Gak jadi seminggu sekali up nya. Pokoknya mah semampu aku aja up nya ya.Selamat membaca☺️
Maaf kalau ada typo
Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Chika mengendong tas ranselnya lalu berjalan keluar dari kelasnya di ikuti oleh eli dan dey.
"Langsung pulang chik?"tanya eli.
"Iya lah. Emang kenapa?"
"Gak, tumben aja lo selama beberapa hari ini gak ngajak nongkrong"
"Iya ya, bisanya lo ngajakin kita nongkrong mulu"lanjut dey.
"Selama ada ara di sini, gw gak bakalan ajak kalian nongkrong"sahut chika memberikan kekehan kecil.
"Dih, gw liat liat hobi bet lu ngurusin anak ci shani"ujar eli.
"Iiihhh gimana ya... ara itu gemesin banget tau. Pipi nya pengen gw unyel unyel!"ujar chika gemas membayangkan pipi chubby milik ara.
Chika jadi tak sabar ingin pulang segera, ia akan menemui ara dan langsung mencubit gemas pipi anak itu.
"Dih! Adek lo tuh ada kenapa harus ara"ujar dey.
"Males ahk, bosen"ujar chika.
"Kakak gak ada akhlak lo. Pantes christy kagak deket sama lo"
Chika tak membalas ucapan dari kedua sahabatnya. Chika memiliki adik bernama Christy denia aditama, sering di panggil dengan sebutan Kity oleh orang terdekatnya.
Adik chika ini berumur delapan tahun, chika dan adiknya ini tidak pernah akur di rumah, selalu saja ada yang di permasalahi.
"Naik apa lo pulangnya?"tanya dey pada chika.
"Nebeng sama lo lah. Pakek nanya lagi"sahut chika.
"Ck, nyusahi"cibir dey.
"Lo kok jahat banget sih dey sama gw sekarang"ujar chika sedih.
"Najis, gak usah drama. Ayo pulang!"
"Eh! Gw balik duluan deh ya. Dey, tiati lo sama jambul!"triak eli yang berlari menjauh dari mereka berdua.
"Gw gak jamet!"pekik chika kesal.
"Emang lo jamet, gak nyadar?"tanya dey.
"Ya udah sih santai aja kenapa. Lo juga jamet"balas chika tak mau kalah.
***
"Papi itu apa papi?"tanya ara pada gracio.
Gracio mengendong ara melihat burung pliharaan milik papa shani. Ada banyak macam burung yang di peluhara oleh papa mertuanya itu.
"Itu namanya burung"
"Uwung?"
"Burung, bukan uwung"ucap gracio ingin tertawa.
"Ulung!"
"Iya iya"
"Amanya ulung papi?"tanya ara polos.
"Iya, ara suka liat burung?"
"Endak, elek, bicing!"ucap ara menutup kupingnya dengan kedua telapak tanagnya yang mungil.
Gracio tertawa mendengar penuturan dari anaknya, ia berjalan membawa ara masuk kedalam rumah. Ia berjalan menuju ruang makan, di sana ada shani dan juga mama mertuanya yang sedang menyiapkan makan siang.
"Mami mami!"panggil ara.
Shani mendongakkan kepalanya menatap anaknya yang berada di gendongan suaminya.
"Kenapa nak?"
"Adi ala iat ulung cama papi!"ucap nya.
"Oh ya, ara suka liat buruang nya?"
"Ndak cuka mami. Ala cuka lit itan upang ante ei!"ujar ara girang saat membahas ikan cupang.
"Tante ei siapa?"tanya shani bingung.
Gracio menggelengkan kepalanya tidak tahu.
"Kemarin chika ajak ara keruma temennya. Mungkin aja yang di maksud ara temennya chika"jelas veranda.
Shani menganggukkan kepalanya mengerti, ia berjalan mendekati suaminya llu mengambil alih ara dari gendongan suaminya.
"Mas makan dulu"ucap shani pada gracio.
"Kamu gak makan?"
"Nanti, aku mau ganti baju ara dulu. Kotor banget"ucap shani yang di balas anggukkan mengerti oleh gracio.
Shani mendudukan ara di atas kasur, ia berjalan menuju lemari pakian, mengambil baju seta celana untuk ara pakai.
"Sini berdiri"ucap shani.
Ara berdiri di atas tepat tidur, ia mengangkat tanagnya saat shani membuka baju nya. Shani memakaikan baju seta celana pada ara. Setelah ia memakaikan bedak di muka ara.
"Nah, gini kan keren anak mami"ucap shani mencium pipi chubby milik ara.
"Uuuhhhh cantik bangett!"ucap shani gemas mencubit pipi chubby milik ara."Antik mami?"
"Iya, cantik. Tapi ara cowok"ujar shani.
"Mami antik juga. Hihi!"ucap ara terkekeh kecil sambil menoel noel pipi mami nya.
"Kalau ara cewek kita sama sama cantik"ucap shani mengendong ara. Ia berjalan keluar dari kamar menuju ruang makan.
Gracio melihat kedatangan istri serta anaknya terbatuk pelan melihat penampilan anaknya.
"Shan, kamu gak lupa kan kalau anak kita cowok?"tanya gracio.
"Enggak, emang kenapa?"tanya shani sewot.
"Em, gak papa. Ayo makan"ucap gracio takut.
Veranda menggelengakn kepalanya melihat cucu laki lakinya yang di dandani seperti anak perempuan.
"Shan, jangan kebiasaan buat ara kayak cewek. Nanti kebiasaan sampai besar anak nya"ujar veranda.
"Iya mah, cuma sekali doang kok. Ya kan ra?"
Ara menganggukkan kepalanya lucu, mulutnya penuh dengan nasi yang di suapkan oleh shani.
"Ala antik oma"ucap ara di sela sela kunyahanya.
"Enggak, ara itu ganteng. Bukan cantik"ralat veranda.
"Api kata mami ala antik oma. Ala antik kan mami?"tanya ara menoleh menatap shani.
"Iya, ara cantik banget. Iiiihhh gemes banget anak mami!!"geram shani mencubit pipi ara gemas.
"Astagfirullah alazim"ucap bobby mengelus dadanya melihat keadaan cucu nya.
"Shan, awas aja nanti kalau papa liat cucu papa jadi becong"ucap bobby.
"Gak akan pah..."sahut shani.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
Teen FictionShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...