Shopee: anastasyafadhillaShani mendudukkan dirinya di sofa ruangannya. Hari ini caffe miliknya sangat ramai, satu harian penuh shani sibuk membantu para kariawannya.
"Oh iya, sampai lupa ngabari ara"
"Semoga aja gak rewel deh"ucap shani.
Ia mengambil handphone nya untuk menghubungi rati. Shani mengerutkan dahinya saat rati tak menajawab panggilannya.
Hingga shani tiga kali menelfon baru rati mengangkat panggilannya.
"Halo, kenapa gak ngkat telfon saya?"
"Maaf buk, tadi saya lagi mandikan ara"
"Owh, ara gak rewel kan?"
"Enggak buk, ara anteng aja dari tadi. Tapi ara sering nanyain tante ica nya"
"Biari aja, nanti juga lupa"
Setelah meastikan anaknya baik baik saja, shani bergegas membereskan barang barangnya. Ia akan segera pulang, shani berjalan keluar dari ruangannya.
Shani menatap kursi kurisi caffe yang sudah di naikkan ke atas meja. Semua sudah bersih dan rapi.
"Kalau sudah di bereskan semua kalian boleh pulang"ucap shani pada kariawannya.
***
Di tengah perjalanan, shani terjebak macet. Ia menghela nafasnya kesal, sudah malam begini saja jalan raya masih macat.
Shani melihat jam yang melingkar di tangannya, pukul sudah menunjukkan jam setengh sebilan malam.
"Ara udah tidur belum ya?"gumam shani.
Mata shani menatap kesana dan kemari melihat mobil mabil yang juga terjebak macet. Mata shani sedikit memicing kala dia melihat seseorang yang sangat familiar.
"Gak mungkin kayak nya"gumam shani menggelengkan kepalanya.
Ia menjalankan mobilnya saat mobil di depannya mulai bergerak.
Tak membutuhkan waktu yang lama, sekitar lima belas menit shani sudah sampai di rumahnya.
"Assalammualaikum"ucap shani memasuki rumahnya.
Shani berjalan menuju ruang tv, di sana ada suaminya dan juga ara yabg tertidur di pangkuan gracio.
"Loh, kenapa belum pada tidur?"tanya shani.
Gracio menoleh menatap ke arah shani."nungguin kamu pulang"
"Hari ini caffe rame ya, sampai kamu pulang malam gini?"tanya gracio.
"Ya gitu lah, mending kamu sama ara tidur duluan. Aku mau mandi dulu"ucap shani berjalan menuju kamar.
Gracio mematikan tv nya, ia dengan perlahan bangkit dari duduknya. Ara sedikit terusik, dengan sigab gracio mengelus lembut punggung ara agar anaknya kembali tertidur.
***
Pagi harinya di kantor, gracio sngat sibuk dengan kerjaannya. Kantornya mengalami sedikit masalah karena salah satu kariawanya melakukan penggelapan uang kantor.
Satu kantor di buat pusing akan hal ini, semua kariawan sibuk mengerjakan tugas mereka masing masing.
"Pak cio, kayaknya kita membutuhkan uang cukup banyak agar prusahaan bapak tidak bangkrut"ujar managernya.
"Berapa banyak uang yang harus kita keluarkan?"tanya gracio.
"3,4 M . Itu bakalan menutupi semua kekacawan di kantor ini"ujar managernya.
Kepala gracio berdenyut mendengar hal itu. Itu bukan uang yang sedikit. 3,4 miliar, dengan uang itu gracio sudah bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus di luar negri.
"Lakukan apa pun, uang nya akan segera saya siapkan"ujar gracio.
Managernya mengangguk patuh, setelahnya ia keluar dari ruangan gracio.
***
Shani menoleh menatap pintu rumahnya yang terbuka menapilkan gracio yang masuk kedalam rumah.
Wajah pria itu sangat terlihat lelah sekali, shani berdiri dari duduknya, ia berjalan menghampiri suaminya meninggalkan ara yang tengah bermain di ruang tv.
"Mas, tumben pulangnya lama"ucap shani membuka jas gracio.
"Banyak kerjaan"ucap gracio singkat.
Shani menganggukkan kepalanya mengerti."mau makan apa biar aku~"
"Aku gak lapar"ucap gracio langsung berjalan meninggalkan shani.
Shani yang melihat perubahan suaminya itu mengerutkan dahinya bingung. Tak biasanya gracio bersikap seperti ini.
"Papi papi. Ala ua endong papi!"ucap ara berlari menghampiri gracio.
Gracio yang di panggil oleh ara tetap tak menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan menuju kamar.
"Papi ala au endong papi!"teriak ara.
"DIAM ARA!"
Shani yang berada di ruang tengah terkejut memdengar bentakan gracio. Ia berlari menghampiri ara yang berdiri sambil menatap gracio. Mata anak itu mulai berkaca kaca, menandakan cairan bening akan segera keluar dari sana.
"TIAP HARI MINTA GENDONG, SAYA CAPEK TAU GAK?!"
"KAMU TUH DAH BESAR, JANGAN BUAT SUSAH ORANG TUA!"bentak gracio.
Ara menangis, anak itu tetap berada posisinya yang berada tak jauh di hadapan gracio. Tubuh ara bergetar ketakutan mendengar suara keras gracio.
Shani memeluk tubuh mungil ara, mata shani menatap ke arah gracio.
"Mas apa apaan sih, ara cuma minta gendong sama kamu. Kenapa kamu marah banget?"
Gracio hanya diam tak menjawab ucapan shani, ia melihat ara yang masih menangis di pelukan shani.
"Apa menggendong ara beban bagi kamu?!"
"Aku lagi pusing banyak kerjan tapi ar~"
"Sebanyak apa sih kerjaan kamu. Ha?!"
"Hebat banget kamu bentak bentak ara. Aku banyak kerjaan gak pernah tuh marah marah sama anak sendiri"ucap shani.
Gracio lagi lagi kembali terdiam, matanya menatap ke arah shani yang menggendong ara. Wanita itu berlalu pergi meninggalkan gracio yang masih terdiam di sana.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
أدب المراهقينShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...