26

12 1 0
                                    

Yoshihiro menoleh ke arah pepohonan yang tadi mereka lewati, "Di musim semi pohon-pohon itu akan di dipenuhi bunga-bunga sakura yang indah, lalu mereka akan berguguran dan kembali gundul seperti itu." Ceritanya, lalu menoleh ke arah langit terbuka di depan mereka, sekeliling mereka berdiri dinding pembatas kuil yang membuat tempat itu semakin tertutup. "Di malam tahun baru langit akan di penuhi kembang api yang indah dari pusat kota." Kemudian memandang Eiji lagi, "Di musim panas udara tidak terlalu panas karena banyak pepohonan di sekitar sini." Ia mengelus jemari pria tu dalam pegangannya.

Tatapan Eiji melembut, "Aku ingin melihat bunga sakura itu bersamamu, melihat kembang api dimalam tahun baru bersamamu, juga menikmati udara segar bersamamu di musim panas." Ucapnya pelan.

Yoshihiro menatap kedua mata Eiji hangat, ia memutar tubuhnya agar berhadapan dengan pria itu tanpa melepaskan tangannya. "Kita belum sempat membicarakan tentang hubungan kita sebelumnya, kita hanya tiba-tiba bertunangan dan semuanya berjalan seperti ini." Ucapnya pelan, kedua matanya semakin lekat pada mata Eiji. "Kajiyashiki Eiji..." panggilnya sepenuh hati, satu tangannya yang lain memegang tangan Eiji. "Maukah kau menjadi bagian penting dalam hidupku? Orang yang selalu ada di setiap cerita yang akan kujalani di hidupku? Orang yang akan menghabiskan sisa usianya bersamaku?" Kedua matanya mulai di genangi air saat mengatakan itu.

Ketulusan Yoshihiro menyentuh ke dalam hati Eiji, matanya ikut di genangi air juga.
Yoshihiro menggenggam kedua tangan Eiji dan menatapnya dalam menunggu jawaban.

Eiji terlalu tenggelam dalam emosinya, ia berusaha keras menahan tangisnya, membuatnya tidak bisa berbicara.

Yoshihiro menahan tawa melihat itu.

Eiji ikut menahan tawa karena Yoshihiro tertawa, membuat bulir air berjatuhan dari matanya.

Yoshihiro melepaskan satu tangan Eiji dan menyeka air mata di pipi pria yang sudah menjadi tunangannya itu.

Eiji tersenyum lebar menatap Yoshihiro, lalu bergerak maju memeluk pria itu erat.

Yoshihiro tersenyum lebar dan mendekap tubuh Eiji.

Eiji memejamkan mata, merasakan sosok Yoshihiro yang berada di sisinya. "Aku mau..." bisiknya dengan suara bergetar.

Yoshihiro memejamkan mata merasakan keharuan mendalam, satu tangannya terangkat untuk mengelus rambut Eiji.

Setelah beberapa saat Eiji mengangkat wajahnya dan berpandangan dengan Yoshihiro.

Yoshihiro menatap kedua mata Eiji dalam, satu tangannya kembali menyeka sisa air di wajah pria itu.

Eiji tersenyum hangat, "Kita bertunangan karena keinginan keluarga kita..." ucapnya memulai, "Tapi aku senang kita bisa bersama sebagai pasangan juga.."

Tangan Yoshihiro yang tadi menyeka air mata Eiji, berpindah ke pipi pria itu dan mengelusnya lembut dengan ibu jari. Ia mendekatikan dahinya pada pria itu dan mengeluskan ujung hidung mereka.

Eiji tersenyum lebar, matanya melirik bibir Yoshihiro yang sangat dekat dengannya. Perlahan ia memiringkan kepala dan memberikan ciuman ke bibir pria itu.

Yoshihiro terpaku merasakan ciuman itu dan menatap Eiji tak percaya.

Eiji diam dulu, kedua pipinya mulai merona.

Tangan Yoshihiro dari pipi Eiji berpindah ke tengkuk pria itu dan memajukan wajahnya, mencium pria itu lebih dalam.

Eiji memejamkan mata merasakan ciuman itu. Kedua tangannya mencengkeram baju Yoshihiro, mengikuti instingnya untuk membalas ciuman itu.

Ciuman kedua dengan status berbeda itu terasa lebih manis dan sedikit nafsu didalamnya. Satu tangan Eiji bergerak naik, telapak tangannya bisa merasakan hangatnya leher Yoshihiro. Ia hanya mengikuti perasaan aneh yang muncul di perutnya.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang