22

2.7K 356 14
                                    


Cuman sekedar info, kedepanya bakalan jarang update🙂🙏🏻














Ara menatap sinis ke arah deo yang tak henti hentinya menertawakan dirinya yang di tolak mentah menatah oleh anin.

"Bisa diem gak sih, kuping gw panas!"ujar seorang gadis yang berdiri di samping ara.

"Marahi the, si ara di ketawain mulu dari tadi sama dia"kompor floran.

"Diem cempreng, suka banget ngerusak kebahagiaan orang!"ujar deo menghentikan tawanya.

"Jahat banget lo bahagia di atas penderitaan orang"cibir nya.

Deo memdengaus kesal mendengar omelan dari sahabat perempuanya itu. Sedangkan ara, ia tersenyum senang karena ada orang yang membelanya.

"Muthe nanti ara belikan permen milkita ya"ujar ara mengelus rambut muthe sayang.

Muthe yang mendengar itu langsung tersenyum senang.

"Hehe, tau aja sih yang gw mau"

"Mending kita pulang sekarang. Langsung mampir ke mini market nanti keburu habis permennya"ujar muthe manerik lengan ara.

Ara dengan sepontan melangkahkan kakinya mengikuti muthe yang berjalan di depannya.

"Sialan, nyogok ternyata!"desis deo.

Tak heran jika muthe selalu baik kepada ara, ternya pria itu dengan suka rela menjadi donatur tertinggi nya muthe untuk membelikan gadis itu permen.

"Pantes aja tuh cewek cerewet nempel terus sama ara..."ujar ollan.

***

Ara menghentikan motornya tepat di halaman rumah nya. Setelah mengantarkan muthe pulang, ara langsung pulang menuju rumahnya untuk mandi terlebih dahulu sebelum pergi latihan taekwondo sore ini.

Ara melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah, tangan kanannya membawa helem full face miliknya.

"Mami, ara pulang!"ujar ara sedikit berteriak.

Tak ada sahutan dari shani, ara mengerutkan dahinya. Bisanya jam jam segini shani sudah pulang dari caffe nya.

Ara ingin melangkahkan kakinya menuju dapur, siapa tau shani berada di sana memasakan makan siang untuk nya.

Namun ia tak jadi meangkahkakn kakinya ke sana saat bahunya di tepuk oleh seseorang, hal itu membuat ara tersetak kaget dan langsung reflek menoleh ke arah belakang.

"Eh, kaget ya, maaf ya..."

Ara masih terdiam, mata sipitnya menatap seorang gadis dewasa yang berdiri di hadapannnya.

Seperti tidak asing, siapa gadis ini?

"Ara, kenapa melamun?"ucap nya melambaikan tanya di hadapan ara.

Ara tersadar dari lamunannya, ia menatap sekeliling rumahnya yang tampak sepi. Mata ara kembali menatap gadis cantik yang berada di hadapannya.

"Kakak siapa ya?"tanya ara.

Gadis itu mendengaus kesal mendengar pertanyaan konyol dari ara. Bisa bisanya dia lupa dengan tante kesayangannya ini.

"Aduh!"ara meringis saat gadis di hadapannya mencubit perutnya.

"Aku ini tante mu, masa tidak ingat!"desis nya.

"Tante siapa?!"ujar ara.

"Tante chika, bener bener ponakan kurang ajar. Sama tante sendiri lupa!"desis chika.

"Ha, tante chika?"gumam ara bingung, mata sipit ara kembali menatap intens wajah chika.

"Kok cantik?"

Bocil [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang