20

2.9K 327 17
                                    

Shopee: anastasyafadhilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Shopee: anastasyafadhilla






Pagi ini shani menyempatkan dirinya untuk mengatar ara ke sekolahnya. Anaknya itu juga ingin mengenalkan dirinya kepada tiga kakak cantik yang kemerin di ceritakan oleh ara.

Kini tangan shani dengan lihai memasangkan dasi ara, setelahnya shani berjalan mengambil sisir di meja rias.

"Sini nak, sisiran dulu"ujar shani memanggil ara.

Ara turun dari kasur, ia berjalan mendekati shani. Shani mulai menyisir rapi rambut anaknya.

"Mami, papi ndak angun?"tanya ara, mata sipitnya menatap papinya yang masih tidur pulas di kasur.

"Iya, biari aja ya. Papi lagi sakit"ujar shani.

Jam dua pagi tadi, shani terusik dalam tidurnya saat dirinya merasakan tangan panas milik suminya yang memeluk erat pingganya.

Shani terbangun dari tidurnya untuk mengecek keadaan suaminya. Benar seperti dugaannya, suhu tubuh gracio sangat panas.

Shani langsung mengompres handuk dengan air dingin. Ia letakan di kening suaminya, hal itu cukup efektif karena pagi ini demam nya sudah menurun.

"Akit, papi akit apa mami?"tanya ara.

"Sakit demam, ara jangan ganggu papi ya. Biar papinya cepet sembuh"ujar shani.

Ara menganggukkan kepalanya patuh, shani sudah selesai menyisiri rambut ara. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

"Papi akit papi?"ucap ara pelan, tangan nya mengelus surai rambut papi nya.

Merasakan kepalanya yang terasa di belai oleh seseorang, gracio membuka matanya secara pelahan. Ia melihat putranya yang menatap ke arahnya dengan tatapan polos.

"Ara gak sekolah?"tanya gracio pelan.

"Cekolah"sahut ara.

"Papi cakit?"tanya ara, yang di balas anggukkan lemah oleh gracio.

"Enapa bica papi akit?"tanya ara.

"Enggak tau..."sahut gracio memejamkan matanya kembali.

"Ara, jangan di ganggu papi nya"ujar shani yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ala cuma liat aja mami"sahut ara.

"Hm, udah ayo kita berangkat. Nanti ara telat"ujar shani.

"Papi ala cekolah dulu , bye bye!"ucap ara mengecup pipi gracio singkat.

Gracio membuka matanya menatap ara dan shani yang berjalan keluar dari kamara. Gracio melambaikan tanganya lemah pada ara. Ara yang belihat itu membalas lambayan tangan dari papi nya.

***

Sesampainya di sekolah shani mengantar anaknya menuju depan kelas. Ia mengenggam tangan mungil ara yang bejalan di sampingnya.

"Ara...!"

"Itu mami, itu kakak antik!"ujar ara menunjuk tiga orang gadis sma yang berdiri di lorong sekolah sma.

Shani mengarahkan pandanganya ke arah yang di tunjuk oleh anaknya. Benar, disana ada tiga orang gadis sma yang tengah melambaikan tangannya pada ara.

"Eh, kayaknya itu emak nya tuh bocil deh"ujar lulu.

"Gila cakep bener emaknya cok"ujar ella.

"Samperin ahk!"lanjut ella berjalan meninggalkan fiony dan lulu.

"Eh, mau ngepain sih tuh bocah"ujar lulu.

"Tau, udah gw juga mau kenalan sama emaknya"ujar fiony menari tangan lulu untuk menyusul ella.

"Selamat pagi dedek ganteng"sapa ella.

"Pagi kakak antik"sahut ara.

"Mami, ni kakak ella..."ujar ara memperkenalkan ella pada mami nya.

Shani tersenyum, ia mengulurkan tangannya pada ella. Ella yang melihat itu dengan sepontan dia mengelap kedua telapak tangannya di seragam sekolahnya.

"Ella kak..."ujar ella menerima uluran tangan dari shani.

Shani tertawa pelan melihat tingkah ella yang sebelum berjabat tangan dengannya gadis itu terlebih dahulu mengelap telapak tangannya.

"Ni kakak pio cama kakak ulu mami..."lanjut ara menunjuk kedua gadis cantik yang baru saja datang menghampiri mereka.

"Aduh... kakak nya ara cantik cantik banget sih"ujar shani kembali mengulurkan tangannya pada kedua gadis sma itu.

"Wah, ini mah gak cocok di panggil tante"celetuk lulu.

Shani yang mendengar itu tertawa, umurnya sudah menginjak 32 tahun, tak ada masalahnya jika shani di panggil dengan sebutan tante oleh anak sma ini.

"Iya, makanya gw manggilnya kakak tadi"sahut ella.

"Bisa aja kalian ini. Saya udah tua"ujar shani tertawa pelan.

"Tua dari mananya, ini mah kayak masih umur 20 tahun. Asli deh kak"ujar ella.

"Pantes ara ganteng, emaknya modelan bidadari begini"celetuk lulu.

"Bener banget"sahut fiony membenarkan ucapan lulu.

"Aduh, ada ada aja kalian ini"ujar shani tertawa.

"Ya udah, kalau gitu saya pamit dulun ya"

"Titip ara ya kakak kakak cantik nya ara"ujar shani sedikit terkekeh kecil.

"Aduh, jadi malu di bilang cantik sama bidadari"ujar ella tersipu malu.

"Dih!"cibir lulu begidik ngerih.

"Ayo ara, kak pio temenin masuk ke kelas"ujar fiony.

"Heh!"

"Mau kemana lo!"ujar lulu menarik baju fiony membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Apa sih gw mau anterian ara masuk ke dalam kelasnya"

"Ngepain gw tanya?!"

"Ara bisa sendiri ke kelasnya!"ujar lulu.

"Gak bisa, nanti ara nyasara"

"Kelas cuman sekepel gak bakalan bikin ara nyasar!"

"Udah ayo balik, bentar lagi kita juga masuk!"ujar lulu menari lengan fiony.

"Ara hati hati ya ke kelas nya. Kalau ada apa bilang kakak ya!"ujar fiony sedikit berteriak karena dirinya sudah berjalan menjauh dari kelas ara.

Ara yang melihat itu hanya menatap polos ke arah tiga gadis sma tersebut. Ia mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ara, ngepain berdiri di depan pintu?"tanya floran yang berda di dalam kelas.

Mata sipit ara menoleh menatap ke arah floran dan juga kedua sahabat nya yang lain. Ara melangkahkan kakinya masuk kedalam kelasnya.

"Ngepain?"tanya floran lagi.

Ara menggelengkan kepalanya."ndak ngepain ngepain"




Dapet thr berapa kelen weh?












Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang