10

2.8K 211 7
                                    

🌊

Sudah hampir tiga bulan ini Sea memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan menumpang pada rumah keluarga sang sahabat.

Tentu saja tak sembarang keluar karena Sea sudah mendapatkan izin dari sang ibu mengingat ia begitu tak nyaman jika harus tinggal bersama dengan kekasih ibunya dalam atap yang sama.

Dan ketika Sea sibuk mencari tempat tinggal, ketika itu juga Book dan kedua orang tua sang sahabat menawarkan untuk tinggal bersama mereka.

Awalnya Sea menolak, karena dirinya tak ingin menjadi beban dan merepotkan. Namun karena paksaan dari Book, Naphat, dan Baifern, serta hasutan Book yang mengatakan Sea bisa bertemu dengan Jimmy setiap hari, maka pada akhirnya Sea menerima tawaran baik hati dari keluarga Sahabatnya.

Tentu saja Sea tak ingin tinggal disana dengan cuma-cuma. Walau ditolak Baifern, Sea selalu memberikan setengah uang bulanan yang diberikan sang ibu sebagai pengganti biaya tinggalnya disana.

Walau kini ia semakin dekat dengan Jimmy, tak selalu membuatnya 'dekat' seperti yang Sea bayangkan.

Dekat disini adalah berupa jarak. Ya, Sea saat ini memang tinggal di rumah Book, namun tak berarti hubungannya dengan Jimmy juga mengalami kemajuan.

Terpantau hingga hari ini Jimmy masih mengabaikan pernyataan cinta Sea entah yang keberapa kali.

Walaupun hampir tiap hari Sea menyatakan cinta dan menggodanya. Hampir tiap hari juga Sea berkunjung ke rumah sakit Jimmy hingga bersahabat dengan Off dan hampir seluruh karyawan dan pasien yang ada di sana.

Lelaki itu sungguh tak memandang Sea.

Brengsek memang.

Jimmy mengabaikan perasaan serius Sea dan lebih memilih untuk bermain-main dengan orang asing teman satu malamnya.

Seharusnya malam ini Sea mengistirahatkan otaknya dalam memikirkan Jimmy mengingat ia baru saja bertengkar kembali dengan sang ibu walau komunikasi mereka hanya dari telepon.

Namun jika sendirian seperti ini, pikirannya tak jarang selalu bercabang kemana-mana.

Sea sedang bersandar pada pilar kayu teras rumah Book dan menatap pekarangan keluarga Book yang asing.

Suara serangga yang bermain di malan hari, serta gelapnya malam dan pemandangan di hadapannya tak membuat pria itu takut sama sekali.

Ya, Sea memilih untuk mengangkat telepon dari sang ibu di luar rumah karena jika di kamar ia takut akan membangunkan Book, jika di balkon ia takut akan terdengar oleh Jimmy, dan jika di lantai satu ia takut jika tiba-tiba orang tua Book keluar kamar dan mendapatinya sedang mendesis, berteriak, dan menangis seperti orang gila.

Maka dari itu Sea memutuskan untuk mengangkat telepon dari sang ibu di depan teras. Sea sudah merasa aneh ketika melihat nama ibunya terpampang pada layar ponsel padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam hari.

Ternyata sang ibu mabuk dan memohon untuk merestui hubungannya dan sang kekasih. Karena Sea masih teguh dengan penolakannya, sang ibu kembali mengungkit bagaimana Sea yang tak ingin melihat dan selalu menghalangi kebahagiaan sang ibu.

Konyol memang.

Ibunya selalu menyalahkan Sea untuk kebahagiaannya. Padahal bisa saja ibunya mengabaikan dan segera menikah besok pagi jika ia mau, toh pendapat Sea tak pernah di dengarnya.

Entahlah. Sea lelah.

Entah kenapa hari ini terasa melelahkan bagi Sea. Pun dirinya sedang sensitif hingga tanpa sadar air mata telah jatuh membasahi pipi Sea.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang