25

2.9K 241 12
                                    

🥑

Sea memaki dalam hati berpuluh kali.

Air pada pelupuk matanya siap terjun payung jika ia sudah tak mampu membendungnya lagi.

Kakinya yang gemetar pun masih kuat berlari sekuat tenaga tak tentu arah.

Yang ia pikirkan hanya menjauh dari lelaki yang tak pernah absen dalam mimpi buruknya.

Sea tak tahu jika kadar bencinya pada seseorang mampu membuat perutnya terasa mual hanya dengan memandang wajah orang tersebut.

Terlarut dalam kesibukannya melarikan diri, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Sea dengan menghadangnya hingga ia menghentikan langkah.

Tentu saja Sea tahu siapa pemilik mobil itu.

"Tak usah jadi pahlawan kesiangan." Desis Sea pada Jimmy saat lelaki itu keluar dari dalam mobil dan menghampirinya.

"Masuk."

"Tidak."

"Masuk."

"TIDAK!."

"Sea, masuk." Suara Jimmy yang lembut tetap terdengar tegas di telinga Sea. Lelaki itu sedang menahan pintu mobil yang ia buka dengan manik yang tak lepas dari pria dihadapannya.

Walau mendengus sebal, Sea menuruti kalimat Jimmy pada akhirnya.

Tentu saja Sea mengesampingkan gengsi karena jujur saja ia takut tersesat jika terus berlari tak tentu arah.

Pun Jimmy segera menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah kemudi.

Mobilnya kini melesat cepat di tengah jalanan yang tak begitu ramai.

Di dalam sana terbalut oleh sunyi yang hanya bersuarakan pada dashboard.

Dan pada tempatnya, Sea berusaha mengatur kembali nafasnya yang sempat habis.

Entah mengapa saat bersama lelaki di sebelahnya itu, ia merasa sedikit tenang saat ini.

🥑

Jimmy menghentikan mobilnya pada sebuah cafe yang tampak asri.

Masih tidak berkata apapun, ia memilih untuk segera keluar dari mobilnya dan mengetuk kaca Sea agar pria itu mengikutinya.

Sea yang sedang malas melakukan apapun itu lebih memilih untuk bersandar, melipat kedua tangannya di depan dada dan menutup mata.

Tentu saja Jimmy tidak menerima pemandangan yang disaksikan.

Lelaki itu segera membuka pintu mobil dan membuat Sea terpaksa untuk tidak menutup matanya kembali.

"Aku sedang malas makan atau apapun itu."

"Aku juga malas mencarimu jika kutinggal dan kau hilang lagi."

"Aku tidak akan kemana-mana. Aku lelah setelah berlari. Aku mau tidur."

"Kau bisa tidur di dalam sana. Cepat aku lapar." Kata Jimmy yang kini tengah menarik tangan Sea dengan sedikit paksa.

"Hih!" Sea mendengus sebal, namun tentu kalimat Jimmy diturutinya kembali. Tumben sekali. Saat melangkah menuju cafe yang letaknya sedikit masuk ke dalam, Sea mulai sadar dimana ia berada.

Pemandangan yang dilihatnya sungguh memanjakan mata.

Cafe yang bisa dibilang lokasinya sedikit tersembunyi ini terlihat seperti harta karun yang tak sengaja ia jumpai.

"Woah." Kata Sea yang terlihat takjub hingga matanya berbinar.

Tentu saja Jimmy terkekeh melihat hal itu, karena beberapa menit yang lalu pria di sebelahnya ini sedang memasang tameng tertinggi dan mengeluarkan aura bak pangeran es.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang