19

2.6K 340 11
                                    


Sebagain part aku Private, bagi yang belum follow di wajibkan untuk memfollow ya...

Terumakasih :)





Hari ini adalah hari minggu, ara kini tengah duduk di atas meja makan semberi mata sipitnya menatap ke arah tangan shani yang sedeng sibuk mengadon kue.

"Mami ala mau aduk aduk uga"ucap ara.

"Mau aduk juga?"tanya shani.

Ara menganggukkan kepala nya lucu. Shani menganbilkan mangkuk berukuran sedikit kecil, lalu ia mengambil sedikit adona kue nya untuk ara main kan.

"Ini, aduk ini aja ya"ucap shani memberikan sedikit adonan kue nya pada ara.

Ara tersenyum senang, tangan nya mulai mengaduk aduk odonan kue tersebut seperti apa yang mami nya lakukan.

Mata sipit ara beralih menatap ke arah shani yang tengah membentuk andonan kue nya dengan bulatan bulatan kecil.

"Uat kayak itu mami?"tanya ara polos.

"Iya..."sahut shani.

"Enapa ulet ulet nya ndak becal becal aja mami?"tanya ara lagi.

Shani terdiam sejanak memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada ara.

"Mami, enapa mami?"tanya ara penasaran.

"Karena..."ucapan shani terhenti sejenak karena otaknya masih memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada anak nya ini.

"Memang kecil kecil begini bentuk nya"lanjut shani.

"Eman ecil ecil ini entuk nya"ucap ara.

"Iya, emang kecil kecil..."sahut shani pasrah.

Ara menganggukkan kepalanya mengerti, tangan mungilnya bergerak membulatkan adonan kue miliknya dengan bentuk yang sama seperti yang di buat oleh mami nya.



Satu jam berlalu~

Ibu dan anak itu telah selesai membuat kue nastar, kini ara tengah duduk di ruang tv sembari menonton kanrtun kesukaan nya.

"Nih kue nya..."ucap shani menghempiri anaknya.

"Yey!"pekik ara menepuk tangannya girang.

"Ni ala yang uat kan mami?"ujar ara menunjukkan satu kue nastar yang ia ambil di piring.

"Iya, itu punya ara"sahut shani.

Padahal kue yang di buat oleh ara sudah shani buang, karena adona kue tersebut memang shani berikan pada ara untuk menjadi uji coba mainan anak nya.

"Mam mami, ini ala yang uat"ucap ara menyondorkan kue nastar tersebut kedapan mulut shani.

Shani menerima supan dari anaknya, ia menganggukkan kepalanya."enak"

"Nak?"

"Ala yang bikin kan mami?"ucap ara tangannya kembali mengambil kue nastar di piring.

"Iya, pinter anak mami..."ucap shani lalu mengecup pucuk kepala anak nya.

Ara tesenyum lalu memakan kue nastarnya, mata sipit ara beralih menatap layar tv. Ia menyandarkan kepalanya di dada shani.

Tangan lentik shani menyisir surai rambut ara, ia menatap wajah ara yang begitu tampan. Ara sangat mirip sekali dengan gracio.

"Eh ara mau video call sama tante chika gak?"tanya shani tiba tiba.

"Ante ica mami?"tanya ara.

"Iya. Mau video call gak?"tanya shani mengambil handphoennaya.

"Au mami, ala au!"ujar ara semangat.

"Bentar ya..."ujar shani.

Shani membuka nomor kontak chika, ia mem- video call gadis itu. Tak berapa lama chika mengangkat video call dari shani.

"Halo ci, kenapa...?"

"Baru bangun tidur kamu?"tanya shani melihat chika yang masih memejamkan matanya.

"Hem..."

"Nah, bangunin tuh tante nya"ucap shani memberikan handphonenya pada ara.

Ara menerima handphone milik shani, mata sipit ara menatap kelayar handphone. Ia melihat chika yang masih memejamkan matanya,

"Ante obok mami..."ujar ara.

Chika yang dri sebrang sana mendnegar suara keponakan kesayangannya langsung membuka matanya.

"Ara tante chika kangennn!!!"teriak chika.

"Ain kecini ante. Ayo bobok cama ala agi"ujar ara.

"Gak bisa, tante sekolah"

"Ala uga cekolah"sahut ara memanyunkan bibirnya.

"Ga papa nanti ara main ke rumah oma ve lagi ya.."

Ara menganggukkan kepalanya lucu."anti ala ain kecana agi. Ya kan mami?"

"Iya.."sahut shani.

"Ante ante, cemalem ala mam di cekolah di emenin kakak antik!"ujar ara senang.

"Ha, siapa kakak cantik nya?"tanya chika sedikit panik.

Chika tak mau ara dekat dengan siapa pun, ara hanya boleh dekat dengan dirinya.

"Em, ada iga kakak antik. Nama kakak antik nya ada kakak pio, kakak ulu cama itu kak ella"ujar ara menyebutkan satu persatu nama ketiga gadis sma tersebut.

"Banyak bener"gumam chika.

"Yang paling deket sama ara siapa?"

"Cemua eket ama ala, hihi kakak nya baik ante"

Chika yang mendengar hal itu memanyunkan bibirnya kesal.

"Ya udah deh, tante mau mandi dulu. Bye ara..."

Chika mematikan video call mereka. Ara memanyunkan bibirnya, padahal ara ingin menceritakan banyak hal tentang dirinya dan juga ketiga sahabat nya.

"Mami di matiin ama ante ica"ujar ara memberikan handphone nya pada mami nya.

"Ya udah gak papa, besok kan masih bisa telfonan sama tante chika lagi"ujar shani.















Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang