“pantaskah gue yang berandal ini bersanding dengan gadis taat seperti mu?”—Ghazi Elzio
•
•
•
•
•****
Makan siang telah selesai beberapa menit yang lalu,saat ini Nazhira sedang membantu bude Sisil untuk mencuci piring
Tapi,baru saja Nazhira ingin memulai menyabuni piring bekas makanan mereka, terdengar suara umi nya dari belakang
"Waduh,nak,gak usah, mending kamu ke depan gih,Ghazi udah nungguin,kata nya ada yang ingin di bicarakan," kata umi nya lembut
Nazhira berbalik badan."gak pa-pa umi?,biar Nazhira aja yang cuci piring," tolak Nazhira
Umi zayba menggeleng."no! Biar umi saja,sana gih temuin calon suami mu," ucap nya lalu terkikik geli
Nazhira tersenyum lalu membasuh tangan nya yang penuh dengan sabun
"Maaf ya umi,kalau Nazhira gak bantu cuci piring," maaf nya
Umi zayba mengelus kepala sang anak seraya tersenyum."gak apa apa nak,dari pada calon suami mu di luar sendirian," umi zayba melirik ke depan
Nazhira membalas senyuman umi nya lalu mengecup pipi wanita tersayang nya,lalu pergi menghampiri Ghazi yang berada di teras rumah nya
Umi zayba terkekeh kecil lalu membantu bude Sisil
"Kayaknya,den Ghazi suka sama Nazhira ya mi," celetuk bude Sisil lalu terkekeh kecil
Umi zayba tersenyum."ya kayaknya memang sil."
***
"Kak,Ghazi maaf ya udah nunggu lama," kata Nazhira lalu mengambil duduk di samping Ghazi.hanya ada meja kecil sebagai penghalang mereka berdua
Ghazi tersenyum samar."santai aja,gue lagi juga nyari angin," Ghazi memerhatikan halaman rumah Nazhira yang tampak asri."btw,rumah Lo sejuk banget,bikin gue betah," kekeh nya
Nazhira terkekeh kecil."ah,iya kak."
Ghazi memejamkan mata nya menikmati semilir angin yang berhembus kencang
Nazhira menoleh ke arah Ghazi."btw,kak Ghazi ingin bicarakan tentang apa sama aku?"
Ghazi membuka kedua mata nya,lalu menatap lekat manik mata Nazhira yang tampak indah
"Sebenarnya ini lebih ke pribadi sih,gue hanya ingin terbuka sama Lo, tentang kehidupan gue sebelum kita nikah, takutnya kalau kita nikah terus Lo tau tentang kehidupan gue Lo langsung ninggalin gue gitu aja."
Nazhira terkekeh kecil seraya geleng geleng kepala."ucapan kak Ghazi ngelantur banget sih...,mana ada aku bakal ninggalin kak Ghazi kalau udah nikah," Nazhira pun memperbaiki duduk nya."Jadi gini kak..pernikahan itu ada untuk saling melengkapi satu sama lain,yang nama nya masa lalu itu pasti ada di setiap pasangan kita masing-masing, walaupun terkadang ada masa lalu yang kelam,tapi itukan masa lalu bukan masa sekarang atau masa depan.jadi buat apa di ungkit ungkit kembali kan?"
Ghazi mengangguk angguk, ternyata Nazhira bijak juga, pemikiran nya sangat matang dan terlihat dewasa sekali di banding diri nya
Nazhira menatap Ghazi,ah.bukan Ghazi, lebih tepatnya seragam yang membalut badan kekar Ghazi Elzio.
"Kak Ghazi masih sekolah?" tanya Nazhira tak percaya
Ghazi mengangguk."iya,gue masih kelas dua belas,bentar lagi ujian,terus langsung kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ELZIO:LELAKI PILIHAN ALLAH
SpiritualSeharusnya di dalam pernikahan yang membimbing adalah suami,namun jika suami saja tak tau bagaimana membimbing istrinya bagaimana rumah tangga mereka kedepannya? Ghazi Elzio adibrata lelaki dingin nan kejam harus menuruti permintaan konyol orang tua...