Shani menghentikan mobilnya di salah satu lestoran di jakarta. Shani turun dari mobilnya, ia berjalan mengintari mobil, membukakan pintu untuk anaknya keluar."Kenapa masih cemberut gitu?"tanya shani terkekeh kecil.
"Au ah, ante ndak cayang ala agi"ucap ara memanyunkan bibirnya.
"Kata siapa tante chika gak sayang sama ara?"ucap shani mengendong ara keluar dari mobil.
Shani menutup pintu mobilnya, stelahnya ia berjalan masuk kedalam lestoran tersebut.
"Adi ante mam cama om om. Ante ica kan cuma boleh mam cama ala"
"Om om itu kan pacar nya tante chika, masa gak boleh makan bareng sama tante chika sih..."
"No no mami. Ante no pacal om itu. Ante pacal ala mami"ucap ara.
Shani yang mendengar itu terbatuk pelan, dari mana anaknya ini tau soal pacar pacaran.
"Em, udah ya. Sekarang ara mau mam apa?"tanya shani memperlihatkan buku menu pada ara.
Mata sipit ara menatap isi dalam buku menu tersebut. Matanya berbinar saat ia melihat foto mie di buku menu tersebut.
"Mami mami. Ala au mie"ucap ara senang.
"No ara. Gak boleh makan mie. Makan sup ayam aja ya?"ujar shani.
"Api ala au mie mami"cicit ara memanyunkan bibirnya.
"Tapi itu gak sehat sayang. Kita makan sup ayam aja ya?"
"Katanya ara suka banget sama ayam..."rayu shani.
"Ya uda deh..."pasra ara.
Shani tersenyum mendengar itu, ia memesan dua sup ayam pada pelayan lestoran tersebut. Mata sipit ara menatap kesana kemari, ia melihat orang orang yang tengah memakan makanan mereka.
***
Besoknya, ara menampilakan senyum yang tak pernah luntur sedari tadi. Kedua tangan mungilnya di genggam oleh mami dan papinya.
Kaki kecil ara mengikuti langkah kedua orang tuanya yang mengatarkannya menuju kelas. Ini adalah hari pertama ara sekolah, ara begitu senang. Sebentar lagi ara akan memiliki banyak teman.
"Ara jangan nakal ya. Belajar yang rajin"ucap shani tanganya sedikit merapikan rambut ara.
Semalam, shani juga mengajak ara untuk memotong rambut. Hingga akhirnya hari ini ara terihat sangat tampan sekali.
"Nanti, kalau udah istirahat jangan lupa bekal nya di makan"
Ara menganggukkan kepalanya patuh. Mata sipit ara menatap ke ara papi nya. Gracio yang melihat itu mencubit pelan pipi chubby milik ara.
"Nanti kalau udah pulang papi jemput"ucap gracio.
"Calam"ucap ara mengambil tangan gracio lalu mencium punggung tangan itu.
Ara berali mengambil tangan shani lalu melakukan hal yang sama. Sebelum masuk kedalam kelasnya, ara mengecup singkan pipi shani lalu setlah ya ia berlari memasuki kelasnya.
Shani yang melihat itu terkekeh geli, gracio mengandeng tangan shani untuk pergi dari sana.
Di dalam kelas, ara duduk bersebelahan dengan gadis cantik. Ara ingin sekali mengajak anak itu berteman, namun melihat wajah jutek anak itu membuat ara mengurungkan niatnya.
"Kamu kenapa mau duduk sama dia"
Ara menoleh menatap ke arah seorang anak laki laki yang menghampirinya.
"Enapa emangnya?"tanya ara.
"Dia galak, suka marah marah"
Anak gadis itu menoleh menatap sinis ke arah ara dan juga anak laki laki tersebut.
"Tuh kan serem"
Ara menatap polos ke arah anak gadis itu."dia tidak galak"ucap ara.
"Ya sudah kalau kamu tidak percaya"ucap anak laki laki tersebut lalu berlalu pergi dari meja ara.
"Apa lihat lihat?!"
Ara tersentak kaget, ia mengalihkan pandnaganya dari gadis itu. Tapi tak berapa lama ara kembali menatap gadis itu.
"ita oleh temenan ga?"tanya ara polos.
"Gak mau, kamu cedal!"pekik anak itu.
Ara yang mendengar itu memanyunkan bibirnya. Apa hubunganya temanan dengan cedal.
"Ara sini deh. Jangan main sama si galak!"teriak anak laki laki tadi.
Ara menoleh menatap ke arah anak laki laki itu, di sana ada dua orang anak laki laki lainnya.
Dengan terpaksa ara berjalan mendekati ketiga anak laki laki tersebut.
"Sini, main sama kita aja"
"Nih, ini temen aku namanya ollan, yang ini namanya deo, kalau nama aku floran"ucap anak laki laki itu.
"Calam kenal, aku ala"ucap ara menampilkan senyum nya.
"Hihi lucu, si ara cedal"ujar deo.
***
Malam harinya, ara tengah mengerjakan soal menulis huruf dari gurunya tadi pagi. Ara menekan pinsilnya di buku tulis menuliskan huruf dari A - Z.
"Papi enapa duduk saja?"tanya ara.
Gracio mengalihkan pandanganya ke arah ara, ia mengecilkan volume tv nya. Gracio menghampiri ara yang tengah mengerjakan tugasnya di karpet.
"Terus papi harus ngepain?"tanya gracio.
"Antuin ala ulis"ujar ara menunjukkan buku tugasnya.
Gracio dapat melihat aran baru menuliskan huruf dari A sampai d saja.
"Setengah jam duduk di sini baru itu doang yang di tulis"gumam gracio.
"Ini tugas ara, kenapa papi yang bantuin?"ujar gracio.
"Kan papi itu papi ala. Alus bantuin!"ujar ara.
"Kurang ajar punya anak satu"gumam gracio.
"Gak boleh, kapan ara mau pinternya kalau yang bgerjain papi"ujar gracio.
"Cedikit nya antuin nya. Elit anget!"kesal ara.
"Kenapa sih pada ribut?"ujar shani yang baru saja datang sembari di tanganya membawa segelas teh hangat untuk gracio.
"Mami, papi ndak au antuin ala"adu ara memanyunkan bibirnya.
"Bantuin apa emangnya?"tanya shani mendudukkan dirinya di sofa.
"Bantuin ngerjain tugas lah. Baru masuk, udah ngeluh aja"ujar gracio menyeruput teh yang di berikan oleh shani.
Shani yang mendnegar itu menggelengkan kepalanya saja. Ia menatap ke arah ara yang masih memanyunkan bibirnya.
"Kalau ara di kasi tugas sama buk guru harus ara yang ngerjain. Itu kan tugas ara, bukan tugas orang lain, ya nak..."ujar shani.
Ara hanya menganggukkan kepalanya lemah, seandainya disini ada chika, mungkin dirinya akan meminta bantuan kepada tante nya itu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil [TELAH TERBIT]
Teen FictionShani Indira dan Gracio Harlan adalah sepasang kekasih yang sudah sah menikah setahun yang lalu. Kini, sepasang suami istri tersebut di karuniai seorang anak yang sangat aktif. Shani dibuat repot dengan malaikat kecilnya itu. Anak shani selalu saja...