32

9 1 0
                                    

Di meja ujung.

Yoshihiro duduk canggung di depan para senior yang menjadi anggota terakhir di Klub Pecinta Alam. Anggota berjumlah 5 orang yang semuanya pria itu menatapnya selidik.

"Berapa pengikutmu di sosial media?" tanya pria paling kiri.

"Aku tidak punya sosial media." jawab Yoshihiro.

"Sudah kubilang dia tidak punya." sahut Ketua Klub yang duduk di sebelah Yoshihiro.

Pria pertama menghela nafas dalam, terlihat masih tidak percaya.

"Masa sih tidak punya? Anak-anak sekarang pasti punya media sosial untuk pamer tentang apa pun yang mereka lakukan." ucap pria berkacamata di sebelah pria pertama.

"Aku merasa tidak membutuhkannya, jadi.." Yoshihiro membiarkan ucapannya menggantung.

Dua pria tadi masih terlihat tidak percaya.

"Lalu..." Pria ketiga mengambil alih, "Peraturan yang lebih penting di klub ini.." ia memajukan tubuh menatap Yoshihiro dengan tatapan mengintimidasinya. "Anak seusiamu pasti punya pacar dan selalu ingin terlihat baik di mata pacar kalian. Selama kegiatan klub, kau dilarang sibuk dengan ponsel. Kau mengerti?"

Yoshihiro diam dulu, "Aku... tidak punya pacar."

Semua pria itu terpaku menatap Yoshihiro, termasuk Ketua Klub di sisinya.

"Dengan wajah seperti ini?!" tanya Ketua Klub tak percaya.

Yoshihiro memandang Ketua Klub, terlihat bingung dengan reaksi mereka. "Aku sudah bertunangan." jawabnya sembari memperlihatkan cincin di jari manis kirinya.

Semua mata pria disana menatap jari Yoshihiro dengan mulut terbuka tak percaya.

"Kau bahkan belum 20 tahun tapi sudah bertunangan?!" tanya Ketua Klub tak percaya.

"Pertunangan diatur oleh keluarga sejak kami lahir." jawab Yoshihiro.

"Wuaaah... dia pasti anak orang kaya." bisik pria kelima, yang lain mengangguk membenarkan.

Ketua Klub menghela nafas dalam, lalu menepuk punggung Yohishiro. "Kau pasti saat ini ingin menikmati hidupmu dulu ya? Tidak apa-apa.. Ayo bersenang-senang selama masa perkuliahan ini.." ucapnya prihatin.

Yoshihiro semakin bingung mendengar ucapan itu, apalagi ekspresi pria-pria disana terlihat prihatin juga.

+++

Yoshihiro duduk termenung memandang keluar jendela taksi yang membawanya kembali setelah pertemuan pertama dengan anggota klub Pecinta Alam. Ia menghela nafas dalam dan memandang ke bawah, ia memandang cincin pertunangannya. Menyentuhnya dengan jari yang lain. Seulas senyum muncul di bibirnya, lalu kembali memandang keluar jendela.

Di tempat lain.

Eiji yang sedang menggaris kain dengan kapur jahit berhenti sejenak, matanya menoleh ke arah ponselnya yang sejak tadi tidak berbunyi. Lalu mengangkat kepala ke arah jam dinding besar di dinding, sudah hampir pukul 10 malam. Ia meletakkan penggaris dan kapur jahitnya untuk meraih ponsel, ia memanggil nomor Yoshihiro. Setelah beberapa saat panggilan itu terangkat.

"Hallo.." jawab Yoshihiro di seberang.

"Sudah kembali? Kau tidak memberi kabar sama sekali..." ucap Eiji, terdengar khawatir.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang