TURUN HARGA!!Yuk di order bagi kalian yang belum punya novelnya. Mumpung lagi murah...
Turun harga dari tanggal 23 februari - 4 maret ya...
Yang belum punya uang bisa nabung dulu...
Shopee: anastasyafadhilla
Chika menoleh ke kanan dan kekiri menatap jalan raya yang tak terlalu ramai. Chika mendengus kesal, sipirnya tak kunjung datang. Chika sudah hampir setengah jam berdiri di hate bus.
"Mana sih lama banget. Gak tau gw mau pulang biar bisa main sama ara!"cibir chika kesal.
Ia kembali menelfon supirnya namun tidak di angkat. Chika mendongakkan kepalanya menatap motor sport yang berhenti di depan hate bus.
Chika mengalihkan kembali pandangannya ke layar hp nya. Ia tak memperdulikan pemilik motor tersebut.
"Kenapa belum pulang?"
Chika mendongakkan kepalanya kembali, ia tersentak kaget saat pemilik motor tersebut berada di hadapanya.
Chika memundurkan dirinya beberapa langkah agar sesikit berjarak dengan pria tersebut.
"Siapa ya?"tanya chika.
Pria itu langsung membuka helem nya, lagi lagi hal itu membuat chika terkejut.
"K-kak aldo ngepain di sini?"tanya chika gugub.
"Seharusnya gw yang nanya gitu"ucap aldo.
Chika hanya diam menutup mulutnya rapat rapat. Ia mengalihkan pandanganya menatap jalan raya.
Aldo yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya. Serius, seorang aldo yang tampan dan banyak di kerjar oleh cewe cewe cantik di cuekin sama gadis yang berada di hadapannya ini?.
"Lo kenapa belum pulang?"
Mata chika kembali menatap ke arah aldo.
"Em, saya belum di jemput kak"sahut chika pelan.
Aldo tak menjawab ucapan chika, ia menatap ke arah langit yang sudah mulai gelap.
"Pulang sama gw"ajak aldo.
"Ha?"chika menunjukkan wajah bingung nya.
"Ayo burun, mau pulang gak?"ucap aldo yang sudah kembali memakai helemnya.
Chika masih melongo menatap aldo yang sudah menaiki motornya.
"Ayo buruan malah bengong!"pekik aldo.
Chika buru buru berjalan mendekati motor aldo, aldo mengulurkan tanganya untuk membantu chika naik ke atas motor.
Dengan ragu chika menerima uluran tangan aldo, ia naik ke atas motor milik aldo.
"Pegangan. Gw gak mau tanggung jawab kalau lo jatuh"ucap aldo lalu menacapkan gas nya.
Dengan reflek chika memegang kedua bahu aldo, chika mendengus kesal. Ingin sekali dirinya memukul kepala aldo dengan keras.
***
Shani dan ara tengah duduk di teras rumah, ara duduk di pangkuan shani sembari memegang hp milik shani.
Mata sipit milik ara menatap serius ke arah layar hp shani yang menampilkan kartun upin ipin.
Suara motor terdengar cukup keras, membuat mata sipit ara teralih menatap ke arah suara motor tersebut.
"Apa itu mami?"tanya ara menatap ke arah pekarangan rumah chika.
"Pacar nya tante chika tuh"ucap shani matanya juga menatap ke arah chika yang baru saja turun dari motor seorang pria.
"Pacal?"
"Pacal apa mami?"tanya ara menatap wajah shani.
Shani gelagapan, ia berdehem pelan."b-bukan apa apa. Udah nonton aja tuh upin ipinnya"ucap shani.
Sepuluh menit berlalu, chika berlari kecil memasuki pekarangan rumah veranda. Gadis itu masih menggunakan baju sekolah.
"Araaaaaa!"pekik chika.
Ara mendongakkan kepalanya, ara menaruh hp shani di pahanya. Ara tersenyum senang saat chika bermain kerumah veranda.
"Ante lama kali ulang nya"ucap ara memanyunkan bibirnya.
"Iya nih... tante ada kegiatan tambahan di sekolah"sahut chika sembari mengelus pipi gembul ara.
"Ada kegitan tambahan atau pacaran dulu?"tanya shani mengoda chika.
"Ih, apaan sih ci shani. Mana ada chika pacar pacaran"jelas chika.
"Iya in aja deh..."ujar shani terkekeh geli.
Chika yang melihat itu mendengus kesal. Shani menurunkan ara dari pangkuannya.
"Chik, jagain ara bentar ya. Cici mau masak buat makan malam"ujar shani yang di balas anggukan semangat oleh chika.
Chika mendudukan dirinya di bangku shani tadi. Ia mengankat ara duduk di pangkuannya, mata ara fokus menatap layar hp shani.
"Ante"panggil ara mendongakkan kepalanya menatap wajah cantik chika dari bawah.
"Kenapa. Hm?"
"Pacal itu apa ante?"tanya ara yang masih penasaran.
"Ara tau dari mana soal itu?"tanya chika sedikit kaget.
"Mami, mami pilang olang cama ante ica tadi pacal"ucap ara polos.
"Emak lo sialan banget emang"cibir chika pelan.
"Ante, pacal itu apa ante!"ujar ara mengoyangkan tangan chika.
"Em pacar itu orang yang kita sayang banget, orang yang selalu ada buat kita. Nanti kalau ara udah gede pasti bakalan ngerti deh"jelas chika.
Ara terdiam sejenak mencerna ucapan chika, mata sipitnya menatap wajah cantik milik chika.
"Kenapa liatin tante kayak gitu?"tanya chika heran.
"Belalti ante pacal ara dong!"ucap ara.
"Eh, kok..."
"Ala kan cayang ama ante ica. Belalti ala pacal ante ica. Yey!"senang ara.
"Eh masih bocil, belum boleh"ujar chika.
"Kenapa beyum boleh?"tanya ara memanyunkan bibirnya.
"Ya belum boleh. Ara masih kecil"ujar chika.
"Ala cudah becal belalti boleh ante?"
Chika terdiam sejenak, dengan ragu ia menganggukkan kepalanya."i-iya"
"Ote, anti ala udah becal ante jadi pacal ala"ujar ara menepuk tangannya girang.
Chika yang mendengar itu tersenyum gemas, dengan cepat ia mengecup pipi gembul ara beberapa kali membuat ara terkekeh geli.
"Hihihi. Geyi ante..."ujar ara menciutkan tubuhnya.
"Gemesss banget cih kamuuu"ujar chika geram mencubit pipi chubby ara.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
Teen FictionShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...