8

3.4K 365 9
                                    


Besok nyoblos👁️👄👁️











"Ara!"

"Caya!"sahut ara berlari tertatih tati sembari memegang sarung yang terlilit di pinggangnya.

"Duh, sarung sama pecinya kegedean"gumam bobby, melihat cucunya yang tenggelam oleh sarung.

"Pelgi cekarang opa?"tanya ara.

"Iya, pakai sendalnya dulu"ucap bobby menaruh sendal bermotif sepaidermen milik ara.

"Kebalik kebalik!"ujar bobby membenarkan posisi sendal ara.

"Benel gini?"tanya ara polo.

"Iya bener, ayo kita ke mesjid"

"Lat's goo!"ucap ara girang.

Tangan mungil ara memegang cari telunjukn opa nya, mata sipitnya menatap kesana kemari.

"Ara mau kemana?"

Ara menoleh menatap chika yang berada di teras rumahnya.

"Ante ala mau colat!"pekik ara mengemaskan.

"Ih, rajin banget sihh!"ujar chika, ia berlari mendekati ara, lalu ia mencium pipi ara bertubi tubi.

Bobby yang melihat itu hanya terkekeh kecil. Chika menyudahi aksi mencium ara, ia merapikan sarung ara yang sudah kendor.

"Ante ndak colat?"

"Em, enggak. Ada halangan"sahut chika.

"Alangan apa ante?"tanya ara.

"Eh, udah ya ara. Yuk kita ke mesjid, udah azan"ucap bobby.

"Dada ante..."ucap ara melambaikan tangannya pada chika.

"Dada"sahut chika ikut melambaikan tangannya.


***


Ara duduk menyilangkan kedua kakinya, ia menatap opa nya yang tengah berdoa. Mulut ara sedikit terbuka melihat kesan kemari dimana orang orang tengah berdoa selesai melakukan sholat.

Ara mengangkat kedua tangannya mulutnya berkomat kamit mengikuti mulut mulut orang yang bergerak.

"Sweswes sweskaswessewas. Amin amin, sewesswes akssewes"gumam ara.

"Amin..."ucap semua orang yang berada di sana.

Ara yang melihat itu ikut mengusapkan kedua telapak tangannya di muka. Ara mengikuti opa nya yang berdiri menyalami orang orang.

"Ala mau calam, ala uga mau calam!"ucap ara mengikuti opa nya yang menyalami orang orang.

Bapak bapak yang berada di sana di buat gemas oleh tingkah ara yang berkeliling menyalami orang.

"Pinter banget cucu mu"ucap salah satu bapak bapak di sana.

"Alhamdulillah lah, anaknya emang aktif banget"ujar bobby sedikit terkekeh kecil melihat ara yang belum siap menyalami orang orang di mesjid.

"Udah siap salami orang nya?"tanya bobby.

"Cudah, cape ala mucing cana, mucing cini. Om om nya banya bangettt"ucap ara.

Bobby terkekeh kecil mendengar itu, ia mengandeng tangan mungil cucunya berjalan keluar dari masjid. Bobby menaruh sendal ara di hadapan anak itu.

"Ayok pulang"ucap bobby.

"Tunggu tunggu!"

"Udah ayo"ucap bobby tanpa melihat cucunya.

"Unggu dulu, cendal ala ketinggalan!"pekik ara yang baru memakai satu sendalnya.

Bobby langsung menghentikan langkahnya melihat ara yang melepaskan genggaman tanganya dari bobby. Ara berlari ke belakang mengambil sebelah sendalnya.

"Haha, maaf ya opa gak tau"ucap bobby menghampiri ara yang tengah memakai sendalnya.

"Opa cepet cepet anget jalan nya!"ucap ara memanyunkan bibirnya.

"Maaf ya cucu opa..."


***


Sepulang dari masjid ara langsung tertidur di pangkuan shani. Anak itu terlihat sangat kelelahan sekali. Shani membawa anaknya masuk kedalam kamar, dengan perlahan shani membaringkan tubuh mungil ara di kasur.

Gracio menutup pintu kamar tak lupa nguncinya, ia berjalan mendekati shani lalu memeluk tubuh shani dari belakang.

"Kenapa?"tanya shani.

Gracio tak menjawab ucapan dari istrinya, ia menyembunyikan wajahnya di curuk leher shani. Shani mendesis pelan saat gracio mencium leher nya.

"Mas jangan gitu ah, geli tau"ucap shani.

"Sayang, bikin adek yuk buat ara"ucap gracio pelan, hal itu membuat shani sedikit merinding.

Shani melepaskan pelukan suaminya dari pinggangnya, ia membalikan tubuhnya menatap ke arah suaminya yang sudah menatapnya dengan sayu.

"Kalau mau main gak papa, tapi untuk nambah lagi aku belum mau"

"Tunggu ara umur 6 tahun ya"ucap shani.

Gracio yang mendengar itu menghela nafasnya kasar, ia sangat ingin memiliki anak perempuan.

"Mas kamu gak papa kan?"

Gracio menganggukkan kepalanya."iya gak papa"

"Maaf ya.."

"Gak masalah"ucap gracio, ia mendekatkan wajahnya pada shani.

Cup!

Bibir gracio dengan shani saling bertemu, mereka saling melumat satu sama lain. Tangan gracio mulai nakal, ia memasukan tanganya kedalam baju shani mengelus perut rata milik shani.

"Ala mau cium uga mami!"

Brak!

Shani dengan sepontan mendorong kuat gracio hingga sang empu terjatuh kelantai. Gracio meringis memegangi pinggangnya yang sakit.

"A-ara kok belum tidur?"tanya shani gugup.

"Mami cama papi bicing. Ala jadi bangun"ucapnya menatap polos ke arah shani.

Ara terduduk di atas kasur sembari memegang boneka sapi nya, ia menatap papi nya yang masih terduduk di lantai.

"Papi enapa jatoh papi?"tanya ara polos.

"Pakek nanya lagi, ya gara gara emak lo lah gw jatuh!"batin gracio.

"Em, kaki papi sakit ara"ucap gracio.

"Akit, akit kenapa papi?"tanya ara yang mulai cerewet.

Shani yang mengetahui ara bakalan banyak tanya langsung menidurkan kebali ara. Shani menidurkan tubuhnya di samping anaknya lalu  tanganya mengelus lembut punggung ara agar segera tertidur.

"Mami ala mau cium uga kayak papi..."rengek ara.

Dengan cepat shani mengecup sekilas bibir mungil anaknya, hal itu menbuat ara terkekeh geli.

"Hihi, maaci mami"ucapnya mencium pipi shani.

Anak itu segera memejamkan matanya, tangan kecilnya memeluk pingang shani. Gracio yang masih duduk di lantai mendengus kesal, rancananya meminta jatah pada shani gagal total.













Tbc

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang