mengingatkan.

"Tentu saja, apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya Nyonya Kyoto mempersilahkan.

Eiko melirik Yoshihiro yang juga memangangnya menunggu.

Eiko menurunkan tangannya, "Setelah bertunangan..." ia memulai ucapannya, "...bolehkan saya mempelajari musik dulu ke Harvard?" Lanjutnya hati-hati.

Semua orang tua disana tertegun mendengar pertanyaan Eiko.

Eiji terkejut karena keberanian saudarinya, tangannya terulur ke tangan gadis itu di bawah meja.

"Sayang..." Nyonya Kajiyashiki memegang bahu putrinya, "Tidak perlu jauh-jauh sampai ke Amerika, di Jepang juga banyak universitas untuk mempelajari musik."

Nyonya Kyoto tertawa kecil, "Benar sayang, walaupun sekarang adat istiadat diantara keluarga kita sudah tidak seketat dulu, tapi anak perempuan pergi terlalu jauh dari rumah sebelum menikah tetap kurang baik."

Yoshihiro memandang ibunya, lalu kembali melirik Eiko.

Eiko menurunkan pandangannya, terlihat tidak bisa mengatakan apa pun lagi.

Yoshihiro memindahkan matanya ke arah Eiji, pria itu dan Eiko memiliki garis wajah yang nyaris sama karena kembar. Pria itu tampak menatap kembarannya prihatin.

"Nah... kita bisa melakukan pertukaran cincin untuk anak-anak kita." Ucap Tuan Kajiyashiki mengalihkan pembicaraan.

Namun perhatian para orang tua kembali teralih karena kali itu Yoshihiro yang

mengangkat tangan.

Eiji dan Eiko memandang Yoshihiro tak mengerti.

"Saya... juga ingin mengatakan sesuatu." Ucap Yoshihiro.

Para orangtua saling melirik.

"Tentu, nak." Jawab Nyonya Kajiyashiki mempersilahkan.

Yoshihiro menurunkan tangannya, ia memandang kedua sisi orang tua. "Tentang perjodohan yang dilaksanakan antara keluarga Kyoto dan Kajiyashiki..." ucapnya memulai, "Hanya perlu dilakukan oleh keturunan asli dari kedua keluarga kan?"

Suami-istri Kyoto dan Kajiyashiki saling melirik dulu, lalu kembali memandang Yoshihiro.

"Ya.." jawab Tuan Kajiyashiki.

"Jika begitu.." Yoshihiro kembali memulai, "Hari ini..." ia kembali memberikan jeda untuk memandang Eiji.

Eiji tertegun mendapat tatapan itu, apalagi tatapan mereka langsung bertemu.

"Aku ingin bertunangan dengan Kajiyashiki Eiji."
Hening...

Kedua sisi orang tua terpaku cukup lama.

Eiko membesarkan mata dan menoleh menatap Eiji.

Nyonya Kyoto memecahkan keheningan dengan tertawa kecil, "Ya ampun, Nak Eiji memang semanis Nona Eiko, mereka kan kembar, sayang. Tapi kau tidak mungkin bertunangan dengan pria kan?" Ucapnya dengan penekanan.

Para orang tua juga ikut tertawa berpikir Yoshihiro sedang mengeluarkan lelucon.

Eiko memperhatikan tatapan Yoshihiro dan Eiji bergantian, lalu memandang para orang tua. "Jaman sudah maju, Paman dan Bibi." Sahutnya, "Pria dan pria juga bisa bersama, selama mereka saling menyayangi satu sama lain."

Nyonya Kajiyashiki langsung mencubit lengan putrinya pelan.

Eiko meringis merasakan cubitan itu.

"Maaf.. putri kami suka becanda." Ucap Tuan Kajiyashiki menyesal.

Yoshihiro bergerak bangkit, menatap para orang tua itu tegas. "Jika bukan Kajiyashiki Eiji yang bertukar cincin denganku hari ini, aku tidak ingin melakukannya!"

Suami-istri Kajiyashiki sampai tidak bisa berkata-kata menatap putra mereka.

"Hei!! Jangan nyawur! Memangnya kau pikir Nak Eiji mau bertunangan dengan pria sepertimu?!" Sembur Tuan Kyoto.

Yoshihiro memandang Eiji, menunggu pria itu memberikan reaksi.

Eiji tertegun saat menjadi pusat perhatian, lalu mendongak memandang Yoshihiro. Tatapan pria itu seperti meyakinkannya untuk setuju.

Nyonya Kyoto menghela nafas dalam, "Nak.. perjodohan ini—"

"Aku bersedia.." jawab Eiji dengan tatapan pada dua mata Yoshihiro.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang