08

22 5 0
                                    

Setelahnya.

Eiji sibuk di meja perkakas, tak lama bibirnya membentuk senyuman lebar dan memandang Yoshihiro yang terlihat antusias. "Bagaimana menurutmu?" tanyanya sembari menunjukkan gelang kulit berwarna hitam dengan tambahan huruf Y kecil yang menggantung.

Yoshihiro terkesima melihat tambahan itu, matanya terkunci pada gelang itu. Ia mengambil benda itu untuk memperhatikan dari dekat.

Eiji memperhatikan ekspresi Yoshihiro.

Senyuman mengembang di bibir Yoshihiro menatap tambahan di gelangnya.

Eiji tersenyum lega menyaksikan itu.

+++

Eiji berlari kecil menghampiri Eiko yang sudah menunggu di depan perpustakaan, "Aaaahhh.. Nyaris terlambat!"

Eiko memandang Eiji heran sembari melirik jam tangannya, "Tumben sekali kau terlambat.."

Eiji mengatur nafasnya dulu sambil cengengesan, "Maaf, tadi aku terlalu fokus dengan gelang, jadi lupa waktu.."

Eiko cemberut, "Beruntung jemputan kita belum datang.."

Eiji baru ingin setuju ketika jemputan mereka sudah tiba, ia langsung berdiri tegap di sebelah Eiko.

Sementara itu.

Yoshihiro duduk dengan tenang di dalam kereta api menuju Kota Kyoto. Ia menyandarkan sikunya ke meja kecil yang menempel di bawah jendela. Matanya melirik ke tangan kirinya, dimana gelang hitam kulit dihiasi beberapa aksesori tambahan dan sebuah huruf Y kecil tergantung. Seulas senyum muncul di bibirnya.

Minggu depannya.

Yoshihiro duduk bersebelahan dengan Eiji sambil menikmati es krim setelah pria itu paruh waktu.

Eiji memandang Yoshihiro, "Kau suka yang rasa itu?" tanyanya.

Yoshihiro melirik es krim gelas plastik berwarna merah, ia menikmati es krim rasa vanila dengan topping strawberry, lalu memandang Eiji.

Eiji cengengesan, "Boleh aku mencobanya?" ia memesan es krim strawberry dengan topping buah berry.

Seulas senyum muncul di bibir Yoshihiro, "Hmm.." gumamnya setuju dan mendorong es krimnya ke arah Eiji.

"Wuaaahhh.." Eiji menyendokkan es krim Yoshihiro dan memakannya.

Senyuman Yoshihiro semakin lebar.

"Oh ya, kita belum pernah membahas tentang diri kita.." ucap Eiji membuka pembicaraan.

Yoshihiro memandang Eiji, mendengarkan dengan seksama.

Eiji menatap Yoshihiro ingin tau, "Sepertinya kita seumuran, kau masih SMA juga?" tanyanya.

Yoshihiro menyendokkan es krim lagi sembari mengangguk membenarkan.

"Kau sekolah dimana?" tanya Eiji.

Yoshihiro tertegun, ia berpikir sejenak. Matanya berpindah ke gelas es krim. "Mmm.. Sekolahku tidak begitu terkenal.." jawabnya memberi alasan.

"Tidak begitu terkenal?" ulang Eiji tak mengerti.

Yoshihiro memutar otak agar terhindar dari pertanyaan itu. "Kau bersekolah dimana?" tanyanya.

Eiji tertegun, ia mengatupkan bibir sembari memandang es krimnya. "Ummm.. Sekolahku juga tidak terkenal." sahutnya.

Yoshihiro menahan senyuman, "Hmmm.." gumamnya mengerti, "Kau melakukan kerja paruh waktu yang berbeda-beda setiap minggunya, kenapa tidak bekerja di satu tempat saja?"

Eiji memandang Yoshihiro gugup, "Ummm.... Karena... jika aku bekerja paruh waktu di tempat yang sama, bisa-bisa ayahku tau tentang itu." jawabnya pelan, pandangannya bergerak ke bawah. "Ayahku tidak akan suka jika aku melakukannya.."

Yoshihiro diam dulu, "Jika memang begitu, kenapa kau melakukannya?" tanyanya.

Eiji diam dulu, ia menghela nafas dalam dan mengambil ponselnya.

Yoshihiro melirik tangan ponsel Eiji.

Eiji menggeser ponsel ke Yoshihiro sedikit, memperlihatkan selfie dirinya dan sebuah mesin jahit. "Aku ingin membeli mesin jahit ini.." ucapnya jujur, "Tapi... kerja paruh waktu setiap minggu saja ternyata tidak cukup juga untuk mengumpulkan uangnya.."

Yoshihiro diam dulu mencernanya, "Sebuah mesin jahit?"

Eiji tersenyum malu, "Aku ingin menjadi perancang busana.." jawabnya.

Yoshihiro tertegun memandang Eiji.

Eiji menatap jauh ke depan, senyuman lebar terkembang di bibirnya. "Merancang pakaian, orang-orang terdekatku akan mengenakannya, juga dikenakan oleh orang lain.." membayangkannya sudah membuatnya bahagia.

Tatapan Yoshihiro melembut melihat binar di mata Eiji.

Eiji menoleh menatap Yoshihiro, "Kau sendiri, apa yang ingin kau lakukan?"

Yoshihiro tampak bingung, matanya memandang ke bawah untuk berpikir.

Eiji menunggu dengan sabar.

"Aku suka tanaman.." sahut Yoshihiro akhirnya.

Tatapan Eiji berubah antusias, "Tanaman?"

Seulas senyum muncul di bibir Yoshihiro membayangkan tentang pertanian keluarganya, "Sejak kecil aku melihat kakekku bertani, aku merasa senang melakukannya.." ucapnya, matanya kembali memandang Eiji. "Jika nanti aku punya rumah, aku tidak ingin terlalu besar, tapi ada halaman belakangnya. Jadi aku bisa menanam sayur-sayuran.." ceritanya.

Eiji tersenyum mendengar ucapan Yoshihiro, "Ohh.. Aku belum pernah paruh waktu di toko tanaman, mungkin minggu depan aku bisa mencobanya."

Yoshihiro tampak tertarik dengan ucapan Eiji, lalu mengangguk.

"Kau akan datang juga kan?" tanya Eiji.

Yoshihiro tertegun mendengar pertanyaan itu, lalu tersenyum lebih luas dan mengangguk membenarkan.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang