23

2.6K 296 6
                                    


Maljum ya?
Hehe, selamat membaca☺️

Maljum ya?Hehe, selamat membaca☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Shopee: anastasyafadhilla




Ara baru saja pulang dari latihan taekwondo nya. Kini dirinya tengah makan malam bersama keluarganya dan juga chika.

Ara sedari tadu hanya diam dan hanya fokus memakan makanannya. Shani yang melihat itu merasa heran, pasal nya ara tak pernah sediam ini.

Anak lajangannya itu selalu saja membuat keribuatan seperti menjahili adiknya ya itu freya hingga menangis.

"Kakak sakit?"tanya freya polos.

Anak gadis berusia enam tahun tersebut menatap khawatir pada kakak nya. Bagaimana tidak, freya sedari tadi menunggu ara untuk menjahilinya, namun kakaknya tersebut tidak berbuat ulah padanya hari ini.

"Iya, tumben gak ribut"ujar gracio.

"Gak papa, ara cuma lagi capek aja"sahut ara.

Mata sipit ara melirik ke arah chika, tapi ketika chika menatap balik ara kembali menundukkan kepalanya. Ara meringis pelan merasakan tajamnya tatapan chika untuk nya.

Setelah selesai melakukan makan malam, ara memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya lebih awal.

Gracio pergi menuju ruang kerjanya, sedangkan shani chika dan freya. Mereka bertiga berkumpul di ruang tengah untuk menonton tv.

"Ci"panggil chika.

"Hm?"sahut shani dengan mata yang fokus menatap layar tv.

"Dulu, bang cio dulu pas pacaran sama ci shani playboy ya?"tanya chika.

"Kenapa kok tiba tiba nanya begitu?"tanya shani.

"Enggak, nanya doang..."ujar chika.

Shani memicingkan matanya menatap ke arah chika."kamu lagi deket sama cowok ya..."

"E-enggak... mana ada!"ujar chika.

"Terus ngepain naya begitu?"tanya shani menaik turunkan alisnya.

"Ck, apaan sih ci. Genit banget jadi orang!"ujar chika mendorong pelan tubuh shani.

Shani tertawa kecil melihat wajah kesal chika.

"Chika cuman nanya doang, siapa tau sifat playboy yang ara punya nurun dari bapaknya"ujar chika.

"Mana banyak banget lagi yang deket sama ara"gumam chika kesal.

Shani terkekeh kecil mendengar ucapan chika."kenapa kok kesel banget sih chik di liat liat"

"Suka ya sama ara?"

Chika terbatuk pelan mendengar ucapan dari shani. Ia menggelengkan kepalanya kuat menolak ucapan dari shani.

"Y-ya enggak lah!"

"Iya kali suka sama keponakan sendiri"sahut chika.

"Ya gak papa kali chik, kalau suka sama ara ya suka aja"ujar shani membut chika terdiam.

Shani menatap ke arah chika dengan serius."cici setuju loh kalau ara sama kamu"

"Tapi ya emang rada lucu aja, dulu nya panggil tante tantean, eh sekarang panggil ayang ayangan"

Chika memukul pelan bahu shani, hal itu membuat sang empu tertawa kuat. Chika mengalihkan wajahnya agar shani tidak bisa melihat kalau dirinya sedang salting brutal.

***

Susana riuh terdengar dari kelas 11 IPS 1, para murid di kelas itu tengah bermain karena guru mapel astronomi mereka berhalangan untuk masuk.

Susana riuh itu terhenti sejenak saat seluruh murid di sana menatap ke arah ara yang berdiri di ambang pintu kelas mereka.

"Maeng!"

"Ara si paling tanfffaannn dateng!!!"pekik salah satu murid di sana.

Hal itu sontak membuat murid kelas IPS 1 itu ribut kembali. Gadis yang di panggil dengan sebuatan 'maeng' itu berjalan menghampiri ara yang tersenyum ke arahnya.

"Kenapa?"

"Ngepain ke sini?"

"Ara, kamu bolos ya?"ujarnya menatap sinis ke arah ara.

Ara tak mejawab ucapan dari marsha, ia malah menarik lembut pergelangan tangan marsha membawa gadis itu menuju tempat duduk yang berada di depan kelas.

"Jangan nuduh yang enggak enggak dong"

"Dosa tau..."ujar ara.

"Terus ngepain ke sini ara. Hari ini di kelas kamu masuk pelajaran prakarya"

"Kemarin katanya kamu mau presentasi"

"Sekarang kok malah di sini, berarti kamu bolos kan?!"ujar marsha panjang lebar.

Ara yang mendengar itu tertawa, ia mengacak pucuk rambut marsha gemas. Marsha mendengus kesal, ia merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah ara.

"Ara, aku lagi nanya!"desis marsha.

"Aku gak bolos marsha..."ujar ara.

"Terus ngepain di sini?"

"Aku tuh tadi permisi ke toilet, terus mampir dulu lah ke kelas kamu"ujar ara menaik turun kan alisnya.

Marsha langsung menampar pelan pipi ara, sungguh wajah ara benar benar sangat genit. Tapi sialnya marsha begitu suka dengan ara.

"Ya udah sana balik ke kelas"suruh marsha.

"Ck, belum puas ahk mandangin wajah cantik kamu"ujar aran dengan wajah cemberutnya.

Marsha mendorong pelan tubuh ara, pipi nya merona merah mendengar gombalan dari ara. Ini bukan pertama kalinya ara melontarkan gombalan gombalan mautnya pada dirinya.

Tapi entah kenapa setiap kali ara melontarkan gombalan gombalan mautnya itu, marsha selalu saja salah tingkah mendengarnya.

"Sana ara, balik ke kelas"ucap marsha lagi.

"Iya iya"sahut ara pasra.

Ara berdiri dari duduknya, sebelum melangkahkan kakinya, tangan ara bergerak cepat mencubit pelan pipi chubby milik marsha.

"Ara!!!"pekik marsha tersentak kaget.

Ara yang mendnegar teriakan marsha reflek berlari meninggalkan gadis cantik tersebut.

Marsha mengusap pipinya yang di cubit oleh ara. Tidak sakit, hanya saja jantungnya sedikit berdebar lebih cepat hanya karena perbuatan aran.

***

Floran menatap ara yang sudah kembali memasuki kelas. Ara mendudukkan dirinya di bangkunya.

"Lama amat lo ke toilet"

"Mampir kemana dulu lo?"tanya floran sedikit berbisik.

"Alah... biasa lah"sahut ara santai.

Ara membuka kembali buku catatannya, mata sipit nya menatap papan tulis. Ia mencatat kembali materi yang di tuliskan oleh gurunya di sana.

"Ke kelas marsha ya lo?"ujar floran.

"Tau kenapa nanya?"sahut ara acuh.

Floran berdecih pelan."deketin kak anin nya kapan?"

"Marsha mulu yang lo deketin"ujar floran.

Ara menoleh menatap floran yang tersenyum remeh ke arah nya. Ara yang melihat wajah songong sahabatnya itu langsung menoyor pelan kepala floran.

"Ngeselin muka lo jamal!"desis ara.














Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang