3

2.7K 219 5
                                    

🌊

"Bookk! Kakakmu ada di depan!" Sea yang baru saja menormalkan nafasnya karena berlari segera memukul pundak Book dengan semangat.

"Hah? Sedang apa Hia Jim kesini??!" Book yang belum rampung memasukkan buku-bukunya ke dalam tas segera mengikuti Sea ke arah balkon kelasnya yang berada di lantai tiga.

Benar saja. Sosok lelaki tampan berkacamata hitam terlihat sedang bersandar pada mobilnya.

Figur lelaki itu nampak sempurna hingga berhasil mengumpulkan beberapa kerumunan siswa-siswi di sekitar sekolah Sea.

Bahkan tak sedikit dari mereka yang seharusnya sudah berhamburan ketika mendengar bel pulang sekolah malah mengurungkan niatnya dan berkumpul di balkon untuk memandangi ciptaan Tuhan yang terlalu indah disana.

Si pencuri perhatian malah dengan cuek mengedarkan pandangannya ke beberapa siswa-siswi seperti ia sedang mencari sesuatu. Yang dipandang tak sengaja pun berteriak histeris seakan lelaki itu sedang menggoda mereka.

"Aduh. Buat apasih ia kemari. Aku tak suka jika orang-orang tahu aku memiliki kakak sepertinya." Book memaki pelan saat melihat rekan sekolahnya sudah hampir seperti melihat idola.

"Iya! Aku juga tak suka jika orang lain melihat keindahan pujaan hatiku!" Gumaman Sea berhasil membuatnya ditoyor oleh sang sahabat. Tentu saja yang ditoyor hanya terkekeh pelan seakan kalimatnya tak pernah salah.

"Seaa. Kau sahabatku, bukan?" Mendadak Book memegang pundak Sea dan menatapanya penuh harap, disertai dengan keimutan yang membuat Sea menghela nafasnya.

"apa yang kau inginkan?"

"Kau tahu jika hari ini kita ada jadwal melihat pertandingan final basket tim sekolah kita, bukan?"

Sea mengangguk perlahan.

"Kau tahu aku sudah menantikan hari ini. Kau tahu aku sangat menyukai dan akan selalu loyal mendukung tim basket sekolah kita. Apalagi jika tim sekolah kita berhasil maju ke babak final se Thailand, maka dari itu pertandingan ini tak boleh terlewat, bukan?"

Sea hanya membalas dengan mengangguk pelan.

"Kau tahu jika Hia jimmy sampai menjemputku ke sekolah, itu tandanya ia akan merepotkanku, bukan?"

"Lantas?"

"Pulanglah bersamanya. Gantikan aku."

"Hah?!? Tapi aku juga mau mendukung sekolah kita!" Sea mulai menepis tangan Book.

"Yaakk! Bukankah kau sangat menyukai Hia jim? Ini kesempatanmu berdua dengannya."

"Ta..tapi.."

"Lagipula jika teman-teman tahu ia kakakku, mereka akan menanyakan soal Hia Jimmy dan bahkan akan memaksa untuk bermain kerumahku agar bisa melihat Hia Jimmy. Apa kau mau???"

"Hah?! Tidak. Hia Jimmy hanya milikku."

"Maka dari itu, pulanglah dengan Hia Jimmy."

"Ka..kalau Hia Jimmy menolak bagaimana? Aku bisa malu. Disana banyak sekali orang yang memperhatikannya. Dia bahkan tak mengingat namaku."

"Tidak akan. Walau brengsek, Hia Jimmy takkan melakukan hal itu."

Sea terlihat berpikir disana. Di satu sisi, ini adalah kesempatan emas untuk diantar pulang oleh sang pujaan hati. Disisi lain, jiwa loyalitas Sea akan tim sekolahnya juga meraung ingin pergi.

"Aku akan merekam pertandingannya untukmu."

Sea menoleh ke arah Book, "janji?!"

"Janji."

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang