17

2.7K 324 6
                                    





Hari ini ara berangkat dengan supirnya, di perjalanan menuju sekolahnya ara menyinggahi minimarket untuk membeli roti coklat kesukaannya.

"Berapa mbak?"tanya supirnya.

"20 pak"

Supirnya membayar roti yang ara ambil, setelahnya pak ardi mengandeng tangan mungil ara menuju mobil.

"Nanti rotinya di habiskan ya"ujar pak ardi.

"Alau oti nya oklat ala abiskan"ujar ara memakan satu roti nya.

Kedua pipi ara membulat karena roti yang ia suapkan. Pak ardi hanya tersenyum gemas melihat wajah imut anak majikannya.

"Sudah sampai den ara"ujar pak ardi.

"Cebental cebental ala inum ulu!"ujar ara mengambil botol minum bergambakan spiderman.

"Udah?"tanya pak ardi yang melihat ara menaruh kembali botol minumnya kedalam tas.

"Cudah"sahut ara.

Ara mengandeng jari telunjuk pak ardi, mereka berjalan memasuki area sekolah. Pak ardi mengantarkan ara hingga depan kelasnya.

Setelahnya pak ardi meninggalkan sekolah itu. Langkah kaki ara berjalan menuju mejanya, di sana sudah ada muthe si gadis jutek.

Ketiga sahabatnya, floran ollan dan deo belum datang. Ara mendudukan dirinya di kursinya, matasipit ara melirik muthe yang tengah fokus menulis.

"Uthe beyum siap ugas ya?"tanya ara menatap buku tugas milik muthe.

Muthe dengan cepat menutup buku tugasnya dengan kedua telapak tangan kecilnya. Muthe memberikan tatapan sinis ke arah ara, hal itu membuat ara sedikit takut.

"Diem cedal!"ketus muthe.

Ara memanyukan bibirnya, padahal ara menanyakan pertanyaan dengan nada yang sangat baik, tapi kenapa gadis yang berada di sampingnya ini sangat galak sekali.

"Ara!"sapa ollan yang baru saja datang. Di belakang anak itu ada floran yang juga baru saja datang.

"Kamu sudah siap tugas?"tanya ollan.

"Cudah"sahut ara.

"Tos, aku juga udah siap"ujar ollan lalu bertos ria dengan ara.

"Amu cudah ciap plolan?"tanya ara.

"Udah. Nih"menunjukan buku tugasnya.

"Wih ayo kita tos bareng!!"ujar ollan.

Mereka bertiga betos ria, mthe yang melihat itu berdecih pelan.

"Alay"desis muthe.

Mereka bertiga berhenti melakukan aksinya, ketiga anak lakilaki itu menatap ke arah muthe.

"Eh, gigi ompong gak di ajak!"ujar ollan.

"Opong, apa opong?"gumam ara bingung.

"Biarin omompong, yang penting gak ngompol kayak kamu!!"ujar muthe tak terima.

Ollan yang mendengar itu sontak membuat pipinya bersemu merah. Ia malu, kejadian saat pertama masuk sekolah paud, ollan pernah terkencing di celana akibat tak berani permisi kekamar mandi.

"Mana ada!"

"Udah ompong, galak lagi!"ujar ollan.

"Cudah cudah, angan belantem"ujar ara.

"Dia duluan!"ujar ollan ingin menangis.

"Hhuuu cengeng!"ejek muthe.

Ollan ingin melempar wajah tengil muthe dengan kotak pinsilnya, namun hal itu di tahan oleh ara dan floran.

"Eh, kenapa nih?"ujar deo yang baru datang.

"Biasa lah"ujar floran.

Deo menganggukkan kepalanya mengerti, ia menatap muthe yang menatap sinis dan ollan yang sudah ingin menangis.

Ollan dan muthe memang terbilang sering bertengkar. Bahkan kedua orang tua mereka pernah di panggil oleh guru karena pertengkaran konyol yang mereka buat.

***

Di pertengahan pelajaran mendadak ara kebelet buang air kecil. Ara memanyunkan bibirnya, ia sangat kesal karena tugas tambah menambah dari guru nya belum selesai.

"Bu gulu!"panggil ara sembari mengangkat tangan kanannya.

"Iya, kenapa ara?"

"Ala mau pipis"ujar nya.

"Ya udah, ayo sini ibu antar kan ke toilet"

Ara berdiri dari duduknya, ia berjalan menghampiri gurunya. Ara mengandeng tangan guru nya tersebut lalu berjalan keluar dari dalam kelas menuju toilet.

"Sini ibu bukain tali pinggang nya"

Ara menghadapkan dirinya ke arah guru nya, ibu guru itu menjongkok kan tubuhnya mensejajarkan tubuhnya dengan ara.

"Udah, sana masuk toilet yang pintunya kebuka tuh"

Ara menganggukkan kepalanya mengerti, ia berjalan masuk kedalam toilet tersebut. Tak membutuhkan waktu yang lama ara selesai membuang air kecil.

Ia berjalan keluar dari toilet, di dalam toilet itu ada beberapa anak SMA. Sekolah ara ini adalah sekolah yang terdiri dari Paud hingga Sekolah menengah ke atas (SMA).

Mata sipit ara menoleh kesana kemari mencari keberadaan ibu gurunya. Gadis gadis sma yang berada di dalam toilet tersebut beteriak gemas melihat wajah polos ara.

"Iiihhh adek, kok bisa di sini sih?"ujar salah satu gadis.

"Habis ngepain adek?"

"Pipis"sahut ara.

"Pipis, ini kok tali pinggangnya gak di pasang?"

"Sini kakak pasangi"ujar salah satu gadis sma di sana.

Tangan gadis tersebut dengan lihai memasang rapi tali pinggang milik ara.

"Telimakaci"ucap ara.

"Cama cama ganteng"sahut gadis itu sembari mencubit pipi gembul milik ara.

"Adek namanya siapa dek?"

"Ala"

"Ala? Oh ara..."ujar salah satu gadis.

"Lucu bet bocil cedal"ujar gemas salah satu gadis di sana.

"Kenalin, nama kakak fiony, yang ini namanya ella dan lulu"ujar gadis bernama fiony tersebut.

"Kakak pio"ujar ara.

"Iya, pinter banget cihhh"gemas fiony mencubit pelan tangan ara.

"Kakak bu gulu ala ana, ko ndak ada?"tanya ara.

"Ara di tinggal bu guru ya?"

"Ya udah, sama kak ella aja yuk"ajak ella.

"Ndak au, ala beyum ciap ugas ambah ambah!"tolak ara.

"Ambah ambah apaan?"bingung ella.

"Tambah tambah. Gitu aja gak tau"ujar lulu.

"Ya udah, kak pio anter ke kelas ara yuk"ajak fiony.

"Ayuk..."sahut ara.

Tangan kecil ara menggengam jari telunjuk milik fiony. Fiony dan ara berjalan keluar dari toilet di ikuti ella dan lulu.

Mereka bertiga mengantarkan ara ke kelasnya.

"Entar gw mau ajak tuh bocah ke kantin deh"ujar fiony.

"Suka banget gw liat liat sama si ara"ujar lulu.

"Gimana ya, ara itu gemes banget"

"Lo tau lah gw anak tunggal, gw pengen punya adek, tapi gak di kasih sama emak bapak gw"

"Eh, dengan baik tuhan mempertemukan gw dengan ara..."ujar fiony senang.

"Dih, biasanya juga sama anak paud sini lo gak tertarik"ujar lulu.

"Ara itu beda lulu syantik"ujar ella.

"Nah, bener tuh"sahut fiony.















Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang