9

3.5K 376 5
                                    

Chika memanyunkan bibirnya, ia memegang jari kecil ara. Chika menatap sedih wajah ara yang tengah tertidur pulas.

"Kenapa pulang besok ci. Kenapa gak minggu depan aja"ucap chika sedih.

"Abang mu ada kerjaan chik, jadi harus pulang besok"jelas shani.

"Kalau gitu chika kesepian lagi deh"gumam chika.

Mata coklat milik chika terus menatap wajah polos ara. Chika menidurkan tubuhnya di samping ara lalu memeluk tubuh kecil ara.

Ara sedikit terusik, namun dengan segera chika mengelus punggung ara agar anak itu kembali tertidur nyenyak.

Shani yang melihat itu hanya tersenyum tipis, ia senang karena chika menyayangi anaknya. Ara dan chika sudah sangat lengket sekali, tiap hari mereka selalu bermain bersama.

***

Tangan kecil ara menompang dagunya, mata sipitnya menatap chika yang tengah fokus mengerjakan tugas sekolahnya.

Mereka berdua kini berada di ruang tengah rumah ve. Ara yang bosan berdiri dari duduknya, ia berjalan mengambil mobil mobilan polisi miliknya.

Kaki pendek ara kebali berjalan mendekati chika, i mndudukan dirinya di samping chika.

"Ante ama agi belajal nya?"tanya ara polos.

Ara sudah tak sabar ingin bermain mobil mobilan dengan chika, tapi sejak setengah jam yang lalu chika masih sibuk dengan tugas sekolahnya.

"Sebentar ya ara, dikit lagi selesai"ucap chika tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

Ara memanyunkan bibirnya, ara menidurkan kepalanya di paha chika membuat sang empu tersentak kaget.

"Eh, ara mau ngepain?"

"Mau ain ante"

"Kenapa tidur kalau mau main?"tanya chika heran.

"Uka ati ala lah!"ucap acuh anak kecil itu.

Chika yang mendengar itu menghela nafasnya, ia membiarkan ara yang tengah meracau tak jelas kepada mobil mobilannya.

"Pipipipi, tablak cemut nya..."ucap ara mengejar semut yang tengah berjalan di lantai.

"Aaiihhh telindes cemutnya"

"Ante, cemutnya ejang ejang ante"ucap ara.

Chika menghela nafasnya lalu menoleh ke arah tangan ara yang menunjuk ke arah semut hitam yang sudah terbenyek.

"Ya udah biari aja lah"ucap chika lalu melanjutkan kembali mengerjakan tugasnya.

"Acian anget kamu"ucap polos ara menyenggol semut yang sudah mati terpennyet itu.

"Ara"

Ara mendongakkan kepalanya menatap omanya yang berjalan ke arahnya. Ara bangkit dari duduknya, ia berlari mendekati oma nya.

"Oma oma, adi ada cemut kacian anget oma"ucap ara mengadu pada veranda.

Veranda mendudukan cucu nya itu di pangkuanya, sekilas veranda menatap ke arah chika yang masih sibuk mengerjakan tugasnya.

"Emang semutnya kenapa?"

"Ala indes pakai obil oma"sahut ara polos.

Veranda yang mendengar itu memaksakan senyumnya. Veranda menjadi bertanya tanya, shani meminum vitamin apa saat hamil hingga cucunya super aktif seperti ini, namun sedikit tolol.

Chika menutup bukunya, ia tersenyum senang karena semua. Chika membangkitkan tubuhnya, ia berjalan mendekati veranda dan juga ara.

"Ara, ayo kita main"ucap chika.

"Ante udah ciap?"

"Udah, ayo ara mau main apa?"tanya chika.

"Ala apel anget. Ante ita ain macak macak yuk"ajak ara.

"Main masak masak?"bingung chika.

"Ya udah yuk, oma juga ikut main masak masak"sahut veranda.

"Yey, ain macak macak!"senang ara.

"Yuk kedapur, kita main masak masak"ajak veranda.

Chika yang masih bingung hanya mengikuti saja, mereka bertiga berjalan menuju dapur untuk memasak mie goreng.

***

"Assalammualaikum, shani pulang!"ucap shani.

Di belakangnya ada gracio yang tengah membawa seplastik bahan makanan. Shani melangkahkan kakinya menuju ruang makan.

Di sana ada ara chika dan mamahnya, shani berjalan mendekat.

"Loh, ara makan mie?"

"Mami au mie?"tanya ara dengan wajahnya yang sudah belepotan.

"Mah, kok ara di kasih makan mie sih mah?"tanya shani tak suka melihat anaknya memakan makanan tak sehat.

"Gak papa lah, sekali sekali shan"

"Tapi mah, mie itu gak sehat untuk ara"ucap shani, ia mengambil piring ara yang masih penuh dengan mie.

"Aaaa mami angan ambil mie ala!"rengek ara.

"No ara. Ara gak boleh makan mie, ini gak sehat nak"ucap shani membuang mie itu kedalam tong sampah.

Chika mengerutkan keningnya menatap shani tak suka. Menurut chika shani terlalu lebay, ara hanya memakan mie instan sedikit, tak akan mempengaruhi kesehatanya sedikit pun.

"Hiks mie ala oma"tangis ara menatap nanar mie nya yang di buang oleh shani.

"Ara, kamu gak boleh nangis. Anak laki laki kok nangis"ucap shani.

"Shan, ara cuma makan mie sekali loh"ucap veranda.

"Shani bilang enggak ya tetep enggak mah. Shani gak mau ara sakit gara gara makanan gak sehat itu"ucap shani menggendong ara yang masih menangis.

"Sssttt diem ya, kita buat susu aja mau ya?"ucap shani menenangkan ara.

"Ndak au mami, ala mau mie hhuaaa!!"tangis ara semakin kencang.

Gracio menatap shani yang berjalan melewatinya, ia menatap heran kepada anaknya yang menangis kencang.

"Ara kenapa mah?"tanya gracio pada veranda.

"Istri mu itu tuh, ara gak boleh makan mie"ucap ve.

"Ci shani lebay banget ya bang"ujar chika.

Gracio menghela nafasnya mendengar itu, shani sedari dulu memang sangat menjaga ketat ara dari makanan makanan yang menurutnya kurang sehat.

"Emang gitu mah dari dulu"ujar gracio.









Ara dengan dandanan anak cewek😌

Ara dengan dandanan anak cewek😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang