10

3K 373 15
                                    


Maljum ya?





Shani menidurkan ara di kasur, anak nya itu tak berhenti menangis karena mie yang ia buang. Shani menghela nafasnya, ia mengambil botol dot ara lalu membuatkan susu untuk anak nya.

Bukan mengekang ara untuk tidak boleh memakan makanan yang tak sehat. Hanya saja shani telalu takut ara sakit.

Shani sudah kapok dengan ara sewaktu bayi demam tinggi hingga membuat ara step. Shani tak mau lagi hal itu terjadi kepada ara, sudah cukup sekali saja ia melihat ara merasa kesakitan.

"Ssstttt, anak mami jangan cengeng dong sayang"ucap shani.

"Hiks au mie mami huaaa!"tangis ara menendang nendang asal kaki mungilnya.

"Minum susu aja ya nak yah..."ucap shani lalu menyumpalkan botol dot berisikan susu kemulut ara.

Ara terdiam dari tangisnya, mulutnya fokus menghisap dot nya. Shani bernafas legah melihat ara yang sudah tidak menangis lagi.

"Maaf ya sayang, mami gak mau kamu sakit lagi"ucap shani mengelus kepala ara agar ara segerah tertidur.

***

Shani mengalihkan pandanganya saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Gracio berjaln masuk kedalm kamar mendekati shani yang berada di atas ranjang.

"Tidur?"tanya gracio menatap anaknya yang memejamkan matanya sebari menghisap botol dot yang sudah kosong.

Shani menganggukkan kepalanya."iya, kecapean nangis jadi ketiduran"

Gracio menghela nafasnya, ia mendekati ara lalu mendudukan dirinya di tepi ranjang. Ia mengusap lembut pipi chubby milik ara.

"Lain kali gak papa ara makan makan mie. Ara juga pengen ngerasain makanan kayak gitu shan"ucap gracio.

Shani yang memdengar itu menatap tak suka ke arah suaminya.

"Kamu mau anak kita sakit?!"

Gracio mendongakkan kepalanya menatap wajah marah dari shani.

"G-gak gitu maksud aku. Ara cuma makan sedikit mie, tidak akan mempengaruhi kesehatanya shan"ujar gracio.

"Lalu, saat ara umur setahun kamu kasih es krim sampai membuat ara step itu gak mempengaruhi kesehatannya juga. Iya?!"marah shani.

Gracio terdiam, ia menghelanafasnya kasar, ia bangkit dari duduknya ingin pergi dari sana. Ia tak mau bertengkar hanya gara gara hal sepele.

"Aku kayak gini karena takut anak aku kenapa kenapa, udah cukup ara kena step kemarin, aku gak mau lagi"ucap shani lirih.

Gracio menghentikan langkahnya mendengar suara lirih dari istrinya, gracio berbalik menghampiri istrinya. Ia memeluk tubuh shani lalu mengucapkan kata kata maaf pada istrinya.

***

"Hihi, ada ante ica"girang ara yang berada di gendongan shani.

"Loh chik, udah pulang sekolah. Tumben cepet banget?"

"Iya ci, guru guru pada rapat. Jadi pulang cepet deh"ucap chika. Shani mengenggukkan keplanya mengerti.

"Cici mau kemana?"tanya chika.

"Mau pergi cari oleh oleh, besok kan cici pulang"ucap shani.

Chika yang mendengar itu memanyunkan bibirnya. Ia merasa tak rela jika shani harus pulang ke jakarta besok.

"Cepet banget ci"ucap chika sedih.

Shani yang meihat itu terkekeh kecil, ia mengelus kepala chika membuat sang empu mendongakkan kepalanya.

"Nanti kalau hari libur cici main ke sini lagi kok"ujar shani.

"Alah, mana ada main ke sini. Kemarin kemari aja ci shani gak kesini sampai bertahun tahun"ujar chika kesal.

"Iya iya, janji deh kali ini cici pulangnya setahun sekali"ujar shani.

"Mami au tulun mami"ucap ara ingin turun dari gendongan shani.

Shani menurunkan ara dari gendongannya, ara berjalan mendekati chika.

"Ante endong ante!"ujar ara merentangkan kedua tangannya.

Chika dengan cepat menggendong ara, ara mengalungkan tanganya di leher chika.

"Loh kok minta gendong sama tante nya. Ayo katanya ara mau ikut mami beli oleh oleh"ujar shani.

Ara menggelengkan kepalanya lucu."endak au mami, ala au cama ante ica"

"Ya udah, awas aja kalau nangis nanti ya"ucap shani memperingati ara.

"Ya udah chik, cici titip ara ya sama kamu"ucap shani.

"Aman, bayarannya kripik kentang ya ci"ucap chika terkekeh geli.

"Ck, iya iya. Nanti cici beliin"ucap shani.

Shani berjalan pergi meninggalkan chika dan ara yang berada di ruang tengah.

Chika mendudukkan dirinya di sofa, ia memangku ara. Jari jari mungil milik ara memainkan kalung salib yang tergantung di leher chika.

"Ngepain cihhh"ucap chika sembari mencium pipi ara gemas.

Ara terlihat menggemaskan sekali saat wajahnya begitu fokus memainkan kalung milik chika.

"Ini apa ante?"tanya ara memagang kalung chika.

"Ini namanya kalung"

"Alung?"

"Alung uat apa ante?"tanya ara.

"Em buat apa yah?"gumam chika bingung sendiri.

"Uat apa ante?"tanya ara lagi.

"Em, buat... buat mempercantik diri lah"jawab asal chika.

"Antik, ala uga antik ante"ucap ara.

"Eh, ara bukan cantik, tapi ganteng"ralat chika.

"No, api kata mami ala antik"tolak ara.

"Dih, sinting emak lo"cibir chika.

"Jangan mau di bilang cantik, ara itu ganteng bukan cantik. Oke?"

"Ote ante"sahut ara memberikan jempol pada chika.


***


Kini, pukul menunjukkan jam setengah lima sore. Ara dan chika kini tengah bermalas malasan di gazebo belakang rumah veranda.

"Karana kamu aku rela menunggu..."nyanyi chika.

"Cemua, cunggu belat yan ku laca"sambung ara.

Chika bangkit dari tidurnya menatap ke arah ara yang berbaring di sampingnya.

"Ara tau lagu itu?"tanya chika heran.

"Tau, iap alem mami dengelin itu"ujar ara.

Chika menganggukkan kepalanya mengerti, ia duduk termenung sembari menatap bunga bunga yang di tanam oleh veranda.

"Ngepain kita ya ra?"tanya chika bosan.

"Ndak tau"sahut ara.

Chika menghela nafasnya, ia kembali menatap ke arah ara yabg masih berbaring.

"Ara besok pulang ya?"tanya chika memanyunkan bibirnya.

"Ante au ikut ala pulang?"tanya ara.

"Enggak, tante sekolah"

"Ante cekola cama ala di cana yukkk"aja ara.

"Gak bisa dong sayang, tante gak bisa pindah kesana"ucap chika sedih.

Besok dirinya dan aran akan terpisa, mereka berdua hanya berteman beberapa hari saja. Tapi rasanya mereka sudah berteman sejak plama.

Jika ara pergi, pasti hari hari chika akan kembali seperti biasanya. Ia akan kembali mengajak kedua sahabatnya untuk nongkrong bersama untuk menghilangkan rasa bosannya.













Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang