"GRACIO!!!"
"Allahhuakbar!"
"Pak, bu shani pak yang teriak"
Reflek pria bernama gracio itu langsung berlari masuk kedalam rumah. Ia memasuki kamar nya menatap sang istri yang meringis kesakitan memegang perutnya.
"Kamu kenapa, a-apa yang terjadi?"
Wanita itu menatap sinis ke arah suaminya, ia menarik kasar kerah baju suaminya. Hal itu membuat wajah gracio dan istrinya itu dekat.
"Jangan bodoh gracio. Aku mau melahirkan!"desis nya penuh penekanan.
"I-iya, lepas tanganya ya sayang, nanti aku jatuh nimpahi kamu. Aku gak mau anak kita terbenyek"
Wanita itu melepaskan kedua cengkraman tangannya pada kera baju suaminya. Hal itu membuat gracio bernapas legah.
"S-shan, kamu baik baik aja kan?"
"JANGAN BERIKAN PERTANYAAN BODOH! PERUTKU SAKIT GRACIO!!"
"I-iya iya, ayo kita kerumah sakit"gracio buru buru mengendong tubuh shani.
"Aahksstt bera~"
"Kamu bilang aku berat, aku jambak rambut mu sampai habis!"
Gracio langsung menutup rapat rapat mulutnya. Ia menaruh tubuh shani dengan perlahan di dalam mobil.
"Ayo jalan cepat!"ucap garacio pada supirnya.
***
Dua jam berlalu, shani sudah melahirkan. Gracio dan shani memberi nama anaknya Aran Shane Lucas.
"Enak ya nak susu nya"ucap gracio melihat putranya yang sedang di susui oleh shani.
"Papi juga mau, sisai dikit ya ra..."ucap gracio yang di hadiah in oleh pukulan keras dari shani.
"Tidur di luar nanti malem"ucap shani.
"Kok gitu sayang. Aku gak bisa tidur tanpa meluk kamu"ucap gracio memelas.
"Peluk aja guling, aku tidur sama ara"ucap shani acuh.
"Sayang jangan gitu diang. Aku juga mau tidur bareng ara"
"Halah, bilang aja mau minta susu juga"
"Dikit doang pelit banget"ucap gracio pelan.
Shani yang mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya malas. Matanya teralih menatap anaknya yang masih sibuk menyusu.
***
Satu tahun kemudian...
Hari ini gracio mengajak anak pertamanya berjalan berkeliling kopleks. Gracio memakai gendongan depan untuk mempermudah dirinya membawa ara.
"Pipi pipi!"teriak ara menatap sekeliling komplek.
"Kenapa nak, hm?"tanya gracio.
"Nyanya nyanya!"teriak ara tak jelas.
"Mau beli es krim. Ara mau beli es krim?"tanya gracio.
Ara tak menajwab, bayi itu hanya menatap ke arah penjual es krim.
"Ayo kita beli es krim"ucap gracio.
Setlah membeli es krim, gracio berjalan pulang menuju rumahnya. Sesekali ia tertawa melihat ara yang memakan es krimnya dengan belepotan hampir keseluruh wajahnya.
"Astagfirullah!"
Grcio tersentak kaget, ia menatap ke arah shani yang sudah berdecak pinggang menatap ke arahnya.
"Anak aku kamu ksi apa ha?!"pekik shani berjalan menghampiri gracio yang masih terdiam di teras rumah.
"A-anu sayang... ara minta es krim jadi aku belikan..."
"Kan bisa gak usah di belikan, kamu itu gimana sih, nanti kalau ara sakit gimana"
"Anaknya yang di kasi jajanan aneh aneh mulu!"omel shani.
Shani mengambil alih ara dari gendongan suaminya. Ia mebawa ara masuk kedalam rumah meninggalkan gracio di sana.
"Salah lagi nih gw"ucap gracio menggaruk tengkuk kepalanya frustasi.
Gracio melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Ia berjalan memasuki kamar dirinya dengan shani. Terlihat di sana istrinya tengah mengganti baju anaknya.
"Sana mandi"ucap shani saat dirinya sekilas melihat gracio yang berada di dalam kamar.
"Iya"
"Awas ya kamu kalau aku liat lagi kamu ngasih jajanan yang gak sehat ke ara"ucap shani.
"Iya sayang iya. Maaf ya"ucap gracio pasra.
Memberikan pelawanan pun juga ia tak berani. Menurut gracio saat ini adalah, omongan sang istri tidak pernah salah, yanag selalu salah adalah dirinya.
Ini kan yang kalian mau...
Nih aku buatin cerita Bocil khusus buat kalian😃
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
Teen FictionShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...