13

3K 404 8
                                    




AYO DONG 500 VOTE BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NULISNYA.

Yakali yg baca 2 rb orang yg vote cuma 200 orang🗿





Di ruang tv, kini ara terduduk sembari fokus menatap tv yang menampilkan drama cinta. Mulut ara sedikit terbuka, otaknya sedang berkeja keras untuk mengerti tentang drama tersebut.

"Cepelti itu pacal?"ucap ara melihat sepasang kekasih yang saling berusap supan makanan.

Tak sampai disitu, tayangan drama itu menampilkan seorang laki laki yang sangat meratukan pacarnya. Laki laki di drama itu akan selalu mencium punggung tangan gadis nya saat mereka berjumpa.

"Ara, ngepain nak?!"teriak shani.

Ara buru buru mematikan layar tv nya, mata sipit ara menatap shani yang berjalan menghampiri ara.

"Ara ngepain?"

"Ain, ala ain obil obilan"ucap ara memegang mobil mobilan kesayangannya.

Shani menganggukkan kepalanya mengerti."tuh di deoan ada tante chika"

"Ante ica?"

"Iya, sana samperin tante nya"

Ara berduri dari duduknya, ia berlari menuju teras rumah. Du sana ada chika yang sedang duduk di teras rumahnya.

"Ante!"

"Iiihhhh araaa!"ucap chika merentangkan kedua tangannya siap untuk memeluk ara.

Ara berlari menghampiri chika lalu memeluk tubuh chika, chika membalas pelukan ara, i sedikit menguncang tubuh mungil ara kekanan dan kekiri.

Ara melepaskan pelukannya dari chika, tangan mungilnya mengambil tangan chika. Ia mencium punggung tangan chika memperaktekkan apa yang ia lihat di tv tadi.

Chika tertawa kecil melihat perlakuan ara, ia mencubit gemas pipi chubby milik ara.

"Ante, ayo ita mam ante!"ujar ara

"Loh, ara belum makan?"

"Beyum, ayo mam ante"

Chika bangkit dari duduknya, mereka berdua berjalan menuju ruang makan. Chika mengambilkan nasi serta lauk untuk ara.

Ia mendudukan dirinya di samping ara, saat chika ingin menyuapi ara, ara menolaknya. Ia mengambil alih sendok yang chika pegang.

"Aaaa ante..."ucap ara menyondorkan satu sendok berisi nasi kehadapan mulut chika.

"Loh, kenapa jadi tante yang makan?"

"Buka muyut nya ante, ayo aaaa"ucap ara.

Chika membuka mulutnya menerima suapan dari ara. Ara tersenyum senang melihat itu, ia mengelus elus sayang pucuk kepala chika.

"Pintel pacal ala..."ucap ara.

Chika yang mendengar itu terbatuk, ia buru buru menuang air kedalam gelasnya lalu meminumnya. Pipi chika merona merah, ara benar benar membuatnya salting.


***


Kedua bola mata chika berkaca kaca menandakan cairan bening akan segera keluar dari sana.

Ia menatap ara yang sudah berada di dalam mobil bersama shani, sedangkan gracio pria itu tengah memasukan beberapa koper kedalam bagasi mobil.

"Cengeng, jangan nangis!"ujar christy.

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang