Shani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu.
Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif.
Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shopee: anastasyafadhilla
Pagi ini shani menyempatkan dirinya untuk mengatar ara ke sekolahnya. Anaknya itu juga ingin mengenalkan dirinya kepada tiga kakak cantik yang kemerin di ceritakan oleh ara.
Kini tangan shani dengan lihai memasangkan dasi ara, setelahnya shani berjalan mengambil sisir di meja rias.
"Sini nak, sisiran dulu"ujar shani memanggil ara.
Ara turun dari kasur, ia berjalan mendekati shani. Shani mulai menyisir rapi rambut anaknya.
"Mami, papi ndak angun?"tanya ara, mata sipitnya menatap papinya yang masih tidur pulas di kasur.
"Iya, biari aja ya. Papi lagi sakit"ujar shani.
Jam dua pagi tadi, shani terusik dalam tidurnya saat dirinya merasakan tangan panas milik suminya yang memeluk erat pingganya.
Shani terbangun dari tidurnya untuk mengecek keadaan suaminya. Benar seperti dugaannya, suhu tubuh gracio sangat panas.
Shani langsung mengompres handuk dengan air dingin. Ia letakan di kening suaminya, hal itu cukup efektif karena pagi ini demam nya sudah menurun.
"Akit, papi akit apa mami?"tanya ara.
"Sakit demam, ara jangan ganggu papi ya. Biar papinya cepet sembuh"ujar shani.
Ara menganggukkan kepalanya patuh, shani sudah selesai menyisiri rambut ara. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
"Papi akit papi?"ucap ara pelan, tangan nya mengelus surai rambut papi nya.
Merasakan kepalanya yang terasa di belai oleh seseorang, gracio membuka matanya secara pelahan. Ia melihat putranya yang menatap ke arahnya dengan tatapan polos.
"Ara gak sekolah?"tanya gracio pelan.
"Cekolah"sahut ara.
"Papi cakit?"tanya ara, yang di balas anggukkan lemah oleh gracio.
"Ara, jangan di ganggu papi nya"ujar shani yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ala cuma liat aja mami"sahut ara.
"Hm, udah ayo kita berangkat. Nanti ara telat"ujar shani.
"Papi ala cekolah dulu , bye bye!"ucap ara mengecup pipi gracio singkat.
Gracio membuka matanya menatap ara dan shani yang berjalan keluar dari kamara. Gracio melambaikan tanganya lemah pada ara. Ara yang belihat itu membalas lambayan tangan dari papi nya.
***
Sesampainya di sekolah shani mengantar anaknya menuju depan kelas. Ia mengenggam tangan mungil ara yang bejalan di sampingnya.
"Ara...!"
"Itu mami, itu kakak antik!"ujar ara menunjuk tiga orang gadis sma yang berdiri di lorong sekolah sma.
Shani mengarahkan pandanganya ke arah yang di tunjuk oleh anaknya. Benar, disana ada tiga orang gadis sma yang tengah melambaikan tangannya pada ara.
"Eh, kayaknya itu emak nya tuh bocil deh"ujar lulu.
"Gila cakep bener emaknya cok"ujar ella.
"Samperin ahk!"lanjut ella berjalan meninggalkan fiony dan lulu.
"Eh, mau ngepain sih tuh bocah"ujar lulu.
"Tau, udah gw juga mau kenalan sama emaknya"ujar fiony menari tangan lulu untuk menyusul ella.
"Selamat pagi dedek ganteng"sapa ella.
"Pagi kakak antik"sahut ara.
"Mami, ni kakak ella..."ujar ara memperkenalkan ella pada mami nya.
Shani tersenyum, ia mengulurkan tangannya pada ella. Ella yang melihat itu dengan sepontan dia mengelap kedua telapak tangannya di seragam sekolahnya.
"Ella kak..."ujar ella menerima uluran tangan dari shani.
Shani tertawa pelan melihat tingkah ella yang sebelum berjabat tangan dengannya gadis itu terlebih dahulu mengelap telapak tangannya.
"Ni kakak pio cama kakak ulu mami..."lanjut ara menunjuk kedua gadis cantik yang baru saja datang menghampiri mereka.
"Aduh... kakak nya ara cantik cantik banget sih"ujar shani kembali mengulurkan tangannya pada kedua gadis sma itu.
"Wah, ini mah gak cocok di panggil tante"celetuk lulu.
Shani yang mendengar itu tertawa, umurnya sudah menginjak 32 tahun, tak ada masalahnya jika shani di panggil dengan sebutan tante oleh anak sma ini.