16

18 2 0
                                    

Di dalam rumah.

Eiji cukup terpukau dengan seluruh rumah keluarga Kyoto yang sangat tradisional, "Wuaah... pintunya semua seperti ini?" tanyanya saat melewati pintu ruang tengah. Pintu geser berkusen kayu dengan lapisan kertas di dalamnya.

"Ya, semua rumah di kota Kyoto masih menggunakan pintu Shoji." jawab Yoshihiro.

(Shoji adalah pintu geser atau jendela pada rumah atau bangunan tradisional Jepang yang terbuat dari kertas washi.)

Eiji mengangguk mengerti, sembari berjalan ia memperhatikan ruangan tengah, sebuah photo besar yang terpajang di dinding berwarna hitam dan putih menarik perhatiannya, "Ohh... Ini leluhur keluargamu?"

Yoshihiro berhenti di sisi Eiji untuk memandangi foto hitam dan putih itu. "Hmm.. gumamnya."

Eiji memperhatikan dengan kekaguman di matanya. "Wuaaah..."

Yoshihiro melirik ekspresi Eiji, "Keluargamu juga punya kan?"

Eiji memandang Yoshihiro, "Punya..." jawabnya, "Kemarin aku melihatnya begitu tiba di rumah Kakek." ceritanya, "Tapi tidak seperti ini..." ia kembali memandang foto yang tergantung, "Foto leluhurmu terlihat berbeda."

Yoshihiro menahan senyuman, "Leluhurmu pandai besi, keluargaku menempati pemerintahan sejak Kota Kyoto masih menjadi Ibukota Jepang. Jadi wajar jika terlihat berbeda.."

Eiji menatap Yoshihiro kagum, "Wuaah... kau tau tentang itu juga?"

Yoshihiro menatap Eiji lucu, lalu mengangguk. "Aku lahir dan besar disini, jadi harus mempelajari seluk beluk keluargaku sendiri." jelasnya, ia kembali memandang foto. "Setelah Ibukota berpindah ke Kota Edo, yang sekarang di sebut Kota Tokyo, banyak dari leluhurku ikut pindah kesana karena tidak ada yang bisa mereka lakukan selain bekerja untuk Kaisar. Tapi leluhur yang memutuskan untuk tetap bertahan membeli lahan pertanian yang di jual murah oleh beberapa bangsawan yang juga memutuskan untuk pindah ke Ibukota yang baru. Dan.... sejarah baru dimulai. Keluarga Kyoto bukan lagi anggota pemerintahan, tapi sudah menjelma menjadi keluarga pengusaha di bidang pertanian..." Ia kembali memandang Eiji yang mendengarkan dengan seksama, "Lalu perselisihan diantara kedua keluarga kita dimulai dan berakhir dengan Ramalan Buruk dari Biksu Agung."

Eiji menatap Yoshihiro kagum, "Kau keren sekali..."

Yoshihiro memalingkan wajahnya menahan senyuman, "Tidak seperti itu.." ucapnya malu.

Eiji mengedarkan pandangan dan menemukan sebuah pintu geser dengan tulisan Yoshihiro di pintunya, "Oh! Itu kamarmu?!" tanyanya bersemangat dan segera berlari kecil kesana.

Yoshihiro terkejut, "Oh... Eiji.." panggilnya dan mengejar pria itu.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang