Ini udah aku revisi ceritanya.
Aku bakalan up lagi minggu depan ya ngab...
Mau istirahakan otak sejenak hehe.
Selamat membaca.
Sengaja aku dobell up
Shani menimang ara, agar anak nya itu berhenti menangis. Ara menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher shani.
"Ssstttt diem ya nak. Jangan nangis dong, masa ara cengeng banget"
"Anak laki laki gak boleh cengeng. Yah?"ucap shani menenangkan ara.
Ara membangkitkan kepalanya menatap wajah maminya, kedua tangan mungil ara menghapus air mata nya sendiri.
"Mami, papi malah cama ala"ucap ara lalu kembali menangis lagi.
"Eh, enggak marah. Papi cuma lagi capek"ucap shani.
"Api papi omong gede anget cama ala. Ala akut mami hiks"tangis ara.
"Ssttt, udah ya. Papi gak marah kok sama ara"ucap shani.
Shani mendudukkan dirinya di kursi meja makan. Ia mengambil botol dot ara yang sudah berisikan susu.
"Ara minum susu dulu yuk. Kita bobo ya.."ucap shani.
"Au bobo cama mami"ucap ara memanyunkan bibirnya.
"Iya, ara bobo sama mami"
"Angan cama papi ya mami?"
"Iya gak sama papi kok"
Shani langsung menyumpalkan botol dot itu kemulut ara. Tangan mungil ara memegang botol dot nya. Ara menyenderkan kepalanya kedada shani, matanya pelahan lahan mulai memejam.
Shani mengelus punggung anaknya lembut agar ara segera tertidur. Tak membutuhkan waktu yang lama, ara sudah tertidur pulas. Dengan pelahan shani melepas botol dit yang sudah kosong dari mulut ara.
Dengan pelahan shani berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju kamar. Saat memasuki kamar, ia mantap ke arah gracio yang sudah tertidur di kasur.
Shani menaruh ara di tengah tengah antara suaminya dan dirinya. Tak lupa shani menyelimuti tubuh mungil ara.
Shani terdiam sejenak menatap wajah lelah suaminya, pikiranya masih bertanya tanya, tak biasanya gracio bersikap seperti tadi.
***
Pagi hari ya, shani menyiapkan makanan untuk ara. Mata sipit ara menatap mami nya yang berjalan menghampirinya sembari membawa semangkuk bubur ayam.
"Nih, ara makan dulu ya"ucap shani.
Shani menyondorkan satu sendok kehadapan mulut ara, ara menerima suapan dari shani. Anak itu memakan makananya dengan lahap.
"Mami, ala mau cekola mami"ucap ara di seah kunyahanya.
"Sekolah?"gumam shani.
Sebenarnya memasukan ara ke sekolah paud sudah bisa. Namun umur ara masih empat tahun, tapi tidak ada salahnya juga jika shani memasukan ara ke paud.
"Ara beneran mau sekolah?"tanya shani.
"Au mami, ala mau cekolah. Di lumah ala celalu cendili"ujar ara memanyunkan bibirnya.
Shani yang mendengar itu mendadak merasa bersalah. Selama ini ia sangat sibuk sekali dengan pekerjaanya.
"Ya udah, hari ini kita cari sekolah buat ara"ucap shani.
Ara yang mendengar itu menepuk tangnya senang. Ia sangat ingin sekali bersekolah, ara ingin memiliki banya teman.
"Hole, ala cekolah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
Teen FictionShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...